Ada ikatan kuat antara Budaya, Penguasa, Masyarakat, Pengusaha. Clifford Geertz mengupas topik bahasan ini secara mendalam dalam Tafsir Budaya, bahwa budaya melibatkan system simbolik yang membuatnya harus dibaca, dipahami, diterjemahkan, diterapkan, dievaluasi berkali secara terus menerus dalam pola pendekatan hermeneutika.Â
Hal ini terlihat jelas pada penerapan yang berkembang di Ubud hingga kini, bahwa Puri berperan kuat sebagai pusat dari budaya yang berkembang di tengah masyarakat, sehingga tradisi, seni, religi, bahkan spiritual sebagai bagian dari budaya bisa terus berada di tengah masyarakatnya.
Penanggungjawab Ubud Tjokorda Gde Putra Artha Astawa Sukawati, didampingi Tjokorda Gde Raka Sukawati, juga Hermawan Kartajaya selaku penggagas Ubud Royal Weekend menjelaskan pada saat press conference di Museum Puri Lukisan, pada hari Jum'at, tanggal 20 Juli 2018.Â
Dukungan penuh dari Puri diperlihatkan dengan turut sertanya para penglingsir dalam rangkaian kegiatan terkait Ubud Royal Weekend 2018, seperti Tjokorda Agung Ichiro Sukawati yang menjadi Ketua Panitia Penyelenggara 5th Ubud Royal Weekend 2018. Anggota keluarga Puri juga turut aktif pula menjadi anggota kepanitiaan, berperan secara aktif di berbagai kegiatan yang menjadi bagian dari acara Ubud Royal Weekend kali ini.
Puri tidak hanya sekedar simbol belaka, namun menjadi panutan, menjadi teladan, menjadi pemimpin dalam menjaga Budaya, menjamin benteng kearifan lokal di tengah derasnya arus perubahan yang bisa mengancam keharmonisan dalam kehidupan, khususnya di tengah masyarakat Ubud.
Coffe Workshop bersama Tukang Kopi Nakal Community, UKM Sukses dan Mandiri oleh Hermawan Kartajaya, Pre Even Night Show, dan Ubud's Jegeg Bagus Competition.