Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Etika Bersepeda yang Baik Seperti Apa?

19 Maret 2021   09:22 Diperbarui: 19 Maret 2021   09:37 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Bersepeda (Kompas)

Apa yang dimaksud dengan "etika bersepeda"? Sejenak kita berpikir bahwa etika bersepeda terbagi atas 2 kata yaitu "etika" dan "bersepeda".

Lalu apa yang dimaksud dengan etika? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), etika ialah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).

Dalam kehidupan manusia, kita memandang etika sebagai tata susila atau kesusilaan. Sebuah acuan manusia dalam berprilaku mana itu yang baik dan mana yang buruk berkenaan dengan segala sesuatu aspek-aspek tata tertib di muka bumi ini, seperti norma, adat istiadat, peraturan, hukum negara, maupun hukum agama.

Sedangkan yang dimaksud dengan "bersepeda" ialah kegiatan dengan menggunakan alat transportasi sepeda.

Tentu berbicara mengenai etika bersepeda berarti kita sedang mengurai akan bagaimana berprilaku yang baik saat bersepeda. Lantas pertanyannya adalah seperti apa etika bersepeda yang baik?

Karena Penulis juga melakukan kegiatan bersepeda maka menurut Penulis acuan pertama yang perlu dijalankan oleh pesepeda ialah patuhi aturan lalu lintas.

Seorang pesepeda itu harus lebih mawas diri bahwasanya kita sama-sama pengguna jalan dengan yang lainnya dan pesepeda jauh lebih riskan jika mengalami kecelakaan. Kalau Anda berkata, "sepeda kan sudah ada lajurnya" maka Penulis tanya berapa persen sih lajur sepeda yang ada sekarang ini, sangat minim sekali.

Memang sebagai pesepeda kita seolah "untouchable" karena tidak seperti pengguna kendaraan bermotor yang mendapatkan sanksi jika melanggar peraturan lalu lintas. Namun kembali, jangan karena seolah-olah pesepeda "untouchable" justru memperlihatkan seakan-akan ia "Raja Jalanan". 

Perlu diingat, jika para pesepeda semakin banyak namun tidak terkontrol maka Penulis yakin pemerintah akan menerbitkan sanksi bagi pesepeda, semisalkan sanksi administratif maupun kerja sosial.

Hal kedua dalam etika bersepeda ialah utamakan keselamatan diri maupun orang lain disekitar Anda. Sebagaimana kegiatan bersepeda maka pribadi wajib penuhi aspek-aspek penunjang keselamatannya, seperti helm sepeda, bel, rem, fender, dan lampu. Hal ini sedikitnya dapat mengurangi resiko Anda celaka.

Kemudian masih berkaitan dengan aspek keselamatan, dalam kegiatan bersepeda maka Anda perlu konsentrasi penuh. Jangan dibiasakan seperti ngobrol dengan rekan saat bersepeda, menggunakan smartphone saat bersepeda, berhenti di tengah jalan, atau hal lain yang kiranya akan beresiko bagi pribadi maupun mengganggu kenyamanan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun