Mohon tunggu...
The Sas
The Sas Mohon Tunggu... Seniman - Si Penggores Pena Sekedar Hobi

Hanya manusia biasa yang ingin mencurahkan apapun yang ada dalam isi kepala

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Christian Eriksen: From Zero to Hero

11 Mei 2021   08:07 Diperbarui: 11 Mei 2021   08:10 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak semua pesepakbola itu langsung bisa beradaptasi dengan lingkungan bermain yang baru. Mungkin sedikit bintang yang berhasil, salah satunya Cristiano Ronaldo. Dari Premier League bersama MU, doi tetap bisa mempertahankan kehebatannya saat pindah ke raksasa Spanyol., Real Madrid, dan kini di Italia bareng Juventus. Yang gagal nyetel juga banyak. Dimasa lalu ada Michael Owen. Di Liverpool dia merupakan striker hebat, tapi begitu pindah ke Madrid jadi gagal bersinar. Kemudian ada Andry Shevchenko yang begitu garangnya jadi penyerang di AC Milan, tapi melempem saat hengkang ke Chelsea. Idem dengan rekannya di Rossoneri, Kaka saat memutuskan pindah ke Madrid.

Begitu pula Christian Eriksen yang sempat dicap sebagai transfer gagal Inter Milan. Bersama Tottenham Hotspur, ia disebut-sebut sebagai salah satu gelandang terbaik di Inggris. Selama tujuh tahun di Tottenham (2013-2020), ia bermain dalam 255 laga dan mencetak 51 gol. Sejatinya Eriksen akan bebas transfer dan bisa didapat gratis pada akhir musim 2019-2020. Tapi tak mau ambil resiko bersaing dengan klub-klub lain yang nantinya bakal terjadi perang harga, Inter pun menggaet Eriksen pada 28 Januari 2020 dengan mahar 20 juta euro.

Namun apa yang terjadi? Pemain asal Denmark itu kesulitan beradaptasi dengan gaya bermain Italia yang penuh taktikal. Karakternya tidak cocok dengan skema 3-5-2 yang menjadi andalan pelatih Antonio Conte. Seakan Eriksen jadi pembelian sia-sia bagi Nerazurri. Legenda Inter, Giuseppe Bergomi bahkan tak ragu mengkritik dan menyebut Eriksen sebagai biang kegagalan La Beneamata meraih scudetto 2019-2020 karena membuat Conte harus menyesuaikan taktik dengan kehadiran mantan pemain Ajax tersebut.

Sepanjang 2020 menjadi tahun yang berat buat Eriksen. Ia jarang dimainkan oleh Conte seiring moncernya Nicola Barella, Marcelo Brozovic, dan Arturo Vidal. Walaupun diberikan kesempatan bermain, itupun hanya beberapa menit menjelang laga usai yang seperti "penghinaan" bagi pesepakbola berpengalaman seperti dirinya. Eriksen jadi seperti kehilangan kepercayaan diri. Raut wajahnya tak bahagia. Bahkan ketika Inter meraih kemenangan, Eriksen ogah merayakan bersama rekan-rekannya. Ia memilih menepi.

Waktu Eriksen di Inter sepertinya tak lama lagi. Apalagi CEO Giuseppe Marotta sudah memasukkan nama Eriksen dalam daftar jual pada Januari 2021. Namun itu tidak mudah. Dimasa pandemi sekarang, menemukan klub pembeli tepat dengan harga yang pas tentu perkara sulit.

Sampai akhirnya Eriksen menemukan momentum terbaiknya. Itu terjadi pada perempat final Coppa Italia (26 Januari 2021), Inter versus AC Milan. Skor sama kuat 1-1 dan tampaknya menuju babak perpanjangan waktu. Eriksen (seperti biasa) baru masuk dimenit ke-88, menggantikan Brozovic. Tapi tendangan bebas Eriksen diinjury time (90'+7') secara dramatis berbuah gol hingga mengubah kedudukan menjadi 2-1, dan mengantar Inter ke semifinal.

Gol dalam laga tersebut kemudian mengubah segalanya. Eriksen tak jadi dijual Inter. Dalam laga-laga selanjutnya, Eriksen mulai dipercaya Conte menjadi starter. Ia menyingkirkan posisi  pemain "kesayangan" Conte, Arturo Vidal yang kerap tampil angin-anginan dan kena cedera. Gelandang Timnas Denmark itu kembali mendapat respek dan menemukan kepercayaan dirinya, sehingga mampu unjuk kualitas di lini tengah Nerazurri. 

Beberapa kali Eriksen menjadi pahlawan bagi timnya. Pada pertandingan Serie-A pekan ke-31 melawan Napoli (19 April 2021), gol Eriksen dimenit ke-55 menyelamatkan Inter dari kekalahan (skor akhir 1-1). Lalu turut menyumbang satu gol untuk kemenangan 2-0 atas Crotone pada pekan ke-34 (1 Mei 2021), hingga pasukan Conte dapat menyegel gelar scudetto musim ini.

Sempat tidak betah dan ingin pindah, kini Eriksen mendapatkan senyum kebahagiaan di Inter.

(Bangka, 11 Mei 2021)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun