Mahasiswa Gizi Universitas Airlangga (UNAIR) kembali mencetak prestasi dengan menciptakan inovasi makanan sehat yang diberi nama Tteokrangki. Berbasis jajanan khas Korea Selatan, tteokbokki, inovasi ini menggunakan tepung porang sebagai bahan utama pengganti tepung beras, sehingga menghasilkan produk yang lebih sehat dan kaya serat. Produk ini telah berhasil mendapatkan sertifikasi dan didaftarkan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagai Karya Ilmiah ciptaan yang dipatenkan. Berikut merupakan Tim Inovasi Tteokrangki:
- Sukma Amelia NIM. 102111233021
- Sasha A. Ramadhan NIM. 102111233023
- Tsabitah Tamhida Salsabila NIM. 102111233032
- Zalfa Imtinan Putri NIM. 102111233039
- Adelia Listy Nursabrina NIM. 102111233061
Melalui wawancara dengan salah satu anggota tim inovasi, terungkap bahwa misi utama pengembangan Tteokrangki adalah mengatasi masalah obesitas di kalangan remaja Indonesia. "Kami ingin memberikan opsi jajanan yang tidak hanya enak, tetapi juga sehat. Dengan mengganti tepung beras menjadi tepung porang, kandungan serat di dalam tteokbokki meningkat signifikan, sementara kalorinya berkurang. Ini sangat penting untuk mendukung pola makan sehat pada remaja," ungkapnya.
Mengapa Tepung Porang?
Tepung porang, yang berasal dari umbi tanaman porang. Porang sendiri merupakan tanaman umbi-umbian yang memiliki banyak manfaat bagi tubuh terutama pada anak hingga remaja yang sedang berada pada masa pertumbuhan. Porang mengandung 7,65% pati, 2,5% serat pangan, 0,92% protein, 0,02%, lemak, mineral, dan beberapa vitamin yang dapat memenuhi kebutuhan gizi (Aryanti, N., & Abidin, K. Y., 2015). Menurut Muhtadi & Meiliana, S.I. (2022) porang merupakan umbi yang diketahui mengandung glukomanan dalam jumlah yang besar. Kelebihan glukomanan berfungsi untuk meningkatkan fungsi pencernaan dan sistem imun, menurunkan gula darah dan kolesterol, serta membantu menurunkan berat badan. Sehingga dengan dilakukannya modifikasi bahan dengan tepung porang, dapat membantu remaja terhindar dari obesitas.
Remaja menjadi kelompok sasaran utama inovasi ini. Data menunjukkan, angka obesitas di kalangan remaja terus meningkat akibat pola makan tinggi kalori dan rendah serat, serta konsumsi makanan cepat saji. Tim mahasiswa gizi menyadari bahwa tteokbokki, yang populer di kalangan remaja Indonesia berkat fenomena Korean Wave, memiliki potensi besar untuk dimodifikasi menjadi lebih sehat tanpa menghilangkan cita rasa khasnya.
Dukungan Teknologi dan Keunikan Produk
Produk Tteokrangki dikemas menggunakan teknologi vakum untuk menjaga kesegarannya. Dalam satu paket, konsumen akan mendapatkan tiga komponen utama, yaitu kue beras (garaetteok), saus pedas manis khas Korea (gochujang), dan taburan biji wijen. Semua bahan dikemas terpisah untuk memastikan kualitasnya tetap terjaga hingga sampai di tangan konsumen.
Dengan penggunaan tepung porang, garaetteok memiliki tekstur kenyal yang tidak kalah dari versi asli berbahan tepung beras. Selain itu, saus gochujang telah disesuaikan agar memiliki kandungan gula lebih rendah, tetapi tetap menawarkan sensasi rasa manis pedas yang autentik.
Daya Saing dan Harapan Masa Depan
Sebagai inovasi makanan berbasis pangan lokal, Tteokrangki menawarkan keunggulan yang tidak dimiliki produk serupa di pasaran. Tepung porang tidak hanya memberikan nilai tambah dari segi gizi, tetapi juga mendukung pemberdayaan petani lokal yang membudidayakan tanaman porang. Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pola makan sehat, tim mahasiswa optimis bahwa produk ini akan diterima luas oleh pasar.