Mohon tunggu...
Santiswari
Santiswari Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger | Pemerhati Transportasi Kereta

Bukit tinggi kota idaman ~

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

PT KAI (Persero) Evaluasi Iklan Rokok di Stasiun

18 November 2018   10:39 Diperbarui: 18 November 2018   11:46 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) kembali mendesak PT KAI (Persero) untuk mencopot iklan rokok di semua stasiun. Mereka beranggapan bahwa iklan rokok di stasiun dapat menimbulkan damlam negatif bagi masyarakat khususnya anak-anak. Dikutip dari viva.co.id, Ketua Pengurus Harian YKLI yakni Tulus Abadi mengatakan memberikan tenggat waktu dua minggu bagi manajemen PT KAI (Persero) untuk mencopot semua iklan rokok yang ada di stasiun.

Tulus menambahkan bahwa apabila selama dua minggu tidak ada respon maka pihak YLKI akan melanjutkan kasus ini ke jalur hukum. Selain itu, Tulus mengatakan bahwa adanya iklan rokok ini menandakan penurunan pelayanan PT KAI (Persero) terhadap konsumennya. Ia juga mengaku telah berkomunikasi dengan PT KAI (Persero) namun hingga kini belum ada respon. Tidak hanya di stasiun kereta api, iklan rokok sebenarnya juga ada di bandara maupun pelabuhan contohnya pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur.

Sebagai salah satu pengguna setia Kereta Prambanan Ekspres yang hampir setiap hari berangkat melalui Stasiun Tugu Yogyakarta, penulis menilai bahwa keluhan tersebut sebenarnya telah direspon cukup baik oleh managemen PT KAI (Persero) terbukti dari ditutupnya iklan rokok yang ada di Stasiun Tugu menggunakan kain batik beberapa waktu lalu. Terkait adanya iklan rokok yang masih terpasang di beberapa stasiun lainnya, mungkin saja PT KAI (Persero) masih membutuhkan waktu untuk pencopotan karena pemasangan iklan tersebut pasti melalui proses kontrak dan pencopotan pun membutuhkan proses.

Pernyataan Tulus tentang penurunan pelayanan karena iklan rokok pun diragukan, pasalnya menurut penulis pribadi iklan tersebut tidak serta merta memengaruhi konsumen untuk merokok. Anak-anak yang melihat iklan tersebut pun belum tentu memahami makna dari iklan tersebut karena iklan itu hanya berupa tulisan tanpa ada visualisasinya. 

Jika Tulus mengatakan bahwa pelayanan menurun, maka antusias masyarakat untuk menggunakan jasa layanan kereta api pun akan menurun namun faktanya kereta api tetap menjadi transportasi pilihan. Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah penumpang kereta api yang terus meningkat, bahkan untuk membeli tiket KA Prambanan Ekspres kita harus berangkat lebih awal jika tidak ingin kehabisan.

Pada dasarnya ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang terutama anak-anak menjadi perokok, pertama karena pergaulan yang buruk dan bebas. Kedua simbol pemberontakan yang biasanya berhubungan dengan pencarian jati diri, kurangnya fungsi pengawasan kedua orang tua serta modeling dari orang tua. Disini peran orang tua untuk membimbing, mengarahkan dan mengawasi anak memiliki peranan yang sangat besar. Jika anak-anak dibimbing dengan tepat dan benar ia tidak akan terpengaruh meskipun ia melihat iklan rokok atau bahkan berteman dengan anak yang merokok.

Jika kita melihat transportasi kereta api di negara maju seperti Jepang, kereta api mereka memiliki ruang khusus bagi penumpang yang ingin merokok. Hal ini menunjukan bahwa tingkat toleransi dan kesadaran masyarakat Jepang cukup tinggi. Adanya ruangan khusus tersebut menunjukan bahwa masyarakat Jepang menghargai hak-hak para perokok. 

Memang merokok tidak baik untuk kesehatan baik kesehatan diri sendiri maupun kesehatan orang disekitarnya, namun kita juga tidak boleh mendiskriminasi perokok, apalagi sekedar memasang iklan pun diancam akan digugat. Seharusnya orang-orang yang merokok sembarangan dan tidak pada tempatnya itulah yang ditegur.

 Disediakannya kawasan khusus perokok di stasiun kereta api menunjukan bahwa PT KAI (Persero) berkomitmen dalam memberikan ruang sehat bagi masyarakat tanpa mengurangi hak perokok. Selain itu, pemasangan iklan rokok di stasiun, pelabuhan maupun bandara tentu telah disetujui oleh Pemerintah Daerah setempat dan persetujuan tersebut pasti melalui pertimbangan matang.

Dikutip dari warta ekonomi.co.id, Agus Komaruddin selaku Kepala Hubungam Masyarakat PT KAI (Persero) menyatakan bahwa pihaknya akan segera mencopot iklan rokok di areal stasiun. Ia menjelaskan bahwa PT KAI (Persero) masih melakukan evaluasi terhadap pemasangan iklan tersebut dan evaluasi itu dimulai sejak ditutupnya iklan rokok di Stasiun Tugu Yogyakarta. Agus juga menjelaskan bahwa proses pencopotan iklan akan dilakukan seiring dengan evaluasi yang sedang dilakukan.

Adanya evaluasi ini merupakan bukti keseriusan PT KAI (Persero) dalam menanggapi keluhan konsumen. Mari kita tunggu hasil evaluasi tersebut dan berikan waktu kepada managemen PT KAI (Persero) untuk menyelesaikan permasalahan ini karena mencopot iklan tentu membutuhkan proses dan regulasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun