Mohon tunggu...
Ilkhas Suharji
Ilkhas Suharji Mohon Tunggu... Administrasi - Pemuda Wonosobo yang mempunyai motto Progresif Kontributif dan Inspiratif

Bagaimana jika tangan dan lidah kita abadi?

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PMII (Insan Ulul Albab): Berfikir Ilmiah, Berilmu Amaliah, Beramal Illahiah

14 Maret 2019   14:03 Diperbarui: 14 Maret 2019   14:07 1308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sering kita mendengar istilah ulul albab di dalam PMII, baik ketika berdiskusi, membaca, ataupun mendengarkan penuturan pembicara. Namun banyak juga yang kurang begitu paham apa makna dari istilah tersebut, padahal ulul albab itu sendiri juga termaktub dalam Anggaran Dasar PMII BAB IV Tujuan dan Usaha, Pasal 6 Usaha poin ke-2 yaitu: 'Melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam berbagai bidang sesuai dengan asas dan tujuan PMII serta mewujudkan pribadi insan ulul albab'.

Jadi, apakah arti ulul albab itu?

'Ulul Albab' disebutkan dalam al Quran sebanyak 16 kali. Ulul albab dengan dhammah atau 'di depan' disebut tujuh kali yaitu dalam surat Al-baqarah:269, Ali Imran:7, Ar-ra'du:19, Ibrahim:52, Al-zumar:9&18, dan Shad: 29. Manakala ulil albab dengan fathah atau 'di atas' disebut sebanyak empat kali yaitu dalam surat Al-baqarah:179&197, Al-maidah:100, dan At-thalaq:10. Dan dengan kasrah atau 'di bawah' disebut lima kali yaitu dalam surah Ali imran:190, Yusuf:111, Shad:43, Al-Zumar:21, dan Al-mu'min:54. Dalam terjemahan ayat-ayat tersebut Ulul Albab artinya orang-orang yang berakal budi dan berpikir, yaitu kelompok manusia yang menjadikan kisah silam sebagai pengajaran dan iktibar untuk memperbaiki diri dan meningkatkan taraf kehidupan supaya mereka mencapai kejayaan dengan petunjuk Ilahi.

Sebagai kader ulul albab di dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Maka setiap hari harus senantiasa memperbaiki diri dalam rangka pembentukan pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah Swt., berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggungjawab mengamalkan ilmunya, dan berkomitmen memperjuangkan nilai-nilai kemerdekaan Indonesia. Selalu memperbaiki diri secara kontinyu dan istikomah (improvisasi diri) adalah kewajiban seluruh kader, sehingga apa yang telah dijadikan sebagai tujuan mulia PMII nantinya bisa tercapai secara nyata.

Perlunya memperbaiki mental berani berfikir kritis, bertindak transformatif serta berpartisipasi aktif dalam kontribusi terhadap lingkungan sosial harus segera kita genjot lebih keras lagi. Salah satu diantaranya adalah dengan menggunakan prinsip berfikir ilmiah, berilmu amaliah, dan beramal illahiah. Mari kita bedah satu persatu dari ketiga prinsip tersebut.

Berfikir Ilmiah

Sebagai mahasiswa yang merupakan salah satu elemen akademis formal dalam kancah pendidikan, maka sekiranya harus bisa berfikir secara ilmiah. Maksudnya, berarti kita harus membiasakan diri untuk berfikir secara radikal (mengakar), universal (menyeluruh) dan utuh, sekaligus bisa menyampaikan (mentranformasikan) pemikiran kita secara gamblang dan detail, sehingga bisa masuk akal ketika pemikiran ditangkap oleh oranglain, serta kita bisa mempertanggungjawabkannya dengan cara pembuktian empiris melalui teori-teori yang mendukung pemikiran kita.

Sebagai contoh, ketika kita ingin meyakinkan bahwa Al-Qur'an adalah sumber segala ilmu pengetahuan. Maka kita harus bisa menjelaskannya secara ilmiah, dengan cara mengaitkan pembuktian-pembuktian ilmiah (sains) yang telah diteliti dengan ayat-ayat yang menjelaskannya di dalam Al-Qur'an. Sehingga orang di luar islam pun bisa memahami dan mempercayai bahwasannya Al-Qur'an memanglah patut untuk dijadikan pedoman hidup manusia.

Berilmu Amaliah

Ilmu yang tidak diamalkan berarti merupakan kesia-siaan, sedangkan amal yang tanpa dilandasi ilmu akan ditolak oleh Allah. Contoh kesia-siaan ilmu yang tidak diamalkan adalah apabila kita telah tahu bagaimana cara shalat beserta syarat rukunnya tetapi enggan melaksanakan shalat sebagaimana keseharusannya, berarti yang kita dapatkan hanyalah dosa -serta sia-sialah ilmu yang telah kita dapatkan. 

Sedangkan contoh ditolaknya amal tanpa landasan ilmu semisal kita melakukan shalat tetapi tidak tahu ilmu serta syarat rukunnya shalat, maka gerakan jungkir balik kita akan ditolak sebagai ibadah shalat oleh Allah -kalau ibadah niat hanya Allah yang tahu. Maka dari itu, ketika kita mempunyai ilmu hendaknya punyailah ilmu yang bisa diamalkan secara nyata, bisa dilakukan untuk menjadi ladang ibadah bagi diri kita.

Beramal Illahiah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun