Stasiun TV kini mulai saling berlomba menampilkan tontonan yang diminati oleh masyarakat. Seperti drama korea yang kini mulai ditayangkan di berbagai stasiun TV, bahkan salah satu drama berjudul "Penthouse" akan segera tayang di salah satu stasiun tv.
Drama Korea kini mulai disukai oleh berbagai kalangan. Mulai dari yang tua hingga muda, anak sekolah hingga ibu rumah tangga, dan lainnya. Sedangkan, disisi lain ada sinetron yang juga digemari dikalangan ibu-ibu. Â Lantas, apakah keduanya berbeda?
Jawabannya jelas berbeda. Dari segi pengambilan gambar, kualitas, jumlah episode dan lainnya sangat berbeda dari sinetron Indonesia. Kalau bicara soal kualitas, mari kita buktikan dengan fakta.
Penasaran? Apa yang membuat sinetron Indonesia berbeda kualitasnya dengan drama korea?Â
Yuk simak, ini alasannya.
1. Alur yang bertele-tele
Bicara soal alur, sinetron Indonesia memiliki alur cerita yang cenderung flat dan tidak memiliki arah tujuan yang jelas. Bahasa mudahnya adalah premis yang berantakan. Sedangkan, drama korea cenderung memiliki tujuan yang jelas. Misal, drama "Start-Up" yang memiliki cerita yang sesuai dengan temanya yakni bisnis Start-Up, dan kisah percintaannya juga tidak terkesan dipaksakan.
2. Episode yang tidak masuk akal
Mungkin, kalau ada podcast berisi 1000 episode rasanya tidak akan menjadi masalah. Namun, ketika cerita yang berisi 1000 episode, bagaimana bisa kualitasnya dikatakan bagus?
Sinetron Indonesia cenderung mengikuti rating yang ada, jika rating bagus, ia akan meneruskannya hingga ribuan episode. Padahal, secara gamblang hal tersebut menjelaskan bahwa naskahnya tidak dibuat secara matang sehingga membuat alurnya jadi bertele-tele. Apa iya, sebuah kisah cinta penuh perselingkuhan butuh seribu episode untuk menunjukkan ceritanya? Toh, The World Of Married yang berjumlah 16 episode saja sudah mampu membuat penonton naik turun emosinya.