Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Baper Apabila Tidak Diundang ke Pernikahan

27 September 2018   09:42 Diperbarui: 27 September 2018   09:59 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wedding Day (Tribunnews)

(Ilustrasi) Sebutlah nama kedua sahabat dekat ini Nita dan Lisa, keduanya menjalin hubungan persahabatan sejak menginjak bangku sekolah SD hingga lulus SMA. Namun hubungan keduanya harus berpisah tatkala Nita memutuskan untuk meneruskan jenjang kuliah di luar negeri, sedangkan Lisa memilih melanjutkannya kuliah didalam negeri saja. Persahabatan mereka pun menjadi renggang, walau teknologi komunikasi kian maju dan berkembang tetap tak mampu merekatkan kembali hubungan mereka berdua disebabkan masing-masing kesibukan.

Hingga suatu ketika Lisa bermain dengan gadget untuk mencek medsosnya, ia terkejut tatkala mengetahui tautan Nita sahabatnya telah melangsungkan pernikahan. Perasaannya Lisa campur aduk kala itu, ia senang sahabatnya sedang berbahagia namun di sisi lain ia merasa sedih karena Nita seolah melupakan dirinya di momen terpenting dalam hidupnya. Lisa pun menuangkan perasaannya dengan emoji "love" pada tautan Nita dan memberi komentar "turut berbahagia Nita, tetapi gue kok enggak diundang?"

Sekilas ilustrasi diatas sedikit menggambarkan sisi lain dari kehidupan. Penikahan antara dua insan yang memadu kasih dan berkomitmen untuk membina rumah tangga bersama memang menjadi kabar yang menggembirakan. Akan tetapi di lain pihak mungkin kabar tersebut tidak terlalu diapresiasi dikarenakan suatu alasan. Layaknya Lisa yang mengetahui sahabatnya Nita telah menikah, namun dirinya merasa sahabatnya itu melupakan hubungan mereka dengan tidak mengundangnya.

Lantas apa yang menyebabkan seseorang sampai tak diundang dalam seremoni pernikahan. Dalam kesempatan ini Penulis akan menjabarkannya, yaitu dikarenakan :

1. Memang dikarenakan anda tidak diundang

Tunggu jangan anda sakit hati dahulu! Tidak diundang memang terasa pahit, tetapi lebih baik ketimbang diungkapkan atau diucapkan. Anda tak perlu baper bilamana anda tidak diundang dalam seremoni pernikahan pribadi yang anda kenal, karena kesemuanya merupakan wewenang penuh kedua mempelai. Mereka-lah yang memutuskan siapa-siapa yang diundang dan mana yang tidak.

2. Terbatas

Berbicara mengenai "terbatas" maka anda tentu paham maknanya, terbatas dalam seremoni pernikahan memiliki beberapa pengertian diantara terbatas bisa dikarenakan ekslusif semisal dihadiri sanak famili saja dan tamu-tamu spesial, terbatas dikarenakan biaya sehingga hanya mengundang sedikit tamu, terbatas karena jarak dikarenakan jarak atau lokasi tempat tinggal saudara/kerabat/relasi terlampau jauh, dan lain sebagainya. Hal ini bukan berarti yang tidak diundang adalah mereka-mereka yang dilupakan, namun itikad baik tersebut mau tak mau harus terganjal oleh keadaan (situasi/kondisi)

3. Lupa (tidak disengaja)

Dalam suatu seremoni pernikahan, anda boleh percaya boleh tidak bahwa siapa-siapa orang yang diundang dalam seremoni tersebut bukanlah sembarang orang pilihan. Memilih tamu undangan merupakan bagian penting yang cukup menguras tenaga dimana anda harus terlebih dahulu menghubungi saudara-saudara bagian keluarga mempelai, siapa-siapa saja kerabat dekat dari orangtua dan para tetangga yang dikenal, rekan maupun relasi dalam pekerjaan, dan lain-lain.

Dikala itu semua anda masih bergelut dengan waktu untuk mempersiapkan seserahan, gaun pernikahan, mencari lokasi yang tepat untuk melangsungkan akad dan resepsi pernikahan, merekrut Wedding Organizer, kemudian anda harus mesinkronisasikannya lagi dengan kapasitas tempat berlangsungnya acara, jumlah makanan yang harus disediakan, berapa banyak souvenir yang harus dipesan, dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun