Mohon tunggu...
Sari Aryanto
Sari Aryanto Mohon Tunggu... Editor - fiksi diksi kopi, tiga hal yang membuatku lebih hidup

Perempuan biasa yang punya mimpi luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kabut di Perkebunan Teh (3)

27 Agustus 2017   05:51 Diperbarui: 27 Agustus 2017   12:31 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Pak Samsul... pak Samsul... pak Sam..!" tersendat Yuli mengatakan sesuatu sebelum dia jatuh pingsan.

***

Di bale kampung berkerumun warga yang segera saja keluar rumah mencari tahu apa yang terjadi. Kabar bahwa guru desa yang histeria dengan cepat menyebar dan meskipun adzan subuh belum terdengar, warga tetap datang mencari tahu. Yuli yang dibawa ke bale kampung karena pingsan di jalan, dibaringkan di atas tikar, di tengah pendhapa. Mbah Sugi memijat kaki Yuli dengan minyak ramuan, mulutnya komat-kamit merapal doa.Tepat setelah adzan berkumandang, Yuli siuman. Bu Bayan yang dusuk di samping Yuli segera menolongnya duduk, menyodorkan air mineral gelasan dan menyuruh Yuli minum.

"Apa yang bisa kau ceritakan,Nak? Mengapa kau berteriak sepagi itu?" tanya bu Bayan lembut.

Yuli melayangkan memandang ke seluruh ruangan pendhapa bale kampung, mencari sosok Samsul. Hatinya lega saat dia tak menemukan lelaki itu di antara yang hadir. Tangisnya pecah saat menceritakan kembali apa yang dilihatnya tadi. Warga yang berkumpul terkejut dengan apa yang mereka dengar, mereka tidak percaya dengan penyataan Yuli karena Samsul adalah sosok yang dikenal sangat santun dan rajin beribadah, apalagi setahu mereka Samsul dan Yuli merupakan sepasang kekasih.

"Panggil polisi saja Bu! Kita harus buktikan apa benar yang dikatakan bu Guru. Kita tidak boleh menghakimi sebelum adanya bukti!" celetuk Parmo.

"Tapi amankan dulu pak Samsul lho Mas! Jangan sampai dia melarikan diri!" kata seorang pemuda.

"Siap! Kita bagi tugas!"

***

Polisi yang datang segera menjalankan proses pencarian di tempat-tempat yang ditunjukkan Yuli. Mereka menemukan jasad yang dimaksud yang ternyata adalah guru bantu yang diduga melarikan diri karena tidak tahan dengan keadaan desa. Samsul yang diinterogasi terus saja mengelak melakukan perbuatan tak terpuji itu. Sampai saat mbah Sugi datang ke ruangan itu, Samsul terdiam.

"Kandungannya sudah lima bulan saat mbak Suci memintaku menggugurkan kandungannya. Aku menolak dan menyuruhnya mencari bapak dari anaknya. Tapi dua hari sesudah itu, mbak Suci dikabarkan lari karena gaji guru di sini terlalu kecil!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun