Mohon tunggu...
The Sas
The Sas Mohon Tunggu... Seniman - Si Penggores Pena Sekedar Hobi

Hanya manusia biasa yang ingin mencurahkan apapun yang ada dalam isi kepala

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Andai European Super League Terjadi

26 April 2021   14:42 Diperbarui: 26 April 2021   14:50 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buntut dari protes besar-besaran terutama dari kelompok suporter masing-masing tim, akhirnya dalam waktu 48 jam banyak klub pendiri yang kemudian meminta maaf dan memutuskan untuk menarik diri dari ESL.

Mungkin kesalahannya, berita pengumuman ESL itu langsung tiba-tiba tanpa adanya sosialisasi. Ke-12 klub raksasa itu tidak mempertimbangkan pendapat para pemain, manajer, dan suporter. 

Jadi wajar mereka marah. Nah, pertanyaannya: bagaimana nanti bila sudah ada sosialisasi dan akhirnya para fans menyetujui ESL demi kebaikan klub favorit mereka?

Akibat dari pandemi memang meluluhlantakkan perekonomian dunia, termasuk sepakbola. Salah satu pemasukan utama klub yakni tiket penonton menjadi nihil, karena para suporter dilarang masuk stadion dengan alasan protokol kesehatan. 

Jangan tanyakan klub kecil, klub besar pun kelimpungan dengan hutang mereka yang menggunung "lebih besar pasak daripada tiang". Belum lagi membayar transfer dan gaji pemain, apalagi bintang top yang bayarannya selangit, sehingga dibuatlah kebijakan pemotongan gaji. 

Jika situasi tak juga membaik, sementara finansial makin jeblok, bisa-bisa kedepan bakal ada klub yang bangkrut. Sekarang saja ada pemilik klub besar yang menawarkan sebagian sahamnya untuk dijual.

Entah benar atau tidak, Florentino Perez meyakini bahwa inisiatif ESL yang digagas mereka adalah upaya untuk menyelamatkan sepakbola pasca kesulitan ekonomi akibat pandemi. 

ESL diklaim akan menawarkan hadiah finansial yang jauh lebih menguntungkan ketimbang sistem yang ditawarkan oleh UEFA saat ini. 

Rencananya ESL akan melibatkan 20 tim dalam sebuah format liga (kandang-tandang). Menariknya, 15 dari 20 tim tersebut adalah anggota permanen kompetisi ini dan tidak akan degradasi. Adapun lima tim tersisa akan dirotasi tergantung performa.

Mari kita berkhayal andai ESL terjadi. Para petinggi 12 klub pendiri tetap nekat membangkang dan tak menghiraukan ancaman UEFA dan FIFA. Lalu klub-klub raksasa itu dijatuhi sanksi tidak boleh bermain di kompetisi domestik negara masing-masing, kemudian para pemainnya dilarang tampil di Piala Eropa dan Piala Dunia. 

Pertanyaannya sih simpel: siapa yang mau menonton liga tanpa kehadiran klub-klub top tersebut? La Liga tanpa kehadiran Real Madrid, Barcelona, dan Atletico Madrid adalah mustahil. Premier League tanpa adanya "The Big Six" (MU, Liverpool, Chelsea, City, Arsenal, dan Tottenham) apalah artinya. Serie A tanpa trio Juventus, Inter Milan, dan AC Milan pasti hambar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun