Setiap tanggal 22 Desember diperingati sebagai hari Ibu di Indonesia untuk menghargai besarnya peranan perempuan bagi sebuah negara. Hal ini berawal pada diadakannya Kongres Perempuan tanggal 22 Desember 1928 di Yogyakarta yang memperjuangkan hak-hak perempuan.Â
Puluhan tahun kemudian perempuan Indonesia kini sudah jauh lebih maju bahkan bisa sejajar dengan laki-laki. Walaupun di sebagian daerah masih banyak ketertinggalan namun semakin banyak perempuan muda inspiratif yang melakukan perubahan yang berdampak secara sosial di masyarakat.Â
Saya sebagai perempuan tentu bangga melihat perempuan Indonesia bisa menjadi tokoh perubahan, ibu yang tangguh, dan pendukung keberhasilan dari laki-laki. Maka saya berpikir wajar jika ada acara apresiasi bagi wanita agar bisa menginspirasi masyarakat membuat perubahan.Â
Keinginan saya pun terwujud saat menghadiri undangan Festival Ibu Hebat pada tanggal 15 November 2018 di Smesco. Acara ini diadakan oleh Komunitas Gerakan Berbagi dan Peduli "Kebaya, Kopi, dan Buku". Tamu  undangan yang hadir pun antusias menggunakan pakaian adat berbagai daerah mulai dari Minang, Bugis, Jawa, dan Papua.Â
Selain menghadirkan berbagai hadiah menarik untuk tamu, senam maumere, pemberian apresiasi Festival Ibu Hebat mengadakan talkshow dengan pembicara inspiratif dari kaum perempuan dan laki-laki.Â
Melihat potensi tanaman bambu yang tumbuh subur dan kurang dimanfaatkan maksimal maka usaha DuAnyam memanfaatkan anyaman bambu untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan di NTT. Â Hasilnya kini DuAnyam dipercaya sebagai merchandise Asian Games dan kongres IMF di Bali.
Â
Pembicara ketiga ialah Deliana Oktaviani dari Women Will Google Indonesia. Google juga memberikan perhatian bagi pelaku bisnis UKM wanita dengan memberikan pelatihan gratis agar bisa memaksimalkan usahanya menggunakan internet. Dengan bantuan teknologi yang semakin berkembang maka usaha yang dijalankan juga menjadi lebih maju.