Mohon tunggu...
Singgih Swasono
Singgih Swasono Mohon Tunggu... wiraswasta -

saya usaha di bidang Kuliner, dan pendiri sanggar Seni Kriya 3D Banyumas 'SEKAR'. 08562616989 - 089673740109 satejamur@yahoo.com - indrisekar@gmail.com https://twitter.com/aaltaer7

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tidak Bisa Berhitung Dilarang Lewat

5 Maret 2011   22:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:02 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="" align="alignleft" width="130" caption="Traffic Light. dok:google"][/caption]

Kalau pengin sampai disuatu tempat dalam kota maupun kearah luar kota Purwokerto yaa hitung saja jumlah Traffic light alias lampu merah alias lampu abang ijo sebagai patokan arah yang dituju. bagi pengendara baru pernah masuk kota Purwokerto dan tidak bisa berhitung jangan lewat, karena cara ini aku tularkan juga ke pilot2 becak yang nangkring di depan rumah. Semua pengendara kendaraan pasti taulah fungsi lampu abang ijo, ternyata ada manfaat lain, selain mengatur arus lalu lintas (sudah jangan diteruskan nulisnya, langsung bae...) Nah ini Aku lagi narjis..narsis, suka crita pengalaman sendiri lhaa...ini yang ada dalam otak terus printah sama jentik..tik ketik, pasti pakai kata AWALnya kuno yaah... Lhaa iya kalau tidak ada awal mana mungkin ada akhir, jadi nanti paling akhir sebelum penutup, malah bareng penutup crita ini akan diawali AKHIRnya.... Ah sableng jadi ini mau nulis crita apa sech, koq tidak nyambung sama judul...malah mbahas awal dan akhir, pembaca blog ini sudah mahir-mahir jangan disentil..til..i...til, bingung aku katane nulis itu pakai mikir, terus berimaginasi (bener ra ya nulise)...imajinasi, kenapa jadi mbahas ini. Nah ini tidak perlu pakai mikir, imajinasi, eyd.. tapi crita bener, swear... Kebetulan aku punya ortu tinggalnya dipinggir kota dekat dengan batas kota depannya ada jalan raya masuk kota dari arah wilayah timur (contoh: Semarang, Jogya, Solo, dll) mungkin mau masuk kota dan menuju arah barat (Jawa Barat) via jalur tengah, mau tidak mau lewat depan rumah karena ini kesalahan kenapa punya rumah di pinggir jalan raya, jadi salah sendiri di depan rumah ada jalan raya jadi dilewati kendaraan bukan karena ada rumah, sudah jangan dibahas rumah saja masih numpang! Karena salah rumah ditepi jalan raya itu, jadi sering pengendara yang dari luar kota yang mau menuju dalam kota bisa bermacam-macam tujuan, berhenti persis depan rumah (padahal tidak ada tanda berhenti) menanyakan alamat/tempat (contoh paling sering ditanyakan ke Unsoed, Baturaden, Rumah Sakit-sakit dalam kota) dan arah menuju keluar kota (contoh ke Wangon, Cilacap, Ajibarang, Bumiayu), mungkin ada yang membaca ini, terus berpikir: hari gini nanya-nanya kan ada Hp+gps dan  mbah google eart...kan ada pameo: lebih baik nanya dari pada sesat dijalan, tuh pameo ini masih eksis sampai sekarang... Hampir dapat dipastikan dalam 2 minggu ada 2 - 3 kendaraan yang berhenti didepan rumah yang salah letak, terus aku intip eh... lihat kaca depannya kalau sopir dan penumpang saling bertatapan terus diikuti kepalanya goyang kanan-kiri, tatapan matanya sambil lihat kanan-kiri juga karena mengikuti gerak kepalanya, 90% akan menanyakan arah tujuan, entah kemana. Lha..kemana ya belum tahu, tuh orangnya belum turun dari mobil yaa pintu belum mbuka..ada sich yang cuma turunin kaca jendela sambil teriak alias nylonong ngomong saja. Semua aku layani dengan senang, selama itu menanyakan alamat tempat dikotaku, diluar itu tidak aku layani (seperti: tempat esek-esek, tempat yang mudah dirampok, tempat mbuang mayat) dengan satu petunjuk HITUNG LAMPU TRAFFIC LIGHT selamat sampai tujuan, carane: Setiap kendaraan bisa mobil/motor/truk/bus wisata (udah tau...) ini mau jelasin tidak semua kendaraan tapi ini khusunya kendaraan dari luar kota yang baru pernah mau masuk ke arah dalam kota/keluar kota, sudah crita saja carane ngitung: Misale 1: mau menuju arah Baturaden (sing gampang buat conto)h, dari depan rumah (kebetulan ada) bundaran patung Jend. Gatot Soebroto naik kuda diam saja...dari sini (bundaran) ini terus saja nanti ada bundaran lagi disana belok ke arah kanan kiri lurus ikuti terus jalan itu, sampai ketemu traffic light ke 1 terus yang ke 2 belok kanan, terus ada lampu merah ke 3 terus ada lagi ke 4 lurus terus ikuti jalan itu terus ............. sampai tidak? Yaa tidak tahulah, tapi memang itu salah satu jalannya kalau diikuti dan pengendaraanya bisa berhitung yaa sampai, ada sich jalan lainnya kalau lewat jalan lingkar kasihan...jalane rusak berat. Misale 2: menuju keluar arah kota Ajibarang  (sing gampang buat contoh) via lingkar kota (bisa juga lewat dalam kota), dari bundaran ini terus nanti ada bundaran lagi depan sana, terus saja ikuti jalan yang mengarah kiri lurus sampai ketemu traffic light ke 1, ke 2, nanti ada bundaran lagi, terus saja itung lagi lampu merah ke 3, ke 4 dan ke 5 belok kiri terus jalan itu ikuti terus, selepas lampu merah ke 5 sampai kota Ajibarang tidak ada lagi traffic light, jadi kalau ada kota lagi ada ada lampu merah pertigaan yaa itu Kota Ajibarang. Lhaa kasian tuh pengendara nanti dijalan ngitung lampu abang ijo...kalau salah hitung bagaimana? Kalau pengendara pintar yaa balik lagi hitung ulang, terus kalau bukan lampu abang ijo buat penunjuk jalan terus apa? Nama2 desa yang dilalui kapan nyampainya nanti setiap desa berhenti nanya desa berikutnya. dan tidak lupa aku ucapkan kata-kata HATI-HATI DI JALAN... Contone 2 saja cukup. ada yang tanya (GR nih..) jadi tukang crita ini setiap hari setiap detik kerjaannya nongkrong didepan rumah, kurang kerjaan yaa.. yaa iyaa lah...wong dipinggir jalan raya kerjaanku nunggu warung makan mbok ada yang mampir beli, dan itu kesalahan besar si jalan raya melewati depan rumah, maka aku mbukak warung makan dipinggirnya, jadi jangan salahkan bunda eh warungku... Salam damai Catatan: nama warung tidak aku cantumkan, nanti dikira pasang iklan....tuh diatas daftar jualane.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun