Mohon tunggu...
Sardo Sinaga
Sardo Sinaga Mohon Tunggu... Freelancer - IG: @raja_bodat

Pecinta Sejarah dan Ilmu Budaya. Pemula. Menulis Apa Saja Yang penting Tidak Melanggar Hukum.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Dilema Milenial antara Melanjutkan Sekolah agar Dapat Pekerjaan atau Langsung Bekerja Tanpa Sekolah

22 Desember 2021   14:35 Diperbarui: 28 Desember 2021   16:00 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi keresahan milenial | Photo by Tim Gouw from Pexels

Sekolah, sebuah tempat untuk kita mencari ilmu. Melalui sekolah, kita mendapatkan ilmu yang tidak kita dapatkan sebelumnya. Saat ini, kita diminta untuk bersekolah minimal lulus tingkat SMA. 

Bukan hanya SMA, banyak orang yang melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi negeri atau swasta. Orang tua pun banyak yang mengorbankan apapun demi anaknya bisa sekolah setinggi mungkin. 

Ada istilah belajarlah tanpa henti. Itu yang diajarkan orang tua kepada anaknya. Namun bagi masyarakat Indonesia, sekolah merupakan batu loncatan bagi seseorang untuk bisa mendapatkan pekerjaan. 

Semakin tinggi gelar kita, semakin besar peluang kita mendapatkan pekerjaan. Hal itu sejajar dengan banyaknya lowongan pekerjaan yang minimal lulusan S-1 dibandingkan SMA. Istilah ini seakan kita menggeser makna bahwa sekolah menjadi tempat mencari ilmu. 

Namun kita tidak bisa membantah bahwa sekolah tidak menjamin bahwa kita. Banyak orang yang rela sekolah sampai S-1, namun tidak mendapat pekerjaan sampai bertahun-tahun. Ini menggambarkan betapa sulitnya mendapatkan peluang kerja. 

Tetapi ada juga yang sekolah hanya sebatas SMA atau bahkan tidak bersekolah, namun justru mampu membuat peluang kerja. 

Parahnya, orang yang melamar pekerjaan ke tempat orang lulusan rendah adalah orang lulusan S-1. 

Mark Zuckerberg | Ilustrasi gambar diambil dari akun instagram @zuck
Mark Zuckerberg | Ilustrasi gambar diambil dari akun instagram @zuck
Sebagai contoh yaitu pendiri Facebook, Mark Zuckerberg. Awalnya ia menciptakan Facebook hanya untuk komunitas mahasiswa Harvard. 

Saat mengembangkan aplikasi tersebut, ia sempat dikeluarkan atau DO dari Harvard University walaupun gelarnya diberikan oleh Harvard. 

Itu hanya contoh kecil dari banyaknya orang yang tidak lulus sekolah, namun mempunyai kesuksesan yang cukup gila. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun