Lima Alasan Kamu Harus Menonton Film "Clouds"

LIMA ALASAN KAMU HARUS MENONTON FILM CLOUDS
Satriyani Nur Saputri

Tanggal 2 Maret 2020 lalu, Indonesia secara resmi mengumumkan pasien pertama yang terinfeksi virus corona. Sejak saat itu Indonesia menerapkan berbagai kebijakan yang dirasa mampu menghambat atau bahkan memutus penyebaran virus corona. Salah satunya adalah kebijakan di rumah saja, kebijakan ini mengharuskan seluruh masyarakat Indonesia melakukan seluruh aktivitasnya di dalam rumah saja. 

Objek wisata, supermarket, sekolah, kantor, bioskop, dan tempat umum lainnya sangat membatasi kapasitas pengunjung bahkan ada yang sempat menutup sementara. Bioskop adalah salah satu tempat yang ditutup sementara dan tidak menerima pengunjung demi menekan laju penyebaran virus corona.

Walaupun di saat awal-awal pelaksanaan semua masyarakat patuh untuk tetap berdiam di rumah, tetapi tetap saja kebijakan ini pasti membuat masyarakat lama-kelamaan bosan dan ingin beraktivitas seperti semula. Bioskop yang dahulu sangat ramai dipadati pengunjung yang bahkan rela mengantri dari biskop belum buka, menjadi sepi dan mati tidak ada kehidupan. 

Namun untung saja, beberapa minggu yang lalu, bioskop sudah banyak yang dibuka untuk umum dengan protokol kesehatan yang ketat. Tapi buat kamu yang masih takut bepergian tetapi ingin menonton film terbaru tahun 2020, kamu tetap bisa menonton film tanpa perlu pergi ke bioskop hanya dengan mengunduh aplikasi resmi untuk menonton film seperti Viu, We Tv, Netflix, Disney Hotstar, dan lainnya. 

Nah buat kamu yang perlu rekomendasi film tahun 2020, aku rekomendasiin film Clouds. Film ini tayang 16 Oktober 2020 lalu di platform Disney Hotstar. Digarap oleh Justin Baldoni, film ini sukses membuat penontonnya bercucuran air mata dari awal hingga akhir film. Selain itu,  inilah beberapa alasan kamu tidak boleh ketinggalan menonton film Clouds.

1. Terinspirasi dari kisah nyata
Diangkat dari sebuah memoar berjudul Fly a Little Higher: How God Answered a Mom's Small Prayer in a Big Way yang ditulis oleh Laura Sobiech. Ia adalah ibu dari Zach Sobiech, tokoh utama film ini. memoar ini berisi perjuangan Zach Sobiech melawan penyakit osteosarkoma. Ditangan Justin Baldoni, memoar ini berhasil disulap menjadi sebuah film yang mampu menyajikan cerita Zach Sobiech dahulu.

2. Perjuangan Zach melawan kanker ostesarkoma
Sejak umurnya 14 tahun, Zach telah didiagnosis menderita kanker osteosarkoma. Kanker ini merupakan salah satu jenis kanker tulang yang masih sulit didapatkan obatnya. Telah menjalani 24 kali kemoterapi, belasan kali operasi, dan mendapat dosis obat yang sangat banyak, ia berhasil melawan kanker ini dan sempat dinyatakan bebas kanker. Namun ternyata, di usianya yang ke-17 tahun, ia kembali dinyatakan mengidap kanker osteosarkoma dan sudah memasuki stadium akhir. Dokter pun mendiagnosis hidupnya tinggal 6 bulan saja.

3. Tetap mengejar impian di dalam kondisinya yang semakin lemah
Walaupun dokter telah menjatuhkan diagnosis bahwa hidupnya tidak lama lagi, dia tidak putus asa dan pantang menyerah. Menyadari waktunya semakin singkat, ia lalu berjuang mewujudkan impiannya menjadi musisi. Menggandeng sahabatnya, Sammy Brown, ia membuat sebuah band bernama A Firm Handshake. 

Perjuangannya dimulai dengan pembuatan video di Youtube yang ternyata disukai oleh banyak orang. Hingga suatu hari ia ditawari untuk menajdi penulis lagu di BMI, salah satu perusahaan musik label besar yang berhasil mencetak banyak penyanyi terkenal. Mereka pun semakin dikenal khalayak ramai setelah bergabung dengan BMI. Mereka mulai merilis lagu-lagu mereka seperti Fix Me Up, How To Go To Confession, dan Clouds yang menjadi lagu terakhir Zach.

4. Dibintangi oleh aktor aktris berlatar belakang musisi
Mengangkat drama musikal, pemeran film ini tentu dipilih dari latar belakang musisi. Zach Sobiech dan Sammy Brown merupakan tokoh yang akan banyak menampilkan bakat bernyanyi di film akhirnya diperankan oleh Fin Argus dan Sammy Sabrina Carpenter.