Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki tingkat populasi tertinggi. Memiliki populasi yang tinggi berarti memiliki sumber daya manusia (SDM) yang banyak pula. Sangat disayangkan, tingkat sumber daya manusia yang banyak ini masih belum dapat dioptimalkan. Salah satunya dikarenakan masyarakat Indonesia masih memiliki kesadaran yang rendah akan pentingnya literasi.
Hal ini diperkuat dari adanya hasil riset yang telah dilakukan. Seperti hasil riset World's Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada 2016, Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara mengenai minat baca, tetapi kemudian pada tahun 2020 Indonesia menunjukkan peningkatan dalam Indeks Kegemaran Membaca (IKM) dari yang asalnya hanya 26,5% pada 2016 menjadi 55,74% pada tahun 2020. Sedangkan menurut Program for International Student Assesment (PISA) tahun 2021, Indonesia menduduki peringkat ke-62 dari 70 negara dengan tingkat literasi yang rendah, dengan rasio literasi nasional hanya sebesar 0,09&
Literasi merupakan sebuah kegiatan yang penting dan harus terus-menerus ditingkatkan agar dapat meningkatkan kualitas dari individu. Terlebih pada zaman sekarang, di mana teknologi yang terus menerus meningkat sehingga dibutuhkan keterampilan dan keahlian untuk dapat mengimbanginya. Kegiatan literasi ini juga penting khususnya pada anak karena dapat membantu dalam mengasah kemampuan berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan juga dapat membantu dalam menumbuhkan budi pekerti, sehingga kemudian dapat meningkatkan kualitas dari sumber daya manusia di suatu negara pada masa yang akan datang.
Untuk dapat menyukseskan hal tersebut, tentunya dibutuhkan kerja sama antara guru di sekolah juga orang tua di rumah. Beberapa cara yang dapat dilakukan guru dan orang tua dalam upaya meningkatkan minat literasi pada anak adalah sebagai berikut:
1.Mengajak anak untuk mengobrol
Mengobrol dengan anak dapat membantu anak dalam mengembangkan kosa kata, kemampuan berbahasa, kemampuan menyampaikan ide, dan juga menstimulus otak. Kegiatan mengobrol ini bisa mengenai apapun, seperti misalnya bertanya mengenai kegiatan apa yang anak lakukan pada hari itu, bertanya mengenai perasaan anak, atau juga bertanya mengenai kegiatan atau hal yang mereka sukai.
2.Mengajak anak untuk membaca buku selama 10-20 menit setiap hari.
Dengan adanya pembiasaan ini, anak tentunya akan terbiasa dengan buku. Untuk anak-anak usia dini, kegiatan ini dapat dilakukan dengan orang tua ataupun guru membacakan buku tersebut, atau berdongeng. Ini akan dapat membantu anak untuk mendengar juga melihat kosa kata baru.
3.Berdiskusi
Diskusi juga dapat membantu dalam meningkatkan minat literasi pada anak. Setelah membaca 1 buku bersama dengan anak, orang tua ataupun guru dapat bertanya kepada anak mengenai kesimpulan dari buku yang baru saja dibaca ataupun pesan moral dari sebuah cerita.
4.Menggunakan media yang interaktif juga inovatif
