Mohon tunggu...
santi diwyarthi
santi diwyarthi Mohon Tunggu... Dosen - Wanita adalah bunga, indahnya dunia, tiang penjaga damai dunia.....
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

a wife, a mother, a worker....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pontianak, Rindu dan Cinta yang Takkan Pernah Pudar di Sepanjang Masa

3 Oktober 2018   23:00 Diperbarui: 3 Oktober 2018   23:23 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada rindu yang bergulir mengalir di hati.
Tidak akan berhenti menepis kasih yang hadir senantiasa.
Bagi kedua orangtuaku terkasih......

Ibu kini tinggal sendiri, setelah bapak meninggal dan tuntas diaben sepuluh tahun lalu.
Dan, sudah sembilan tahun berlalu, aku tidak pernah mengunjungi kota  Pontianak, kota dimana aku dilahirkan, tahun 1969 lalu. Setelah  melaksanakan Outbond STP Nusa Dua Bali, pada tanggal 20 - 22 Agustus  2018, aku bergerak menuju kota Pontianak. Hari Rabu, tanggal 22 Agustus  2018, dengan pesawat Xpress Air, pukul 10.10 pagi, dari kota Yogyakarta  menuju Pontianak.

Ibuku bahkan belum mengetahui kedatanganku hari ini. Biarlah menjadi  kejutan indah yang menyenangkan dan membahagiakan beliau dengan  kehadiranku, meski hanya untuk tiga hari berada di Pontianak. Ya, hanya  tiga hari berada di Pontianak, Kalimantan Barat, sebelum aku kembali  berangkat ke Jakarta dan melanjutkan perjalanan menuju kota Medan, untuk  melaksanakan tugas orientasi di sana, pada beberapa hotel dan lembaga  pendidikan yang ditugaskan oleh kampusku.

Tiba pukul 12.30 pagi, aku dijemput oleh adikku tercinta, Dewa Komang  Diwya Artha Kesuma. Tidak ada hubungan darah persaudaraan yang bisa  terputus. Demikian pula tali kerinduan kami. Betapa, meski telah  berkeluarga, terpisah jarak, ruang dan waktu, kami saling mengasihi,  dengan segala keunikan dan apa adanya yang dimiliki.......

Kutemui ibu sedang duduk sendiri di ruang depan. Hari ini adalah hari  libur, terkait Hari Suci Idul Adha bagi umat muslim. Namun ibu memilih  tetap bekerja, membuka apotik kecil yang kami miliki, dan dikelola  semenjak bapak masih ada dahulu. Kupeluk dan kuciumi wajah ibuku dengan  penuh kerinduan. Demikian pula ibuku, memeluk tubuhku erat. Kami tidak  menangis. Namun melepas rindu yang tertahan sekian lama. Padahal, baru  tahun lalu, ibu berlibur di pulau Bali. Hanya satu minggu. Namun rindu  tidak pernah berhenti hadir bagi ibuku terkasih.....

Kulihat pula, vespa tercinta yang pertama dahulu kupakai belajar  mengendarai motor. Masih awet bersama ibuku terkasih. Ah, motor vespa  ini pula yang kami pakai menjelajahi seantero Kalimantan Barat,  menyusuri pegunungan, daratan, pesisir, bahkan termasuk, naik ke atas  sampan, menyeberangi sungai Kapuas dahulu.......

Kami sempat berkumpul bersama keluarga yang mengunjungi rumah ibu di  malam hari. Namun karena suara serak akibat radang tenggorokan dan demam  yang kuderita, tidak bisa kulanjutkan dengan berbincang bincang lancar  bersama mereka semua.

Tidak ada yang menyenangkan saat bisa menikmati berbagai hidangan yang  bisa menggugah kenangan di masa lalu. Ku nikmati berbagai hidangan,  mulai dari kwee tiaw, air tahu, es kacang hijau, chay kwee, nasi ayam  hainan.....

Aku juga sempat mengunjungi beberapa toko yang menjual pernak pernik dan  asesoris. Kucoba seperangkat pakaian dayak, dan mencoba merasakan  sensasi sebagai gadis dayak.....

Aku bahkan sempat bersilaturahmi dengan para tetangga yang sedang  merayakan hari suci Idul Adha. Sebelum kemudian melanjutkan  bersembahyang bersama umat Hindu di Pura Dalem yang ada di kota ini.

Malam hari, sempat kunikmati durian khas Kalimantan bersama adik dan  iparku. Kami duduk berjejer, dan pedagang membuka berbagai jenis durian,  kemudian membelahnya, dan meletakkan di depan kami. Sungguh, suatu  pengalaman luar biasa, berkumpul bersama anggota keluarga, dan masih  bisa bercengkerama bersama, menikmati hidangan yang ada......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun