JAKARTA SELATAN - Puluhan relawan Gerakan Sosial dan Kemanusiaan turun langsung ke jalan-jalan di wilayah Jakarta Selatan untuk membagikan nasi bungkus kepada masyarakat kurang mampu, Senin (17/6/2025). Aksi bertajuk "Satu Senyuman Seribu Arti" ini menyasar pedagang kaki lima, pekerja ojek daring, dan warga yang kesulitan memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.
"Krisis kemanusiaan tidak dapat diselesaikan hanya dengan wacana dan kebijakan dari balik meja. Perlu aksi nyata yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat," ujar Ketua Pelaksana Lalu Ferdi Alamsyah di lokasi kegiatan.
Solidaritas Lintas Organisasi
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari berbagai organisasi kemanusiaan, mulai dari Sako Pramuka Pandu Ma'arif NU, Yayasan Cahaya Mustika, Wiratama, hingga kontribusi sukarela pengurus Komisariat PMII STFI Sadra. Semangat solidaritas tinggi terlihat dari antusiasme semua pihak yang terlibat.
Para relawan tidak hanya membagikan makanan, tetapi juga meluangkan waktu mendengarkan keluh kesah warga. Banyak cerita miris yang mereka temukan, seperti pekerja yang terpaksa bekerja di gorong-gorong demi bertahan hidup.
Program Rutin Setiap Bulan
Sekretaris Pelaksana Rizki Mustika Amelia mengungkapkan, gerakan ini akan menjadi program rutin bulanan di seluruh wilayah Jabodetabek. "Tahap awal ini kami lakukan dalam skala kecil untuk mengukur efektivitas. Ke depan akan diperluas menjadi gerakan sosial berkelanjutan," jelasnya.
Menurutnya, gerakan ini lahir murni dari kesadaran moral aktivis sosial yang meyakini pangan sebagai hak dasar setiap manusia. "Kami bergerak bukan karena program pemerintah, tapi dorongan nurani untuk hadir di tengah masyarakat terpinggirkan," tegasnya.
Tindakan Nyata, Bukan Sekadar Statistik
Para aktivis menekankan pentingnya pendekatan langsung kepada masyarakat ketimbang mengandalkan data statistik semata. Mereka ingin memberikan sudut pandang baru bahwa krisis kemanusiaan harus dihadapi dengan keberpihakan nyata.
"Kemanusiaan harus diwujudkan dalam tindakan nyata---memberi ruang, mendengar jeritan, dan menjawab kebutuhan mereka yang diabaikan. Memperjuangkan hak atas pangan bukan hanya soal kebijakan, tetapi soal keberpihakan dan kepekaan terhadap sesama," kata salah satu aktivis.
Gerakan ini diharapkan dapat menjadi penggerak harapan di tengah hiruk-pikuk ibu kota yang menyimpan banyak permasalahan sosial. Satu senyuman kecil, menurut mereka, bisa membawa seribu arti bagi mereka yang tengah berjuang melawan kesulitan hidup.
Jakarta, 17 Juni 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI