Mohon tunggu...
Satria Zulfikar Rasyid
Satria Zulfikar Rasyid Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Seorang mahasiswa juara bertahan di kampus! Bertahan gak wisuda-wisuda.. mau wisuda malah didepak!! pindah lagi ke kampus lain.. Saat ini bekerja di Pers Kampus. Jabatan Pemred Justibelen 2015-2016 Forjust FH-Unram Blog pribadi: https://satriazr.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kritik LGBT, Akun Facebook Tere Liye Diblokir

20 Februari 2016   09:51 Diperbarui: 20 Februari 2016   11:11 1886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber Foto: www.newsth.com"][/caption]

Penulis berbakat Tere Liye pada hari kemarin gencar mengkritisi fenomena LGBT, melalui akun facebook terverifikasinya, Tere Liye mengatakan bahwa LGBT merupakan ganggunan jiwa yang dapat menular, diketahui Tere Liye mengutip pernyataan psikiater Dr. Fidiansyah yang sempat menyatakan pandangannya tentang LGBT melalui forum diskusi pada stasiun televisi swasta.

Tere Liye pada jumat kemarin (19/2) mempostingkan status yang berisi pernyataan bahwa LGBT merupakan gangguan jiwa dan dapat menular, segera postingan tersebut dishare oleh ribuan orang, namun beberapa jam kemudian postingan tersebut dihapus oleh facebook. Bukan kali ini saja postingan Tere Liye tentang LGBT dihapus oleh facebook, hari-hari kemarinpun demikian.

Postingan terakhir Tere Liye sedikit berbeda kali ini, yang biasanya dipenuhi komentar para fans, justru kini kolom komentar tersebut tidak berisi komentar satupun dari fans, alasannya diketahui Tere Liye ternyata diblokir untuk mempostingkan tulisan selama 24 jam, sehingga mengahapus setiap komentar dari fans untuk menyampaikan pesan melalui statusnya sendiri, pesan tersebut mengatakan bahwa permohohonan maaf atas dihapusnya komentar-komentar para fans dan informasi bahwa akun itu telah diblokir selama 24 jam karena mengkritisi LGBT.

Melalui pengelola akun Tere Liye bernama Dtl Dtl, Tere Liye menyampaikan pesan pada para fans berisi pemberitahuan pemblokiran temporer pada akunnya.

“Page ini sudah tidak bisa memposting postingan baru hingga 24 jam ke depan. Kami sudah diblock temporer oleh Facebook, kami minta maaf, komen2 kalian di postingan terakhir ini sengaja dihapus, agar informasi ini bisa dibaca yang lain--tidak tertutup oleh komentar lainnya. Selamat berakhir pekan. Gunakan weekend dengan membaca buku2 yang baik, terutama buku agama masing2. Insya Allah, jika kita mau membaca buku2 yang baik, kita bisa punya pemahaman terbaik dalam banyak hal.”

“Page ini masih bisa dibuka, dibaca, di-like tapi kami tidak bisa posting lagi. Facebook mem-block temporer 24 jam. Mereka sepertinya sangat terganggu dengan postingan homo, lesbi dan banci. Hampir semua postingan ttg ini dibumihanguskan di facebook. Tidak usah sedih, marah, itu hak facebook. Dibawa seru2an, asyik2 saja"

[caption caption="Postingan terakhir Tere Liye saat diblokir facebook"]

[/caption]

Facebook Dinilai Tidak Demokratis

Pemblokiran secara temporer akun Tere Liye membuktikan bahwa facebook sendiri tidak demokratis dalam menyikapi kritikan, padahal diketahui bahwa facebook mendukung LGBT dengan alasan demokrasi (karena sudah dilegalkan Mahkamah Agung Amerika Serikat), namun justru facebook sendiri tidak demokrasi dalam menanggapi kritikian yang datang, seharusnya jika mengatasnamakan alam demokrasi maka demokrasi juga dalam menghadapi perbedaan, jika seperti ini maka justru facebook sendiri yang menciderai demokrasi itu sendiri.

Saya sendiri adalah seorang kompasianer yang mendukung hak-hak LGBT untuk bebas dari diskriminasi dan terror terhadapnya, namun bukan berarti saya anti terhadap orang yang kontra terhadap LGBT, tidak bisa kita mencaci dan menyalahi warna biru dengan alasan kita mencintai warna merah, seharusnya facebook berlaku adil terhadap fenomena LGBT yang masih pro-kontra, apalagi akun Tere Liye adalah akun facebook yang penggunanya memiliki yurisdiksi di teritorial Indonesia, jelas harus diketahui bahwa hukum positif yang berlaku di Indonesia tidak melegalkan LGBT, maka tentunya sah-sah saja jika ada yang mengkritisi maupun tidak menerima keberadaan LGBT.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun