Mohon tunggu...
santi diwyarthi
santi diwyarthi Mohon Tunggu... Dosen - Wanita adalah bunga, indahnya dunia, tiang penjaga damai dunia.....
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

a wife, a mother, a worker....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Melasti, Tawur Kesanga, Nyepi dan Damai di Hati

9 Maret 2019   00:04 Diperbarui: 9 Maret 2019   00:21 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Matangnyan prihen tikang bhutahita haywa tan msih ring sarwa prani (Oleh karenanya, usahakan kesejahteraan semua makhluk, saling mengasihi satu sama lainnya).

 Apan ikang prana ngaranya, ya ika nimitang kapagehan ikang catur warga, mng dharma, artha kama moksha (Karena kesejahteraan setiap mahluk menyebabkan tetap terjaminnya dharma, artha, kama dan moksha)

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Apa yang membuat umat manusia melakukan berbagai upacara disertai beragam upakara, menyucikan diri berkali-kali ? Apa yang mendasari begitu kuatnya keyakinan spiritual dan religi meski terkadang tanpa bukti dan di luar daya nalar manusia? Mungkinkah hanya doa, cinta, dan kepercayaan yang tertanam di hati ? Menghargai upacara yang telah berlangsung semenjak leluhur, menghormati agama sendiri, menjalin semangat kebersamaan di antara mereka semua.

Nyepi berasal dari kata sepi (hening, sunyi, senyap). Hari Raya Nyepi sebenarnya merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan/kalender caka, yang dimulai sejak tahun 78 Masehi. Tidak seperti perayaan tahun baru Masehi, Tahun Baru Saka di Bali dimulai dengan menyepi. Tidak ada aktivitas seperti biasa. Semua kegiatan ditiadakan, termasuk pelayanan umum, seperti Bandar Udara Internasional pun tutup, namun tidak untuk rumah sakit (Wikipedia).

Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia/microcosmos) dan Bhuana Agung/macrocosmos (alam semesta). Sebelum Hari Raya Nyepi, terdapat beberapa rangkaian upacara yang dilakukan umat Hindu, khususnya di daerah Bali.

Melasti adalah salah satu rangkaian dari upacara Tawur Kesanga, dalam perayaan Nyepi bagi umat Hindu. Perjalanan panjang yang ditempuh umat Hindu dalam proses melasti, mekiyis, melis, tiga atau dua hari sebelum hari raya Nyepi, merupakan simbol penyucian lahir dan batin, buana alit (manusia) dan buana agung (alam semesta) dimana beragam sarana persembahyangan, benda pusaka / pretima diarak menuju sungai, danau atau laut yang dianggap sebagai sumber tirtha amertha untuk disucikan.

Lontar Sundarigama menguraikan Melasti dengan : Manusa kabeh angaturaken prakerti ring prawatek dewata. Amet sarining amerta kamandalu ring telenging sagara. Artinya: Manusia melaksanakan serangkaian aktivitas upacara mengambil sari-sari air kehidupan (Amerta Ka-mandalu) di tengah-tengah samudra. Jadi tujuan Melasti adalah untuk menghilangkan segala kekotoran diri dan alam serta mengambil sari-sari kehidupan di tengah Samudra. Samudra adalah lambang lautan kehidupan yang penuh gelombang suka-duka. Dalam gelombang samudra kehi-dupan itulah, kita mencari sari-sari kehidupan dunia.

Beragam benda pusaka, sarana upacara dan upakara, pretima, diarak menuju sungai, danau dan laut untuk disucikan. Jika dahulu beragam benda sakral tersebut diarak dengan meletakkannya di atas kepala, dengan ditandu oleh beberapa orang, pada era modern ini beragam benda sakral tersebut diletakkan pada jolly, juli, atau jempana, yang diberi roda di bagian bawahnya, sehingga memudahkan untuk membawa menuju ke tempat yang dituju. Kemudian arakan berjalan perlahan, dari Pura Desa, Pura Puseh, Pura Dalem, menuju sungai, danau, atau laut, untuk menjalani prosesi penyucian, dan kemudian kembali ke Pura Desa, berstana di sana hingga sehari setelah hari raya Nyepi.

Tua & muda, berbaur bersama, memaknai dan melakoni rangkaian upacara melasti..... karena kita adalah sama di mata Nya, meski dengan sejuta warna dalam corak dan ragam. Melasti adalah : nganyudang malaning gumi ngamet Tirta Amerta, atau menghanyutkan kekotoran alam menggunakan air kehidupan. Laut sebagai simbol sumber Tirtha Amertha (Dewa Ruci, Pemuteran Mandaragiri). Ritual dilaksanakan selambat - lambatnya pada tilem sore, pemelastian harus sudah selesai secara keseluruhan, dan pratima yang disucikan sudah harus berada di bale agung.

Manusia selalu mengambil sumber-sumber alam untuk mempertahankan hidupnya. Perbuatan mengambil akan mengendap dalam jiwa atau dalam karma wasana. Perbuatan mengambil perlu dimbangi dengan perbuatan memberi, yaitu berupa persembahan dengan tulus ikhlas.....

Tawur Kesanga adalah salah satu dari sekian banyak aktivitas dalam memaknai kehidupan & memotivasi umat Hindu secara ritual dan spiritual agar alam senantiasa menjadi sumber kehidupan. Tawur Kesanga juga berarti melepaskan sifat-sifat serakah yang melekat pada diri manusia. Pengertian ini dilontarkan mengingat kata "tawur" berarti mengembalikan atau membayar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun