Mohon tunggu...
Saumiman Saud
Saumiman Saud Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

Coretan di kala senja di perantauan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Teroris, Mengasihi Orangnya, Benci Tindakannya

16 Mei 2018   01:33 Diperbarui: 16 Mei 2018   02:00 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terorisme itu merusak tatanan hidup ciptaan Tuhan dan hidup manusia , ia tidak boleh ada di Ibu Pertiwi, bahkan dunia juga tidak membutuhkannya. Terroris bukan masalah Agama, karena kita yakin setiap agama mengajarkan kebaikan, tidak ada ajaran agama yang benar mengajarkan orang membenci dan membunuh.  Jika ada agama mengajarkan orang membenci dan membunuh, maka itu agama sesat, hindari dan jangan menganut agama tersebut.

Sulit menditeksi motiovasi seorang Terroris yang nekad dengan bom bunuh dirinya, tetapi yang pasti orang tersebut mesti diamankan. Seorang Terroris sudah pasti berprilaku merusak, otaknya serba seperti sudah dicuci, sehingga mereka tidak takut apapun, termasuk tidak takut mati.  Sejarah mencatat bahwa pelaku teroris bisa berasal dari latar belakang apa saja. Tidak jarang kaum yang disebut radikal itu melakukan tindakan kekerasan berdasarkan keyakinan "agamanya" untuk membasmi "lawannya". Mereka menjalankannya dengan suatu "niat luhur": demi menegakkan kebenaran dan keadilan menurut versi doktrin yang mereka pelajari.

Tugas manusia yang masih "normal" ini tentunya kita tidak membela tindakan Terorris, itu sebabnya maka kita bisa merasa heran jika ada tokoh-tokoh masyarakat bahkan mereka yang berada di badan legislatif aktif, senantiasa membela tindakan Terroris. Orang percaya tidak membenci mereka yang terlibat dalam Terroris, dalam arti orangnya, tetapi kita benci tindakannya. Makanya di Surabaya jika kita melihat anak dari sang Terroris itu terselamat dari bom, kita merasa ini satu anugerah, dengan harapan anak tersebut dapat dibimbing terus dalam ajaran yang benar supaya kelak berguna bagi bangsa dan negara. Yesus Kristus hadir ke dunia ini mengajarkan  kita mengampuni dan berdoa bagi orang-orang yang menganiaya kita (Mat. 5:43-48).

Pengampunan yang diajarkan Tuhan Yesus, bukan hanya dibatasi pada orang yang kepercayaannya sama, tetapi lebih luas dari itu, yakni mengampuni semua orang di dunia ini termasuk mereka yang berada di luar geraja. Kasih Allah yang mengampuni dan memulihkan ini harus ditununjukkan dalam tindakan yang nyata, sehingga dalam keseharian hidup kita, orang sekitar dapat mengalami dan  melihat bahwa Tuhan Yesus benar-benar hidup dalam diri kita. Tuhan Yesus mengasihi kita, termasuk para pelaku tindakan Terroris. Mereka juga adalah ciptaan Tuhan. Cuma mungkin karena sejak kecil didoktrinisasi dengan pengajaran yang salah, maka  Kasih Allah sepertinya samar dalam kehidupan mereka, padahal mereka memiliki hidup, memiliki keluarga, memiliki segala kecukupan, yang semua itu adalah semacam refleksi dari Kasih nyata Tuhan.

Tindakan Terrorisme tidak pernah membawa rasa damai, yang ada malah rasa ketakutan dan rasa curiga satu dengan yang lain.  Coba kita lihat rentetan peristiwa dimulai dari kejadian di rumah tahanan MakoBrimob Jakarta, dilanjutkan dengan peristima pemboman di tiga gereja di Surabaya, ditambah dengan ancaman bom di puluhan titik di Surabaya termasuk yang sempat diselamatkan dan yang belakangan terjadi di parkiran Kantor Poltabes Surabaya.

Sebagai orang percaya kita mesti menjadi peace maker (Pembawa Damai), tetapi melakukan yang terbaik sesuai ajaran kebenaran firman Tuhan. Kita dicipta dan ditempatkan di dunia ini untuk membangun bukan untuk merusak. Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa. (Yakobus 4 :17)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun