Mohon tunggu...
Agus Setiyawan
Agus Setiyawan Mohon Tunggu... Perawat - Psychiatric Nurses

Psychiatric Nurses, Master of Nursing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemimpin dan Toleransi (Pemimpin Memandang Perspektif Perbedaan)

12 Mei 2024   22:01 Diperbarui: 12 Mei 2024   22:29 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Agus Setiyawan, S.Kep.,Ns )* Dr. Lisa Musharyanti, S.Kep., Ns., M.Med.Ed )**

)* Mahasiswa Magister Keperawatan, Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

)** Dosen Magister Keperawatan, Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Pemimpin adalah seseorang yang keberadaannya sangat sentral di sebuah kelompok, baik besar maupun kecil. Seorang pemimpin dipilih untuk mewakili dalam sebuah komunitas atau "umat" yang memiliki tugas dan amanah yang sangat kompleks. Dalam konteks Islam, seorang pemimpin yang lebih banyak disebut dengan khalifah dan juga ulil amri memiliki tugas yang tidak mudah dengan berbagai macam permasalahan di dalamnya. Menjadi seorang pemimpin tidak harus melulu sebagai seorang direktur, kepala daerah, bupati, gubernur maupun presiden. Secara gamblang, Islam menegaskan bahwa menjadi pemimpin dimulai dari untuk dirinya sendiri dan dimulai dari lingkup yang kecil, seperti keluarga ataupun unit kecil lainnya. Secara terminologi khalifah yang dimaknai dalam Al-Qur'an adalah seseorang yang diberi kekuasaan mengelolah wilayah, baik luas maupun terbatas. Secara historical khalifah merujuk pada konsep kepemimpinan sepeninggal nabi Muhammad SAW dalam agama Islam, khalifah adalah pemimpin yang dibentuk oleh karena kondisi yang dihadapi kaum elit serta masyarakat Islam pada umumnya semakin kompleks, termasuk yang berkaitan dengan kepemimpinan politik masyarakat Islam (Lubis et al., 2021).

Banyak permasalahan yang harus dihadapi oleh seoang pemimpin di sebuah komunitas, dimulai dari masalah kesejahteraan, keadilan, peduli, pemerataan dan lain sebagainya yang memuat tugas pokok fungsi seorang pemimpin. Namun, perlu diketahui bahwa menjadi seorang pemimpin, dalam sebuah institusi misalnya, unit kecil kepemimpinan di sebuah masyarakat, terdapat permasalahan penting yang akan dihadapi oleh seorang pemimpin, yaitu menjadi pemimpin untuk siapapun dengan banyak latar belakang, dalam hal ini adalah latar belakang agama. Sudah tentunya menjadi seorang pemimpin harus dan wajib mengorganisir kepemimpinan dengan perbedaan tersebut. Ia akan tetap melaksanakan kepemimpinan yang adil bagi siapapun. Dibutuhkan toleransi yang kuat dalam menghadapi anggota atau bawahan yang memiliki banyak perbedaan latar belakang agama.

Issue Kepemimpinan dan Toleransi


Pemimpin memandang perlu memberikan kebaikan kepada anggotanya di sebuah organisasi yang dipimpin walaupun perbedaan prinsip keagamaan yang dianutnya. Pada sebuah institusi, peran pemimpin sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan harmonis bagi semua anggotanya. Salah satu aspek penting dari kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempromosikan toleransi beragama, di mana pemimpin tidak hanya menghargai keberagaman agama, tetapi juga secara aktif membangun hubungan yang kuat di antara para pengikut agama yang berbeda. Banyak sekali fenomena di masyarakat tentang peran pemimpin yang sangat diperlukan oleh karena perbedaan agama. Sebagai contoh, terdapat sebuah rumah sakit swasta non Islam yang mewajibkan karyawannya untuk tidak berhijab saat bekerja dikarenakan kepemilikan dan pemimpin yang berbeda keyakinan. Namun disisi lain tetap memberikan waktu dan kewajiban beribadahnya kepada Tuhannya. Atau sebuah institusi yang tetap memberikan nilai toleransi kuat mengenai perbedaan agama dengan tidak memaksakan penggunaan hijab oleh saudara non muslim di sebuah institusi muslim. Seiring dengan berjalannya waktu, kesadaran perbedaan dan keberagaman semakin menunjukkan tantangan bagi pemimpin yang sudah dilaksanakan dengan baik. Sehingga kasus dan isu rasis keagamaan sudah sangat berkurang. Berdasarkan pengamatan penulis mengenai kasus dan banyak isu, sudah dilakukan banyak evaluasi, banyak peningkatan tentang kebijakan dari pemimpin yang bersikap menghargai dan toleransi mengenai agama dan prinsip ajaran yang terkandung di dalamnya. Mereka tetap dapat bekerja profesional sesuai ajaran yang dianut oleh pemimpin yang toleransi dan adil kepada anggotanya.

Pemimpin Rahmatan lil 'Alamin

Pemimpin dan kepemimpinan merupakan sesuatu yang mutlak yang satu di antara berbagai tema sentral dalam perspektif Islam guna mencapai keberhasilan sebuah organisasi, institusi atau kelembagaan komunitas (Mahyudin, 2022). Islam memberikan ajaran yang luhur dalam memandang pemimpin dan kepemimpinan. Islam mengajarkan kedamaian dan rule atau aturan yang baik dalam pedoman memimpin dan bagaimana menjadi seorang pemimpin. Islam hadir menjadi agama yang rahmatan lil 'alamin. Islam Rahmatan lil 'Alamin adalah Islam yang kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam semesta. Konsep tersebut juga dapat diaplikasikan bagaimana seorang pemimpin dapat berpedoman yang rahmatan lil 'alamin, yaitu pemimpin yang memberikan kesejukan, kedamaian dan kebaikan untuk semuanya. Hal tersebut sesuai dengan tauladan rasulullah mengenai konsep kepemimpinan yang memberikan kedamaian yang dalam firman Alah QS Al-Anbiyaa: 107, yang berarti:

 

"Dan tiadalah kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun