Mohon tunggu...
Satya Dimitri
Satya Dimitri Mohon Tunggu... -

music is the best of me

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pantaskah Gubernur Jakarta Bertindak Otoriter?

27 Maret 2018   16:44 Diperbarui: 27 Maret 2018   18:04 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://cdn2.tstatic.net/tribunnews

"Pemimpin tidak memaksa orang lain untuk mengikutinya -- dia mengundang orang untuk ikut dalam sebuah perjalanan." -- Charles Lauer.

Kutipan diatas sangat  menohok sekali. Karena seharusnya bahwa seorang pemimpin yang baik tidak pernah melakukan suatu pemaksaan. Janganlah memaksa orang lain untuk mengikutimu. Cukup mengundangnya saja untuk mengikuti perjalananmu. Selebihnya, serahkan padanya tentang pilihan ingin ikut denganmu atau tidak. Kebebasan ini akan mendorong dirimu menjadi pemimpin yang baik. Tentunya kata-kata ini bisa diberikan kepada Gubernur Jakarta Anies Rasyid Baswedan yang akhir-akhir ini sangat frontal keras alias terlihat 'kejam' kepada bawahannya.

Seperti kejadian kemaren, sejumlah kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menghadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Senin (26/3) kemarin. Yani membenarkan, dia diarahkan Anies untuk tidak berbicara ke publik soal penutupan Hotel Alexis. "Iya (arahannya seperti itu).

Silakan urusan itu ke beliau ya," kata dia. Anies sendiri hanya tersenyum ketika ditanya wartawan mengapa ia menginstruksikan bawahannya untuk bungkam padahal dia sendiri sulit dimintai keterangan. ( kompas.com ) Sungguh miris sekali, wartawan yang sudah berjam-jam menunggu dan publik berhak tahu apa-apa yang terjadi di Ibukota. Karena semua yang dibicarakan harus pro-rakyat dan tidak menimbulkan polemik. Semenjak bocornya informasi terkait penutupan paksa Hotel Griya Pijat Alexis, pada Kamis (22/3), pasokan informasi di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjadi lebih berkurang. Semua instasi takut salah bicara. Hal ini sangat miris sekali di dunia yang sudah ada kebebasan malah terpenjara bicara.

Bahkan sang wakil gubernurpun tidak luput dari kekejaman sang Pemimpin ini, sang wakilpun tak bisa mengeluarkan statement apapun, jadi semua terporos dan terpusat pada Pak Anies. Contohnya saat ditanya beberapa isu, seperti penutupan Alexis maupun reklamasi, Sandi juga menolak menjawab dan menyebut semuanya akan disampaikan Anies. "Semuanya, itu sudah dikatakan Pak Anies kalau beliau yang mau jawab langsung nanti," kata dia, tanpa menyebut kepastian waktunya (CNNIndonesia.com). semoga Pak Anies cepat sadar dan tidak jahat kepada bawahannya. Karena seharusnya bawahannya adalah saudara atau yang terdekat dengannya yang support dan akan selalu ada untuknya. Bukan Cuma sebatas rekan kerja saja. Semoga Pak Anies segera menyelesaikan polemik ibukota secara jujur dan tidak ada unsur kepentingan lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun