Mohon tunggu...
Adi Pujakesuma
Adi Pujakesuma Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

KEBENARAN HANYA MAMPU DILIHAT MELALUI MATA KEMATIAN

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perlindungan Keselamatan Anak Sebuah Keniscayaan

24 Mei 2017   11:21 Diperbarui: 24 Mei 2017   11:27 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 (sumber gambar: http://poskotanews.com/)

Dalam proses perlindungan anak, melindungi mereka dari hal-hal yang mengancam keselamatannya menjadi sebuah keniscayaan. Pasalnya telah terjadi berita mengenaskan menimpa seorang bocah berusia 8 tahun bernama Nurfadila. Setelah hilang beberpa hari tepatnya Jum’at, 19 Mei 2017 sempat membuat keluarga panik mencari keberadaan si korban, tetap saja nihil. Akhirnya korban ditemukan oleh sepupu dari A (pemilik rumah) tidak jauh dari rumah korban berkjarak 10 meter.

Diduga Nurfadila telah menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh sepupu pemilik rumah yang berinisial IC. Saat ditemukan korban sudah berada dalam karung, dengan mengenakan baju, namun tidak mengenakan celana dalam.

Mayatnya ditemukan sudah tak bernyawa dibawah ranjang rumah tetangganya di daerah Sungki Kecamatan Kertapati Palembang, Sabtu (20/5/2017). Perlakuan tidak senonoh hingga menyebabkan nyawa seorang bocah perempuan bernama Nurfadila menjadi kewajiban orang tua memproteksi pergaulan ana-anak, agar terhindar dari segala tindak kekerasan terhadap anak susulan. Apa yang terjadi saat kita sebagai orang tua melihat anak usia belia terbujur kaku tak bernyawa?.

Peristiwa pilu ini mengingatkan saya terhadap hari kebangkitan nasional ke-109 baru-baru ini kita rayakan, dimana setiap tanggal 20 Mei, agar rakyat kembali menengok kebelakang moment-moment perjuangan seluruh rakyat Indonesia  dalam menanamkan konsep intelektualitas, bukan malah menanamkan perilaku seksualitas menyimpang menjurus kasar hingga membunuh anak-anak tanpa dosa.

Menurut Kanit. Reskrim Polsek Kertapati Palembang, Ipda M. Uzir, “korban sengaja disimpan pelaku dibawah ranjang yang diduga merupakan ranjang milik pelaku.” Seperti dilansir Tribunnews.com. Pihak polisi mencurigai salah seorang tetangga korban berinisial IC dimana tempat korban ditemukan. IC tinggal bersama sepupunya di rumah tersebut, sekarang pelaku menghilang dan masih dilakukan pengejaran terhadap IC.  Sementara pihak kepolisian setempat menunggu hasil visum dari Rumah Sakit Bhayangkara, apakah Nurfadila menjadi korban kekerasan seksual  atau tidak.

Kebangkitan Nasional ke 109 bukan hanya “retorika” semata setelah itu kita lupa melindungi anak-anak dari incaran predator. Anak tetaplah anak-anak yang tidak tahu nyawa mengancam mereka. Ketidaktahuan anak tersebutlah menjadi tanggungjawab orang tua.

Pada akhirnya negara harus hadir menciptakan rasa aman bagi anak agar dalam situasi centang perenangnya konflik berkepanjangan sekalipun anak-anak dalam situasi aman. Hal ini karena potret penculikan, pemerkosaan yang berujung kematian yang dilakukan orang terdekat termasuk tetangga perlu dipahami sebagai bentuk ketidak matangan pemerintah setempat dalam bertindak mengamankan kampungnya dari sampah masyarakat.

24 Mei 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun