Mohon tunggu...
Sans Economics
Sans Economics Mohon Tunggu... Penulis

Seputar ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menko Airlangga: Penurunan Tarif AS Bukan Cuma Angka, Tapi Soal Daya Saing dan Lapangan Kerja!

22 Juli 2025   11:53 Diperbarui: 22 Juli 2025   11:53 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menko Airlangga sosialisasikan kebijakan tarif impor terbaru AS kepada pelaku usaha dan asosiasi. (Foto: ekon.go.id)

Setelah melewati proses negosiasi yang cukup alot, Indonesia akhirnya berhasil mencetak kemenangan diplomatik dalam sektor perdagangan. Amerika Serikat resmi menurunkan tarif impor untuk produk asal Indonesia dari sebelumnya 32% menjadi hanya 19%. Angka ini bukan hanya lebih rendah dari rencana awal, tapi juga jadi yang terendah di antara negara-negara ASEAN maupun pesaing industri lainnya.

Kesepakatan ini lahir dari pertemuan tingkat tinggi antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Donald Trump. Menariknya, Indonesia juga menjadi negara pertama yang berhasil menyegel kesepakatan tersebut setelah pengumuman resmi dari pemerintah AS pada Juli lalu.

Pemerintah pun langsung tancap gas melakukan sosialisasi kepada pelaku usaha dan asosiasi industri terkait kebijakan baru ini. Sosialisasi digelar di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin (21/07), dengan harapan seluruh pemangku kepentingan siap memanfaatkan peluang ini sebaik mungkin.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan pentingnya pemahaman bersama mengenai struktur tarif baru ini. Ia menyebut tarif 19% yang dikenakan kepada Indonesia sebagai tarif terendah dibanding negara ASEAN lainnya---Vietnam dan Filipina 20%, Malaysia 25%, hingga Kamboja, Myanmar, dan Laos yang di atas 35%. Bahkan dibanding negara pesaing seperti Bangladesh (35%) atau India (27%), posisi Indonesia jauh lebih kompetitif.

Lebih dari sekadar angka, kebijakan ini adalah bagian dari strategi besar pemerintah untuk menjaga daya saing ekspor, menarik investasi, dan melindungi sektor industri padat karya, yang menyerap hingga 1 juta tenaga kerja.

Airlangga juga menyoroti struktur tarif dalam negeri (MFN) yang selama ini sudah cukup terbuka. Dari total 11.555 pos tarif, sekitar 11,7% dikenakan bea masuk 0%, sementara hampir separuhnya berada di kisaran 5%. Dengan kesepakatan baru ini, tarif menuju AS akan lebih mendekati model bebas tarif seperti yang sudah diterapkan dalam sejumlah perjanjian CEPA dan FTA yang dimiliki Indonesia dengan negara mitra lain seperti China, Jepang, hingga Uni Eropa.

Sosialisasi juga membahas soal penyelesaian hambatan non-tarif (non-tariff barriers), yang selama ini jadi batu sandungan dalam perdagangan lintas negara. Pemerintah menyebut hal ini akan dijabarkan lebih rinci dalam Joint Statement resmi kedua negara dalam waktu dekat.

Menjawab kekhawatiran bahwa kesepakatan ini akan menguntungkan pihak AS secara sepihak, Menko Airlangga menyatakan bahwa pembelian beberapa komoditas AS, seperti gandum, kedelai, dan produk energi, bukan tambahan beban, melainkan hanya pergeseran sumber impor. Produk-produk itu toh selama ini juga sudah diimpor dari negara lain.

"Kalau ini tidak diberikan, kita kehilangan daya saing. Ada 1 juta orang yang bisa kehilangan pekerjaan. Amerika ingin jadi partner sejajar Indonesia---negara demokrasi terbesar ketiga dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara," tegas Airlangga.

Dengan diberlakukannya tarif baru mulai 1 Agustus---yang secara resmi akan dituangkan dalam Joint Statement---Indonesia sekali lagi menunjukkan bahwa diplomasi ekonomi bukan cuma soal angka, tapi soal arah masa depan perdagangan yang lebih strategis.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun