Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji bagaimana layanan cybercounseling diberikan saat masa pandemi. Hal-hal yang akan dibahas adalah pemahaman tentang cybercounseling, taksonomi bentuk-bentuk konseling online, proses cybercounseling, media cybercounseling serta kelebihan dan kelemahan cybercounseling.
Layanan cybercounseling adalah proses pemberian bantuan psikologis dari seorang konselor yang profesional kepada seorang konseli yang memiliki masalah  dan  tidak  mampu menyelesaikan masalahnya sendiri (Corey,2003).  Selanjutnya Bloom (2004) menyebutkan bahwa layanan konseling cybercounseling adalah salah satu strategi layanan konseling yang bersifat virtual atau konseling yang berlangsung melalui bantuan koneksi internet.
Jadi pelayanan cybercounseling sebagai sebuah alternatif untuk membantu menyelesaikan masalah adalah proses  pemberian bantuan psikologis dari seorang konselor yang profesional kepada seorang konseli yang memiliki masalah dan tidak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri, melalui  bantuan konseling yang bersifat virtual sebagai satu pilihan dari beberapa  beberapa  kemungkinan layanan konseling yang ada untuk mengupayakan  pemecahan  masalah yang dimiliki.
Bloom (2013) menyebutkan bahwa layanan cybercounseling dapat memenuhi empat hal yang harus ada dalam  layanan  konseling  pada umumnya. Berikut ini adalah keempat hal  yang  harus  ada  dalam  konseling pada umumnya:
- The Terapeutic Relationship dalam proses konseling harus terjalin emosi yang positif dan kesadaran menggalang relasi timbal balik dari kedua belah pihak (konselor dan konseli). Â
- Cognitive Insight dalam  proses  konseling  harus tercapai insight secara kognitif. Dari situasi tidak tahu bagaimana menyelesaikan masalahnya, selanjutnya konseli mempunyai ide untuk menyelesaikan masalahnya.
- Affective Experience konseli dapat mengekspresikan emosinya. Dalam cybercounseling, konselor akan meminta konseli untuk melengkapi bahasa tulisnya dengan emoticon sehingga konselor dapat lebih  tepat  dalam  memahami perasaan konseli. Misalnya  ungkapan konseli "waduh...kenapa hari ini hujan"? Dibelakang ungkapan itu, konselor memberi catatan (kecewa).
- Appropriate Client Expectations Proses  konseling  harus  memenuhi harapan konseli.    Kemampuan konselor untuk memfasilitasi konseli mengeksplorasi motivasinya, mengembangkan harapan untuk terbantu dalam proses konseling, dan kooperatif dalam psoses konseling dapat  membuahkan  hasil  yang positif.
KELEBIHANÂ
- Efisien waktu dapat diakses di mana saja pada waktu yang sesuai, diyakini dapat menjangkau individu yang menghadapi hambatan psikologis dan fisik untuk mengakses layanan konseling (Mallen & Vogel,2005). Konseli  hanya cukup melakukan proses konseling di rumah tanpa harus menambah kecemasannya tertular virus.
- Konselor dapat mengjangkau para    konseli     secara     lebih     luas. Â
- Konselor dan konseli  dapat  melaksanakan  konseling  kapan   dan  dimana   saja   atas   dasar kesepakatan  bersama.
- Lebih nyaman Konseli dapat lebih nyaman mengekspresikan masalahnya dalam bentuk tulisan. Banyak peserta didik merasa  diadili,  diinterogasi  saat harus  menceritakan  masalahnya dalam sesi konseling tatap muka.
- Mendapat bantuan tanpa rasa malu Konseli  mendapat  bantuan  untuk menyelesaikan  masalah tanpa diketahui  teman-temannya  sehingga tidak  merasa  kawatir  akan  disebut tidak mampu menyelesaikan masalah secara mandiri oleh teman-temannya.
KELEMAHAN
Kelemahan  dari  penggunaan  cybercounseling  yang  mungkin  terjadi  adalah: Â
- Diagnosis  yang  dilakukan  menjadi tidak  akurat Â
- Penjaminan kerahasiaan dan privasi  konseli  yang  tidak optimal. Â
- Perhatian  yang  diberikan  menjadi  terbatas, terutama  untuk   konseli yang  memiliki  keinginan  untuk  bunuh  diri,  menderita kecemasan dan depresi yang  ekstrim  atau depresi  atau pada konseli yang  sedang berada dalam  krisis.
- Adanya kesulitan untuk memperkirakan dan mengembangkan teknik intervensi yang efektif pada konseli yang sebelumnya belum pernah terlibat dalam konteks konseling tatap muka atau pada konseli dengan kasus yang berat.
MEDIA Â CYBERCOUNSELING
Untuk  mempermudah  memberikan layanan konseling pada masa pandemi, guru BK/konselor di sekolah menggunakan media berbasis teknologi. Beberapa  media  yang  dapat  digunakan  sebagai berikut:
- Chat, Instant Messaging dan Jejaring Sosial Berbagai  aplikasi   dapat digunakan   untuk  chatting,   seperti skype,   messenger,   google   talk,   window live  messenger, mIRC,  dan  juga melalui  jejaring  sosial  seperti facebook, twitter dan myspase  yang  didalamnya  juga tersedia  fasiltas chatting.
- Email merupakan  singkatan dari  Electronic  Mail,   . Â
- Video  conference,  atau  dalam  bahasa  Indonesia  disebut  video  konferensi,  atau pertemuan melalui video. Pertemuan ini dibantu oleh berbagai macam media jaringan seperti telepon ataupun media lainnya yang digunakan untuk transfer data video.
- Website/Situs menyediakan sebuah  alamat situs.  Situs  ini  menjadi alamat  untuk  melakukan  praktik  online. Sehingga  konseli yang  ingin melakukan  konseling online dapat berkunjung ke situs tersebut terlebih untuk  selanjutnya  melakukan konseling online.
- Telephone/Hand Phone salah satu media cybercounseling yang lebih sederhana  dan  dapat  digunakan adalah Telephone atau Hand Phone.  Dimana konselor dan  konseli bisa   tehubung dengan menggunakan perangkat ini.
SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan   di  atas,  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  penerapan layanan  cybercounseling  menjadi  layanan  yang  efektif  dalam  penyelesaian  masalah psikologis dalam masa pandemi COVID-19. Cybercounseling adalah salah satu alternatif yang dipandang cocok dengan situasi Indonesia yang dilanda pandemi COVID-19.  Hal ini tentunya  menjadi  solusi  saat  permasalahan  psikologi  memerlukan  penyelesaian  dengan  segera. Jarak fisik yang diberikan oleh konseling daring memungkinkan kedekatan emosional yang membuat konseli aman dan bebas dari rasa malu dan rasa takut akan tertular COVID-19