Bangsa Indonesia saat ini sedang menuju bonus demografi tahun 2030 dimana penduduk usia produktif yang akan memimpin di masa depan. Untuk mempersiapkan pemimpin yang baik di masa mendatang perlu dilakukan dari sekarang seperti pola hidup yang sehat, pendidikan yang baik sampai imunitas supaya sehat lahir dan batin.Â
Imunisasi berhasil menyelamatkan jutaan nyawa dari penyakit menular yang mematikan. Penyakit yang dapat dicegah antara lain difteri, hepatitis B, campak, rubela, polio dan kanker serviks.Â
Menurut WHO saat ini imunisasi dapat mencegah 2 hingga 3 juta kematian setiap tahunnya dan tambahan 1,5 juta nyawa dapat diselamatkan apabila anak yang diimunisasi semakin bertambah.Â
Semua negara di dunia melakukan imunisasi rutin dari Amerika Serikat, China, Jepang sampai Arab Saudi karena terbukti penting aman, penting dan bermanfaat. Hal ini sudah dibuktikan ahli medis yang meneliti manfaat dan keamanan vaksin di berbagai negara.Â
Pencegahan penyakit selain imunisasi dibutuhkan nutrisi yang seimbang, kebersihan, ASI namun akan lengkap dengan imunisasi karena bisa menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu yang bisa menimbulkan kematian atau cacat permanen.Â
Ada beberapa wabah yang terjadi di Indonesia karena banyak bayi dan balita tidak diimunisasi misalnya wabah polio tahun 2005 - 2006 dari Sukabumi menyebar hingga Sumatera Utara mengakibatkan 351 balita lumpuh seumur hidup. Wabah campak dan rubella tahun 2014-2018 sebanyak 57.056 kasus menyebabkan 2853 anak menderita radang paru, 5.706 anak diare, 571 anak radang otak, cacat atau meninggal.Â
Dari kasus tersebut menjadi pelajaran bagi masyarakat bahwa banyak penyakit berbahaya menimbulkan korban yang seharusnya bisa dicegah dengan imunisasi. Sayangnya masih banyak masyarakat menolak imunisasi karena info yang tidak benar.Â
Info tidak benar misalnya vaksin MMR bisa menyebabkan autisme padahal autisme dipengaruhi faktor genetik dan lingkungan bukan karena vaksin. Info lainnya adalah imunisasi dilarang oleh agama karena bahan yang belum halal, padahal dari MUI sudah membolehkan karena jika tidak diimunisasi akan menimbulkan wabah penyakit yang berbahaya.Â
Banyak orang tua masih khawatir jika anaknya setelah diimunisasi akan bengkak atau demam menurut Dr Soedjatmiko dari satuan tugas IDAI mengatakan hal tersebut adalah reaksi wajar, tidak berbahaya dan akan hilang dalam beberapa hari. Bayi yang sedang batuk, pilek ringan, tidak demam dan rewel boleh diimunisasi.Â
Bagaimana jika bayi atau anak terlewat imunisasi? jawabannya ialah segera lengkapi imunisasi tersebut ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat. Jika anak kelebihan imunisasi tidak berbahaya atau tidak menimbulkan dampak tertentu.Â