Mohon tunggu...
santi hartini
santi hartini Mohon Tunggu... Guru - Guru TIK

Guru TIK

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Hunger Games" di Awal Bulan Puasa

8 Mei 2019   16:17 Diperbarui: 8 Mei 2019   16:59 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Diawali ucapan selamat menunaikan ibadah puasa, semoga diberikan kelancaran sampai pada hari raya idul fitri nanti. 

Bulan Ramadhan adalah bulan yang selalu dinantikan oleh semua umat Muslim di berbagai belahan dunia, karena merupakan bulan yang suci dan penuh berkah dan ampunan. Atmosfernya pun sudah terasa bahkan 1 minggu sebelum memasuki bulan ramadhan, berbagai makanan dan minuman sudah terlihat menghiasi setiap toko kecil sampai ke supermarket, tak ketinggalan juga berbagai macam pakaian anak dan dewasa yang dijual dengan potongan harga yang fantastik.

Hal-hal tersebut seolah menggiring masyarakat untuk bertransaksi dan berlomba-lomba untuk menjadi masyarakat yang konsumtif hanya pada saat atau momen tertentu. Seolah menjadi suatu kewajiban untuk membeli  barang-barang yang sebetulnya bukan barang yang primer, tetapi sudah menjadi gaya hidup yang membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih hidup  hanya dengan prestise dari lingkungan sekitarnya. 

Dengan kondisi masyarakat yang homogen dari segi gaya hidup terutama di provinsi yang saya tempati yaitu provinsi jawa barat, seolah-olah latah dengan segala sesuatu yang terjadi disekitarnya, terkesan ikut-ikutan walaupun bermodalkan pas-pasan bahkan dengan pinjaman sana sini. Lalu apakah berbahaya ? Apakah berdampak negatif? 

Berbahaya mungkin hanya dalam kisaran menengah dan berdampak negatif tergantung dari si konsumen itu sendiri dalam mensiasatinya. Berbahaya terhadap mental anak-anak didalam keluarga yang mewajibkan untuk berlaku konsumtif dalam arti berlebihan dalam menyikapi suatu situasi, sehingga menciptakan suatu kebiasaan pada anak dimana anak belum dapat mengkategorikan kebutuhan primer, sekunder dan tersier, ataupun urgency dari suatu kebutuhan, itu hanya salah satunya. 

Kemudian dampak negatif diantaranya adalah karena terbawanya suasana berbelanja yang menggila sehingga terjadi antrian yang panjang di setiap toko pada awal bulan puasa ini sehingga dengan sifat latah tadi membuat semua orang terburu-buru berbelanja dan tidak sedikit yang memaksakan diri dari segi keuangannya.

Padahal kalau mereka sadari toko yang mereka kunjungi itu adalah toko yang selalu buka setiap harinya sekalipun hari libur, dan kebutuhan yang mereka beli pun adalah barang-barang yang ada sepanjang masa, lalu apa yang mereka khawatirkan ??? 

Karena situasi ini sudah terbentuk setiap tahunnya sehingga sudah dapat di prediksi di awal bulan puasa setiap tahunnya 1 minggu sebelum puasa apalagi hari-hari  sebelum puasa adalah hari Hunger Games bagi masyarakat yang latah dengan berbelanja berlebihan yang seolah-olah ada deadline dan target tertentu yang harus mereka capai pada saat itu.

Jujur terkadang saya pribadi terbawa suasana tersebut, akan tetapi dengan melihat antrian yang begitu panjang adalah hal yang menurunkan semangat berbelanja. Pesannya adalah berbelanjalah sesuai kebutuhan, lakukan lah sistem prioritas, dan dahulukan yang memang benar-benar urgent. 

Terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun