Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yang Terlupakan dari Polemik Pelarangan Mengenakan Cadar

18 Maret 2018   08:58 Diperbarui: 18 Maret 2018   09:15 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu lalu terjadi kehebohan terhadap polemik dimana sebuah institusi pendidikan membuat kebijakan yang tidak memperbolehkan mengenakan cadar kepada para mahasiswinya. Reaksi beragam bermunculan baik pro dan kontra, tatkala kebijakan tersebut dipandang kontroversial dikarenakan selain merampas hak sebagai individu untuk mengenakan cadar tetapi juga berlebihan karena pihak institusi pendidikan berhak mengeluarkan mahasiswi yang menentang kebijakan. Tingginya atensi publik dan media terhadap polemik ini alhasil pihak institusi memutuskan untuk mencabut kebijakan tersebut demi menjaga atmosfer akademik yang kondusif.

Sejatinya pelarangan mengenakan cadar merupakan ranah atau wewenang institusi pendidikan yang bersangkutan dan sebagai pihak yang menempa ilmu disana berkewajiban melaksanakannya. Namun menurut Penulis pribadi memang kebijakan pelarangan untuk mengenakan cadar dapat dipandang kontroversial, akan tetapi bukan karena aspek tidak diperbolehkannya melainkan sanksi tegas "dikeluarkan" dari institusi pendidikan yang Penulis nilai sangat berlebihan. Pelarangan mengenakan cadar semustinya memiliki pernyataan kuat yang melatarbelakanginya dan selaku institusi dapat melakukan pendekatan persuasif (bilamana kebijakan diterapkan) tanpa adanya unsur paksaan.

Menyangkut polemik pelarangan cadar ini pun Penulis menanggapi bahwa ada hal yang terlupakan dari kehebohan yang diprakarsainya yaitu pentingnya memperdalam ilmu agama. Sebagaimana kita ketahui objek masalah yang menjadi polemik ini berkaitan erat dengan kewajiban muslimah untuk menutup auratnya, pria juga berkewajiban menutup auratnya akan tetapi cakupan kewajiban yang ditujukan kepada kaum pria jauh lebih leluasa ketimbang kaum wanita.

Merunut kepada hukum agama mengenai kewajiban menutup aurat jika pribadi mau mendalaminya maka jalan ceritanya akan sangat panjang dan luas, aspek-aspek yang dipelajari bukan hanya kepada rujukan hukum sebagai landasan kewajiban menutup aurat, koridor menutup aurat bagi pria/wanita, tata cara menutup aurat yang baik dan benar, korelasi menutup aurat dalam lingkup sosial, dan lain-lain sebagainya.

Memang sudah menjadi pembawaan manusia jika ramai-ramai akan sesuatu hal termasuk ramai mempersoalkan pelarangan penggunaan cadar, akan tetapi di satu sisi bahwa manusia lupa masih begitu banyak yang tidak paham maksud dan tujuan dari menutup aurat.

Jika kita perhatikan seksama tak sedikit memposisikan menutup aurat bukan lagi sebagai kewajiban yang berlandas pada hukum agama melainkan lebih kepada trend life style (gaya hidup) dimana menanggalkan sisi kepribadian dan prilaku selaku individu didalamnya. Perhatian semua terpaku kepada penampilan akan gaya busana terkini dalam menutup aurat, tetapi faedah dari menutup aurat itu sendiri dilupakan.

Acapkali persoalan yang ditemui dimana korelasi negatif antara menutup aurat dengan eksistensi diri dalam kehidupan sosial, hal tersebut tentu sangat disayangkan karena tujuan dari menutup aurat bukanlah untuk mempromosikan diri. Bukan berarti menutup aurat yang dilakukan individu salah, akan tetapi maksud tujuan dari individu dalam menutup aurat perlu diperbaiki dan dipelajari kembali.

Oleh karena itu janganlah pribadi merasa puas dengan ilmu yang dimiliki karena pada dasarnya ilmu agama masih sangat dalam apabila digali, fungsinya tentu dengan pemahaman ilmu agama yang mendalam maka hal tersebut dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai upaya diri mendekatkan diri dengan Sang Illahi. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun