Jelas sekali persaingan makin berat, jadi harap para juri amatir yang ada di mana saja yang vote mereka itu harus memasang telinga dengan jeli, pilih yang paling sedikit melakukan kesalahan, bukan karena teman, family, tetangga, karena wajah, karena ras, bukan karena itu, sekali lagi mestinya secara kualitas.
Sudah pasti karena ini adalah kompetisi, maka ada yang menang ada yang kalah. Masalahnya bagaimana kita benar-benar sebagai pemirsa dan juri di rumah bertindak ibarat juri yang benar-benar netral, sehingga yang benar-benar layak menang saja yang berhak menang.  Sekali lagi jangan karena ia teman kita, jadi walaupun suaranya nggak begitu bagus tetap saja kita vote. Kalau kita memakai cara demikian maka yang tidak layak menang juga bisa jura. Sekali lagi tidak gampang bukan? Pemirsa harus benar-benar jujur dalam memilih.
Itu sebabnya, maka jikalau orang Indonesia  menghendaki blantika musik Indonesia itu maju, pilihlah mereka yang bernar-benar berkualitas bukan hanya sekedar popularitas. Sehingga kemudian ke depan kita benar-benar melihat benar-benar bibit-bibit penyanyi itu lahir bukan karbitan atau karena voting, tetapi karena memang kualitas bernyanyinya tidak diragukan. Sekali lagi semuanya tergantung Anda, Anda bebas memilih, tidak ada yang melarang, tidak ada paksaaan, artikel ini hanya sekadar masukan buat kita. Anggaplah sumbangan dari penulis Kompasiana.com, terima kasih.
Media, Selasa 20 Feb 2018
Saumiman Saud,Â
San Francisco