Mohon tunggu...
Sapurang Sangadji
Sapurang Sangadji Mohon Tunggu... Jurnalis - kuliah di universitas sarjanawiata tamansiswa

saya sapurang sangadji lahir di rohomoni kota ambon, kuliah di universitas sarjanawiata tamansiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Filosofi Kepribadian Diri

5 November 2020   22:58 Diperbarui: 6 November 2020   17:30 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepribadian merupakan struktural penampilan yang memang membutuhkan penilaian dari orang lain atau sesamA mahluk yang memiliki wawasan. Kepribadian merupakan jatidiri seseorang yang terdapat  sifat, pengetahuan dan penampilan dan karakteristik diri. 

Memahami kepribadian sendiri kunci pengetahuan yang mampu mendongkrak perubahan. Dimana perubahan yang terimplementasi pada diri sendiri dan mampu menjadi instrument untuk melakukan perubahan dalam hidup, baik hidup dalam  lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Terkadang kepribadian seseorang sulit ditebak dan sulit dinilai sebab kepribadian manusia itu berubah karena factor kondisi dan bahkan ada sebagian orang juga berusaha menyembunyikan jati diri sendiri dan tidak mau diketahui orang lain. 

Itulah sifat manusia yang beraneka ragam, bermacam-macam prinsip dan sifat yang diterapkan dalam kepribadain sendiri. Ada yang memilih untuk hidup sendiri tanpa memiliki pasangan, ada yang memilih untuk menjadi pribadi yang apatis, ada yang memilih untuk selalu hidup senang tanpa ingin berusaha menafkahi hidup sendiri dan  bahkan ada yang memilih untuk menjadi pelacur. Dan masi ada banyak lagi kepribadian manusia yang tidak bisa disebut satu-persatu.

kita ketahui bersama bahwa, terbentuknnya kepribadian sseorang tergaantung situasi dan  kondisi lingkungan hidupnnya dimana kondisi yang akan memacu pilihan hidupnya untuk dilalui dan disitulah akan ada dinamikan yang dinikmati sehingga terbentuknnya kepribadian. 

Misalkan jika si A hidup dalam kondisi kekurangan dan sulit untuk mendapat pekerjaan lalu orang teresebut memiliki teman yang sama nasibnnya yaitu si-B  namun temannya si-B selalu membiyayai hidupnnya dengan cara mencuri, sewaktu mereka bertemu dan membicarakan nasib hidup masing-masing, si-A ini diajak oleh temannya untuk melakukan hal yang sama yaitu mencari hidup dengan cara memanjangkan tangannya (mencuri). 

Dari sampel  tersebut kita bisa menilai bahwa  ruang lingkup hidup terkadang mempengaruhi kita ke rana kebaikan dan terkadang mempengaruhi kita kerana keburukan tergantung kejelihan dan kebijakan kita memilih prespektif jalan hidup seperti apa yang harus dilalui, untuk itu dalam kepribadian sendiri perlu adannya pondasi diri maksud pondasi diri adalah keimanan yang selalu ada dalam diri, iman itu akan menghiasi diri kita dengan kesabaran dan menghidupkan semangat sehingga pikiran dan hati kita tidak mudah lumpuh karena kondisi hidup,  Agar kita tidak salah dalam mensusuri hidup. 

Apabila kepribadian kita tidak menghidupkan iman dalam diri maka segala problematika hidup akan menjadi beban berat sehingga dapat menmbuat diri kita  mengambil keputusan yang salah untuk memngatasi problematika hidup. Bahkan  akan memacu pemikiran kita untuk menghalalkan segala cara dalam bertindak demi mengatur kehidupan yang layak. Ketahuilah kelayakan hidup yang dirasakan  dengan  cara mensusuri  jalan yang salah merupakan anjuran dari setan dan resep dari nafsu diri yang tidak terkontrol dengan iman .

Kita sebagai mahluk yang berpengetahuan dan mahluk yang dibekali dengan alam kalbu sepatutnya kita suda paham akan perjalanan hidup ini. Perjalanan yang menuntut kita kearah kebajikan yang harus kita jalani hidup dengan prespektif anjuran hukum agama. Melalui jalur aturan agama adalah aturan mutlak yang harus kita perankan agar memgarahkan dirikita kita ke rana yang benar tanpa harus menyempitkan pikiran dalam mengambil jalan tidak baik untuk membangun kalayakan hidup. 

Manusia itu pada dasarnya mimiliki kebebasan untuk memilih, dan pilihan itu akan menjadi satu keputusan untuk bersinergi dalam tindakan, namun pilihan itu membutuhkan kejelihan kita dalam mengenal sebab akibat dari keputusan yang kita ambil entah akan berakibat seperti apa ketika memutuskan satu pilihan itu. 

Bila mana pilihan itu terlepas dari naungan agama maka jangan ambil pilihan itu, dan bila mana pilihan itu dibawah naungan aturan agama maka kobarkan pilihan itu dengan tindakan yang semestinya. Sebab kita manusia harus mensusuri hidup ini dengan jalan keagamaan,  Dimana aturan agama berperan penting dalam wahana kehidupan manusia. kerena kepribadian manusia itu perjalanan yang harus latih dengan ilmu agama.

Kepribadian kita manusia adalah kepribadian yang sangan diistimewakan dan dimuliakan, jika hal itu terkaper dalam ilmu keagamaan maka gunakan dan miliki kepribadian yang sesuai dengan pandangan tersebut. Layaknnya menjadi manusia itu tidak lihat dari status ekonomi,  tidak lihat dari lipahnnya harta benda yang dimiliki Melainkan kepribadian yang realistis dengan ajaran agama yang dibekali dengan pengetahuan mulia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun