Mohon tunggu...
Sausan Khairunnisa Haida
Sausan Khairunnisa Haida Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswa

Soon to be as pioneer of Indonesian Bussiness of Astronomy

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Langit Gelap bagi Kehidupan

5 Desember 2019   22:56 Diperbarui: 5 Desember 2019   22:55 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

-Tanyakanlah pada dirimu, apakah anak cucumu nanti masih dapat menikmati keindahan langit malam?-

Di permukaan Bumi, kita tahu bahwa ada banyak peristiwa atau fenomena yang terjadi dalam kehidupan. Mulai dari kehidupan biota, interaksi sosial oleh manusia, fenomena alam, dan lain sebagainya. 

Berbagai peristiwa tersebut ternyata cukup mengalihkan kita pada suatu naungan yang dimiliki oleh setiap orang. Naungan yang dimaksud ialah langit.

Pada siang hari, kita mendapatkan sumber energi dari suatu objek di langit, yakni Matahari yang dapat menerangi kehidupan. Ketika malam berganti, langit akan menghadirkan Bulan sebagai sumber penerangan, walaupun objek tersebut hanya mendapat pantulan sinar dari Matahari. Selain Bulan, ada berbagai objek langit lain yang sebenarnya dapat dinikmati keindahannya.  

Sejak tahun 1879, Thomas Alva Edison berhasil menemukan lampu untuk menerangi kehidupan. Seiring berkembangnya zaman, jenis-jenis lampu juga ikut berkembang dari segi kualitas bagian dalamnya maupun bagian luarnya. 

Namun, jika diperhatikan lebih seksama, kini keberadaan lampu-lampu telah melebihi dari yang kita butuhkan. Penerangan dimana-mana telah menjadi hiasan di berbagai daerah, khususnya daerah perkotaan.

Menurut sebagian orang, penerangan yang maksimal dapat memberikan keamanan dan menambah keindahan. Namun nyatanya, hal tersebut lebih tepat disebut sebagai polusi cahaya. 

Polusi cahaya merupakan salah satu bentuk polusi akibat adanya cahaya berlebih di luar ruangan yang dilepas ke langit, sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan kecerahan langit malam. 

Menurut International  Dark  Sky  Association (IDA)  dalam  Wu  dan  Wong (2012), polusi cahaya memiliki beberapa tipe, yaitu sky glow-cahaya yang tampak di langit perkotaan akibat cahaya artifisal, glare-cahaya  artifisial  yang  menyilaukan, light  trespass-masuknya cahaya yang tidak diinginkan dan tidak diperlukan dari luar ke dalam rumah seseorang hingga menyebabkan orang tersebut mengalami kesulitan tidur, dan light clutter -- pengelompokan sumber cahaya artifisial yang menyebabkan gangguan penglihatan.

Ilustrasi mengenai pencahayaan yang seharusnya dan yang merupakan bagian dari polusi cahaya. Gambar oleh  Anezka Gocova, dari  "The Night Issue", Alternatives Journal 39:5 (2013)

Polusi cahaya yang tergabung dari keberadaan lampu hotel dan gedung, papan iklan, lampu taman dan konser, serta lampu jalan ternyata memberikan dampak di berbagai aspek, yakni aspek ekonomi, kehidupan biotik, kesehatan manusia, dan perlindungan alam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun