Oleh: Sarah Fitria Suryani
Pandemi Covid-19 di Indonesia memukul hampir semua sektor. Tak terkecuali usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Â
UMKM begitu berperan dalam perekonomian nasional, khususnya di masa Covid-19. Saat ini terdapat lebih dari 64 juta UMKM. Di mana 97 persen dari penyerapan tenaga kerja nasional berbagai cara kreatif dilakukan pelaku usaha agar roda bisnis terus bergulir.
Pandemi Covid-19 berdampak multidimensi pada kehidupan masyarakat, mulai dari kesehatan, sosial, hingga ekonomi. Demi menekan penyebaran virus ini pemerintah pun harus membatasi mobilitas masyarakat dengan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah, sehingga masyarakat dianjurkan untuk lebih banyak di rumah.
Hal ini membuat banyak usaha tersendah hingga akhirnya banyak karyawan yang dirumahkan atau terkena PHK. Bukan cuma perusahaan besar, tapi UMKM pun terpukul. Banyak bisnis yang terpaksa gulung tikar karena sulit bertahan di masa ini.
Meski banyak usaha yang tutup dan karyawan yang terkena PHK, masih ada sebagian yang kreatif dan bangkit membuka usaha baru dengan memanfaatkan kondisi ini.Â
Pemerintah terus mendorong percepatan transformasi digital untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Di tengah pandemi Covid-19, tulang punggung dan penyangga ini dapat menyelamatkan Indonesia dari berbagai masalah ekonomi.
Penggagas Pahlawan Digital UMKM, Putri Tanjung mengatakan bahwa dalam situasi serba sulit saat ini banyak UMKM yang mampu bertahan bahkan penjualannya meningkat karena terhubung dengan ekosistem digital.
perlu ada poin penting yang harus dibangun oleh pelaku UMKM dan pemangku kebijakan terkait yaitu:Â
A. Poin penting pertama yang harus dilakukan UMKM adalah membangun sistem kelembagaan yang kuat sebagai pondasi utama. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengikuti asosiasi atau kelompok usaha. Tergabungnya pelaku UMKM pada suatu kelompok dapat memudahkan perolehan informasi baik dari hulu hingga hilir.
B. Poin kedua yaitu adaptif dengan teknologi. Berdasarkan pengamatan di beberapa wilayah, UMKM yang memasarkan produknya secara daring cenderung tidak mengalami penurunan secara signifikan dan tetap mampu mempertahankan pangsa pasarnya. Hal tersebut karena potensi pengguna internet di Indonesia yang mencapai 196,7 juta jiwa, terang Nurul.