Literasi merupakan sebuah kemampuan untuk memahami dan mengolah informasi yang telah dibaca dan ditulis. Menurut kamus online Merriam-Webster, literasi ialah suatu kemampuan atau kualitas melek aksara di dalam diri seseorang terhadap kemampuan membaca, menulis dan juga mengenali serta memahami ide-ide secara visual.Â
Pada awalnya literasi ini dipahami pada level baca tulis saja. Sekarang sudah digunakan dalam arti luas, seperti literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, serta literasi budaya dan kewarganegaraan.
Seberapa literatkah kita? Dapat diukur dari cara memahami informasi yang diperoleh. Contoh, sepanjang tahun 2022 Kemdikbudristek telah meluncurkan Platform Merdeka Mengajar (PMM) tepatnya di bulan Februari.Â
Di sana terdapat menu Belajar Kurikulum Merdeka berisi tentang kurikulum merdeka, Kegiatan Belajar Mengajar terdiri atas asesmen dan perangkat ajar, Pengembangan Diri terdiri atas pelatihan mandiri dan komunitas, Mencari dan Berbagi Inspirasi berisi tentang video inspirasi dan bukti karya.
Anjuran untuk mempelajari topik-topik di PMM terkait implementasi kurikulum merdeka sudah digaung-gaungkan saban hari, mulai dari perintah untuk menyelesaikan beberapa topik pilihan lebih dulu, kemudian merambah ke semua topik hingga membuat aksi nyata.Â
Dalam membuat aksi nyata ada berbagai panduan yang dapat dipilih sesuai ketersediaan waktu untuk memudahkan guru. Namun yang terjadi adalah dari 1000 aksi nyata yang divalidasi oleh validator, hanya 5-10% saja yang lulus validasi.
Mengapa demikian? Karena banyak aksi nyata yang sudah diunggah ke PMM belum sesuai dengan panduannya, tidak disertai dokumentasi kegiatan, dan masih banyak yang lupa meminta umpan balik atau refleksi dari audience-nya. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar dari kita masih belum literat sejati, masih rendah kemampuan untuk memahami bacaan.
Sungguh sangat ironis, jika guru sebagai pendidik memiliki kemampuan literasi yang minim, bagaimana hendak men-support peserta didik untuk giat literasi. Oleh karena itu, guru harus memulai dari diri untuk meningkatkan kemampuan literasi, bertekad kuat menyelesaikan pelatihan mandiri. Semua topik tentang bagaimana mengimplementasikan kurikulum merdeka ada di PMM.
PMM hadir sebagai "bestie" bagi guru dan kepala sekolah untuk belajar, mengajar, dan berkarya. Serta sebagai penunjang dalam Implementasi Kurikulum Merdeka agar dapat membantu guru dalam mendapatkan referensi, inspirasi, dan pemahaman dalam tentang Kurikulum Merdeka.
Bertekad kuatlah menyelesaikan topik demi topik hingga membuat aksi nyata. Karena terkadang sebagian orang masih enggan menerima perubahan atau belum bisa move on dari zona nyaman. Kemungkinan karena belum siap ataupun sulit beradaptasi dengan sesuatu pembaruan.Â