Mohon tunggu...
Satria Imansya
Satria Imansya Mohon Tunggu... Editor - Satria

@SatriaDchll49_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bermimpi

9 Desember 2019   19:36 Diperbarui: 9 Desember 2019   19:49 0
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ini adalah mimpiku!

Mimpi yang telah lama tertanam dalam palung hati. Lama. Ya, lama sekali aku ingin mewujudkannya. Walau aku tahu itu tak semudah membalikan tangan. Harus bermandikan peluh lebih dahulu. Bahkan memandikan darah sekalipun. Tapiku kenapa tidak! Toh, aku meanggapnya sebagai sebuah perjalanan untuk menuju sebuah kesuksesan nanti.

Karena ini adalah mimpiku!

Mimpi seorang penulis yang serba kekurangan dan keterbatasan fasilitasnya dalam menorehkan karya-karyanya ini ingin mewujudkan mimpinya. Mimpi ingin membuat orang-orang lebih banyak membaca karya-karyanya yang berguna dan bermanfa'at bagi orang lain. Memiliki dan menerbitkan yang bernama sebuah buku. Sepele memang! Tapi melihat kondisiku sekarang aku hanya bisa tawwakal dan berpasrah diri kepadaNya sambil berikhtiar. Semampu diriku.

Mimpi!

Ya, mungkin bagi orang lain melihat mimpiku seperti kembang gula-gula (lolypop) seperti yang dinikmati oleh anak-anak kecil. Dijilat, dirasakan lalu habis setelah itu membuat sakit gigi. Halnya jika mimpiku seperti itu. Jika tak tercapai hanya kekecewaan yang didapat. Aku harap hal itu tak pernah terjadi. Dan tak akan pernah! Selamanya. Semoga!

Mimpi. Memang tak semua orang akan mempercayai keberadaannya secara langsung. Adakalanya mimpi dianggap sebagai bunga tidur saja. Setelah siuman lalu hilang ditelan angin kenyataan. Semu. Nisbi. Hilang entah kemana.
 
Aku tak mempermasalahkan itu. Jika memang ada yang memiliki pandangan seperti itu. Dulu aku juga beranggapan seperti itu. Bahkan lebih ekstrem lagi aku mengatakan dan menganggap bahwa mimpi hanya milik orang-orang bersaku tebal. Hartawan. Konglomerat. Sampai para penghamba uang. Namun ketika mimpiku kini telah berwujud kekeliruan itu akhirnya musnah sendirinya sejalan aku makin mantap untuk meyakini mimpi ini. Mimpiku.

Jangan takut bermimpi.

"Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu" (Andrea Hirata)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun