Mohon tunggu...
Sanna Nidaul Alifah
Sanna Nidaul Alifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Study everytime👍

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Valerian (Valeriana Officinalis) terhadap Mencit BALB/C

20 Juni 2021   17:17 Diperbarui: 20 Juni 2021   17:28 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

     Menurut, Niruri & Wirasuta (2018) Toksisitas merupakan kemampuan suatu bahan makanan atau zat kimia dalam memberikan efek toksik (racun) pada jangkawaktu tertentu dikarenakan adanya interaksi kimia di dalam tubuh secara fisiologis.

     Valerian (Valeriana officinalis) adalah salah satu tanaman yang terdapat di Indonesia. Lapu Landudjama (2010), menyatakan pada penelitian secara invitro disebutkan bahwa kandungan aktif valerian yaitu valepotriates dan sesquiterpenes yang terkandung dalam volatile oil memiliki sifat sitotoksik. Sifat sitotoksik inidapat terjadi pada sitoplasma sel hepar (sel hepatosit) sehingga menyebabkan hepatotoksik.

     Untuk mengetahui sifat toksisitas pada ekstrak valerian (valeriana officinalis) terhadap mencit balb/c, dilakukan dengan menggunakan 25 ekor mencit Balb/c yang dibagi lima kelompok. Pada mencit diberikan perlakuan pemberian ekstrak valerian berupa ekstrak alkohol 70% akar valerian yang telah distandardisasi, dengan dosis bertingkat yaitu 5, 50, 500, dan 2000 mg/kgBB secara peroral menggunakan sonde lambung dengan single dose yang ditentukan pada tiap-tiap kelompok berdasarkan OCDE Guideline Acute Oral Toxicity-Fixed Dose Prosedure, kemudian diamati selama tujuh hari.

     Pada akhir pengamatan, mencit diterminasi kemudian diambil organ heparnya. Sedangkan mencit yang mati selama pengamatan langsung diambil organ heparnya. Organ hepar kemudian dilakukan pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis. Selanjutnya, preparat histopatologi hepar diamati di bawah mikroskop cahaya dalam lima lapangan pandang yang berbeda, dengan perbesaran 400 kali.

     Setiap lapangan pandang dihitung 40 sel hepatosit dan dinilai skor tiap sel.

Hasil pengujian secara makroskopis menunjukkan bahwa morfologi makroskopis hepar seluruh sampel dari tiap kelompok memperoleh morfologi normal. Secara mikroskopis menunjukkan bahwa adanya perubahan pada gambaran histologi hepar mencit dimana pada kelompok K didapatkan sel normal.

Selanjutnya pada kelompok P1 mengalami degenerasi parenkimatosa, kelompok P2 mengalami degenerasi hidropik, kelompok P3 mengalami degenerasi hidropik dan nekrosis hepatosit dan pada kelompok P4 mengalami nekrosis hepatosit.

Adapun Interpretasi hasil pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Gambaran makroskopis

Morfologi makroskopis hepar yaitu gambaran permukaan luar hepar.

Penilaian disebut normal jika permukaan rata dan halus, sedangkan abnormal jika permukaan berupa jaringan ikat, kista kecil, permukaan yang berbenjol-benjol, atau abses

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun