Kenapa pakai Gas ? Jawab yang paling gampang adalah : "ya adanya cuma gas".  Akhir2 ini banyak berita tetang meledaknya tabung gas, namun demikian bukan berarti memakai bahan gas untuk memasak adalah suatu yang keliru. Kalau kita lihat, ada juga kebakaran rumah yang karena kompor minyak tanah. Kita hanya sebagai pemakai baik itu gas atau minyak tanah. Minyak tanah dan Gas bukan hasil produksi perorangan dan bukan juga hasil produksi suatu perusahaan kecil. Bahkan di Indonesia soal produksi gas dan minyak tanah ini ditangani oleh pemerintah lewat badan yang dinamakan BUMN ( Pertamina ). (  Catatan: saya sendiri sebetulnya agak rancu dengan peran BP Migas dan Pertamina, apakah tidak saling tumpang tindih yang berakibat bisa saling gontok2an, dan kalau sudah gontok2an negara Indonesia ini tidak maju2 ). Kembali ke masalah gas tadi, kita hanya sebagai konsumen/pemakai, jadi kalau produsen hanyak membuat gas dan tidak membuat minyak tanah, maka tidak ada pilihan lagi kita harus memaki gas. Subsidi :  kepada siapa ? Keputusan pemakaian gas, saya pikir bukan keputusan yang sembarangan tetapi berdasarkan pertimbangan dan perhitungan, cuma perhitungan ini benar apa tidak dan perhitungan ini apakah mempertimbangkan rakyat kecil , hal ini yang kurang jelas dan emang tidak dibuka. Menurut informasi yang pernah saya dengar memang biaya "memproduksi" minyak tanah itu cukup mahal dan tidak untung dengan harga jual yang rendah. Selama ini bisa tetap berjalan karena ada "Subsidi".  Harusnya data perhitungan ini dibuka sehingga masyarakat jadi sadar/tahu juga. Dengan demikian maka masyarakat juga akan dengan rela dan mendukung pemakaian gas. Namun demikian ada yang terlupakan mungkin yaitu masalah "subsidi untuk menekan harga minyak tanah yang selama ini terus dikemanakan ? ". Saya sendiri kurang mengikuti apakah hal ini juga disampaikan di publik ataut tidak. Secara logika dan perhitungan yang baik, "Subsidi" yang selama ini dipakai untuk menekan harga minyak tanah dialihkan misalnya ke Subsidi pembelian tabung atau kompor gas.  Kalau subsidi harga minyak kan terus menerus, tetepi subsidi tabung/kompor ini hanya sekali. Lalu kepada siapa subsidi ini diberikan? "Seandainya" di negara kita ( Indonesia ) ini di setiap pemerintah daerah ( kecamatan ) mempunyai data penghasilan tiap warganya, maka akan mudah cara membaginya. Tinggal dilihat penghasilan warganya. Di jepang ( dan mungkin di negara lain ), di kantor kota ( office city ) dimana kita mendaftarkan sebagai warga mempunyai data tentang pendapatan semua warganya. Semua warga memang harus melaporkan. Data penghasilan ini dipakai juga untuk penentuan bantuan lain seperti bantuan pendidikan, bantuan perumahan bantuan kesehatan dan lain lain. Selain itu berdasarkan pendapatan ini ditentukan besarnya "pajak warga". Mungkinkah Indonesia bisa seperti ini ? kalau bisa yang masalah subsidi kepada siapa ini bisa dilaksanakan dengan gampang. Satu lagi masalah subsdi adalah soal "bensin" atau "bahan bakar". Meski saya sendiri tidak punya mobil dan tidak pernah beli bensin, dari informasi yang saya dapat harga bensin itu selain pajak pembelian juga ada pajak pembelian khusus bensin ini ( A national gasoline tax is paid by consumers when they purchase gasoline ). Jadi di jepang "pembeli bensin" memberikan "subsidi/pajak" ke pemerintah, tidak seperti di Indonesia kebalik, yaitu pemerintah malah mensubsidi pembeli bensin. Menurut pendapat saya betul juga sih, yang punya mobil kan sudah cukup baik penghasilannya, jadi tidak perlu disubsidi lagi. Dana untuk subsidi bensin ini diberikan ke rakyat kecil penghasilan rendah untuk membeli tabung dan kompor gas tadi. Cerita ringan : gas kota dan tabung gas Selama tinggal di jepang saya belun pernah pakai minyak tanah untuk memasak, karena hampir semua rumah ( rumah sendiri ataupun rumah sewaan ) sudah terhubung dengan jaringan saluran gas ( gas kota ), untuk didaerah yang tidak terjangkau saluran/pipa gas kota ini ada yang dinamakan "propan gas", seperti yang dipakai di indonesia, yaitu menggunakan tabung ( tapi posisinya di luar rumah, rumah nya sendiri sudah ada saluran untuk gas ini ). Apakah minyak tanah ada ? jawabnya masih ada, sering saya lihat mobil keliling jual minyak tanah, digunakan untuk menyalakan alat "pemanas ruangan" saat musim dingin.  Beberapa orang masih memakai alat itu. Jadi kebutuhan minyak tanah hanya terjadi saat musim dingin.  Pernah saya tanyakan kenapa senang pemanas pakai minyak tanah ? Ada dua pertimbangan : pemanas dengan bahan bakar minyak tanah "lebih panas", memang panas dari api berbeda dengan panas listrik ( AC).  Selain itu pemanas jenis ini bisa ditempatkan dimana2 ( tidak perlu kabel dsb dsb ). Jenis pemanas ini masih banyak ditemui di daerah daerah di jepang ( diluar kota besar ). Di kota2 besar  sebagian besar ( orang2 sekarang ) memakai AC ( tenaga listirk ) untuk pemanasan ( heater ) dan pendinginan ruangan ( cooler ). Penggunaan gas selain untuk masak, juga untuk memanaskan air ( saat musim dingin sangat perlu ). Beberapa rumah juga memakai gas untuk menyalakan pemanas ruangan ( heater ). Demikian sedikit cerita di hari ini. Salam senang selalu untuk yang baca tulisan ini ( hb. sapto nugroho ) Dibawah ini gambar saluran gas yang sudah tersedia di bagunan rumah, tinggal mencolokan pipa ke situ untuk peralatan yang memakai gas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI