Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Sulitnya Para Kompetitor Menggusur Apple dan Samsung

11 Maret 2020   11:06 Diperbarui: 11 Maret 2020   11:07 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Apple dan Samsung (Cnet)

Perkembangan teknologi semakin hari semakin pesat, tak terkecuali berlaku pula pada perkembangan dunia teknologi komunikasi macam smartphone saat ini. Kita bisa seksama perhatikan bagaimana transformasi telepon selular, dari yang sebatas telepon dan Short Message Services (SMS) kemudian munculnya internet menjadikan pengembangan fungsi dan fitur didalamnya seperti yang umum kita gunakan sekarang ini.

Tidak hanya fungsi dan fitur, telepon selular pun dari segi design maupun kemampuan fungsi kamera berubah secara signifikan. Ponsel masa kini begitu ramping, berdaya kapasitas batere dan layar sangat besar. Sektor kamera apalagi, dimana foto hasil tangkapan ponsel kini tak kalah rupawan layaknya kamera fotografi profesional.

Berbicara soal fotografi pada ponsel, bahwasanya saat ini para produsen smartphone berlomba-lomba berinovasi terhadap kemampuan sektor kameranya. Kita bisa lihat bagaimana jumlah pixel pada ponsel semakin besar dari yang hanya 2 megapixel (MP) yang pada tahun 2002 diadopsi oleh Nokia 7650, kemudian kini menjadi 108 megapixel diadopsi oleh banyak merk ponsel.

Seiring semakin berkembangnya teknologi sensor kamera pada ponsel. Walau mengorbankan nilai estetika pada design ponsel high end seperti sekarang, jumlah lensa kamera pada ponsel pun turut serta bertambah dimana memiliki fungsi masing-masing, seperti lensa macro, telephoto, zoom, dan sebagainya. Kesemua itu bertujuan menjadikan ponsel sebagai perangkat mobile multifungsi yang sanggup mengakomodir segala kebutuhan personal ketika menjalankan aktivitas kesehariannya serta memenuhi tuntutan era teknologi informasi masa kini dengan berkembangnya ranah media sosial.

Tak mengherankan bilamana para produsen smartphone berlomba-lomba menghadirkan ponsel dengan kamera terbaik dan mencapai skor review tertinggi untuk kamera layaknya DxOMark. 

Namun demikian ada hal menarik dibalik layar, bahwasanya upaya mereka tersebut tetap tidak bisa menggeser kedigdayaan dua produk smartphone ternama yaitu iPhone dan Samsung Galaxy.

Penulis pribadi bukanlah seorang fanboy merk tertentu, apalagi menggunakan kedua smartphone yang harganya selangit tersebut. Sekiranya dari pengamatan Penulis, pencapaian produsen-produsen smartphone kompetitor dari keduanya sulit sekali untuk menggeser kekuatan "brand image" dari Apple maupun Samsung.

Dalam sebuah kesempatan, kala itu Penulis datang sebagai peserta workshop sebuah merk smartphone. Pada sesi tanya jawab Penulis sempat bertanya kepada narasumber prihal seberapa pengaruh review DxOMark terhadap penggunaan smartphone di dunia fotografi profesional.

Secara jelas narasumber yang juga merupakan seorang fotografer menampik penilaian DxOMark sebagai rujukan penggunaan smartphone di dunia fotografi profesional. Mereka tidak menyanggah bahwa kemampuan kamera smartphone kian hari semakin baik, akan tetapi bagi mereka pemilihan smartphone untuk fotografi profesional (tanpa menyebutkan merk smartphone) lebih mengedepankan apa yang mereka butuhkan guna menunjang pekerjaannya itu.

Penulis kira jawaban tersebut merupakan jawaban yang diplomatis dan patut dimaklumi mengingat posisi narasumber yang saat itu sedang bekerjasama dengan sebuah merk smartphone. Akan tetapi dibenak Penulis bisa menebak, seperti apa wujud smartphone yang narasumber gunakan.

Selang hampir setahun lamanya, jawaban itu pun muncul tatkala Penulis berkenalan dengan seorang fotografer yang bekerja di sebuah media. Baginya penggunaan smartphone iPhone dan Samsung sebagai alat guna menunjang profesinya merupakan sesuatu hal yang lumrah. Memang tidak ada alasan mendasar maupun rujukan pasti apakah hal itu benar adanya, namun bagi Penulis pribadi pernyataan itu masuk diakal mengingat kemampuan kedua smartphone begitu mumpuni serta ekosistem perangkat untuk menunjang media cetak umum mereka (perusahaan media) gunakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun