Mohon tunggu...
SARIN _NIS
SARIN _NIS Mohon Tunggu... Mahasiswa - hai semua nya :)
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

perkenalkan nama saya SITI ANISA RIZKIANINGSIH.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Karakter Sekolah

20 Juni 2021   16:18 Diperbarui: 21 Juni 2021   12:24 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. pendidikan karakter adalah hal positif yang yang dilakukan guru dan berpengaruh kepada pserta didik yang diajarnya. Winton dalam Muchlas Samani dan Hariyanto (2012: 43) mendefinisikan “pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada para siswanya”.

Ada beberapa penamaan nomenklatur untuk merujuk kepada kajian pembentukan karakter peserta didik, tergantung kepada aspek penekanannya. Di antaranya yang umum dikenal ialah: Pendidikan Moral, Pendidikan Nilai, Pendidikan Relijius, Pendidikan Budi Pekerti, dan Pendidikan Karakter itu sendiri. Masing-masing penamaan kadang-kadang digunakan secara saling bertukaran (inter-exchanging), misal pendidikan karakter juga merupakan pendidikan nilai atau pendidikan relijius itu sendiri (Kirschenbaum, 2000).

Sepanjang sejarahnya, di seluruh dunia ini, pendidikan pada hakekatnya memiliki dua tujuan, yaitu membantu manusia untuk menjadi cerdas dan pintar (smart), dan membantu mereka menjadi manusia yang baik (good). Menjadikan manusia cerdas dan pintar, boleh jadi mudah melakukannya, tetapi menjadikan manusia agar menjadi orang yang baik dan bijak, tampaknya jauh lebih sulit atau bahkan sangat sulit. Dengan demikian, sangat wajar apabila dikatakan bahwa problem moral merupakan persoalan akut atau penyakit kronis yang mengiringi kehidupan manusia kapan dan di mana pun.

Di dalam buku tentang Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences), Daniel Goleman menjelaskan kepada kita bahwa kecerdasan emosional dan sosial dalam kehidupan diperlukan 80%, sementara kecerdasan intelektual hanyalah 20% saja. Dalam hal inilah maka pendidikan karakter diperlukan untuk membangun kehidupan yang lebih baik dan beradab, bukan kehidupan yang justru dipenuhi dengan perilaku biadab. Maka terpikirlah oleh para cerdik pandai tentang apa yang dikenal dengan pendidikan karakter (character education).

Dalam proses implementasi nilai-nilai karakter pada mata pembelajaran PKN, maka hal yang harus dilakukan guru yaitu:

  1. Menyusun perencanaan pembelajaran berbasis karakter. Dalam hal ini guru menyusun pembelajaran dan memasukan beberapa nilai-nilai karakter yang sesuai dan dapat di implementasikan pada pembelajaran yang akan di pimpinnya.
  2. Mempersiapkan sumber belajar, bahan belajar, media pembelajaran, menyeting ruang dan sebagainya sesuai dengan apa yang telah guru tersebut rencanakan.
  3. Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat, dan di dalamnya yaitu mengimplementasikan nilai-nilai karakter yang sudah direncanakan sebelumnya.
  4. Mengevalusi proses pembelajaran yang sudah dilakukan oleh guru.
  5. Mengevaluasi hasil belajar siswa (termasuk nilai-nilai siswa) yang tergambar dari nilai afektif siswa.

Demikian adalah langkah-langkah penerapan yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengimplementasikan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran di kelas.

Simpulan

Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action).

Secara singkatnya pendidikan karakter bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki kemampuan, kemauan,dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan.

Nilai-nilai pendidikan karakter merupakan nilai-nilai yang dikembangkan dan diidentifikasi dari sumber-sumber yang mencerminkan karakter Inonesia, yaitu Agama, pancasila dan UUD 1945 dan diwujudkan berdasarkan ke sebelas prinsip pendidikan karakter.

Nama : SITI ANISA RIZKIANINGSIH

Prodi :  PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

UNIVERSITAS PAMULANG

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun