Kulihat mereka sedang duduk bersama, ada yang sedang membuat porosan untuk bahan pelengkap membuat banten, ada yang sedang merangkai kalung serta gelang, ada juga yang sedang masak. Mereka menawariku untuk ikut bergabung bersama, makan rame-rame. Kulihat jam menunjukkan pukul dua belas, tepat tengah hari, aku ikut mengambil piring, membuka sokasi tempat menyimpan nasi dari anyaman bambu, menyendok sayur kacang merah dan kacang panjang dari panci, telur mata sapi yang baru mereka goreng, tempe manis iris tipis, lalu duduk bersama mereka menikmati makan siang sepiring penuh menggunung.....
Tidak lama kemudian, tiba rombongan Pak Andre bersama keluarga dan Natasha Skin Care Denpasar. Mereka membawa bantuan berupa bahan sembako. Kulihat, anak-anak mereka senang menikmati situasi yang ada, kami berkeliling melihat beragam asesoris hasil kerja para disabilitas yang bernaung menjadi anggota Yayasan Cahaya Mutiara Hati, kami juga mengamati hasil kebun organic yang ada di bagian samping kiri Gedung. Terdapat beragam jenis tanaman sayuran dan buah yang sudah beberapa kali panen.
"Cahaya Mutiara Hati memiliki makna pribadi yang bersinar memberikan cahayanya, dan berguna bagaikan mutiara, memiliki hati yang teguh kukuh, tangguh, dan mulia", ujar pak Ketut Budiarsa menjelaskan makna kata Cahaya Mutiara Hati. Program mereka meliputi pendidikan kesenian, olahraga, berkebun, menerima pesanan lukisan, juga kerajinan.
Sungguh indah kurasa hari ini.... Ku syukuri juga setiap hari yang bisa kunikmati.... Sebagai orang yang senantiasa diberi kemudahan, berlimpah rejeki dan kesehatan, tidak sepantasnya senantiasa berkeluh kesah dan hanya berdiam diri. Mereka yang merupakan kaum disabilitas masih tetap berupaya mencari cara untuk tetap berkarya, masak sih, aku harus menyerah kalah dan menyesali diri atas nasib.....