Mohon tunggu...
Sania Latifa Hanim
Sania Latifa Hanim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Aktif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Keanekaragaman Flora di Taman Slamet Kota Malang

20 Mei 2023   20:50 Diperbarui: 20 Mei 2023   20:58 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar diambil pada Minggu, 14 Mei 2023 - Dokpri

           Taman adalah sebuah tempat dimana memiliki suatu ruang dalam berbagai kondisi. Kondisi yang dimaksud diantaranya lokasi, ukuran atau luasan, suatu iklim dan kondisi lainnya seperti tujuan serta fungsi spesifik dari pembangunan taman tersebut. Taman juga memiliki manfaat yaitu sebagai media edukasi, sekaligus sebagai sarana penunjang berolahraga dan ruangan terbuka hijau bagi masyarakat untuk melakukan aktivitas lainnya.

            Kali ini Taman yang akan dibahas yaitu Taman Slamet. Taman Slamet terletak di dalam lingkungan perumahan yang ada di wilayah Gading Sari. Taman Slamet merupakan salah satu taman yang berada di Kota Malang. Lokasi detail berada di jalan Taman Slamet, Kelurahan Gading Sari, Kecamatan Klojen Malang Jawa Timur. Taman Slamet Kota Malang ini diresmikan oleh pemerintah daerah tepat pada tanggal 2 April 2016 lalu. Uniknya pada waktu itu tepat menjadi kado ulang tahun pada kota Malang yang ke 102. Peresmian Taman Slamet dilakukan oleh pihak PT Bentoel Prima Tbk, Hendro Marto Wardojo, walikota Malang, kepala dinas kebersihan, sekretaris daerah, pertamanan dan beberapa pejabat kota Malang lainnya. Tidak ketinggalan pula antusias para warga Malang dalam menyambut peresmian taman Slamet dengan mengusung tema "Hidden Paradise". Taman ini memiliki berbagai jenis Flora dan Fauna. Perlu diketahui floran fauna di Indonesia sangatlah beragam jenisnya. Setiap daerah tentunya memiliki jenis flora nya. Karena tidak setiap daerah dapat ditumbuhi oleh tanaman yang sama. Berikut jenis flora yang berada di Taman Slamet :

1. Tanaman Pohon Naga (Dracaena Marginata Tricolor)

Dokpri
Dokpri
Dracaena Marginata Tricolor adalah tanaman hias daun dengan bentuk daun panjang namun tidak lebar (sempit), bertekstur kaku, berwarna merah dengan sedikit sentuhan hijau, sering disebut Dragon tree. Tanaman ini sangat mudah perawatannya seperti species tanaman lain dalam Genus Dracaena. Faktor iklim dan tanah yang mempengaruhi yaitu dataran rendah-tinggi dengan suhu panas maupun dingin dengan jenis tanah humus atau tanah kompos. Dracaena Marginata mampu menghasilkan oksigen sekaligus mengontrol kadar kelembapan dalam suatu ruangan. Tanaman ini juga berfungsi menyerap polusi udara seperti gas n0, pencemaran udara yang nantinya diubah menjadi N02 (nitrogen dioksida), gas c02 (karbondioksida), gas c0 (karbon monoksida). Faktor biotik yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman ini meliputi komponen yang berinteraksi dengan tanaman Dracaena Marginata. Meskipun cukup tahan penyakit, tanaman ini rentan terhadap serangga bersisik, kutu putih dan thrips. Dua kutu putih dikenali karena meninggalkan endapan kecil, lengket, seperti kapas di daun tanamannya sendiri. Tanaman ini juga beresiko terkena hama tanaman biasa seperti tungau dan laba-laba. Hama juga sering muncul saat suhu hangat dan udara sangat kering.

2. Tanaman Lili Paris (Hymenocallis Littoralis)

Dokpri
Dokpri
Hymenocallis Littoralis yang lebih dikenal sebagai bunga bakung adalah genus dari tanaman berbunga dari suku Amaryllidaciae. Ada sekitar 50 spesies dari genus ini yang berasal dari bagian tropis dan subtropic Amerika. Tumbuhan Hymenocallis ini mempunyai umbi dan dapat hidup sepanjang tahun. Bunga dari tumbuhan ini berbentuk unik. Banyak di temukan di dataran rendah sampai ketinggian 700 mdpl. Di daerah-daerah yang tanahnya tidak membeku pada musim dingin, Hymenocallis Littoralis dapat menjadi atraksi kebun. Tanaman ini menyukai tanah yang drainasinya baik serta kaya akan humus dan tumbuh di bawah sinar matahari penuh atau teduh parsial. Beberapa spesies juga dikenal sebagai bunga lili laba-laba dikarenakan bentuk bunganya. Tanaman ini memiliki kadar klorofil daun paling besar dari tanaman sejenisnya, hal ini terjadi karena adanya suatu respon adaptasi tanaman terhadap cekaman polutan (timbal yang baik). Factor biotik yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman ini meliputi komponen yang berinteraksi dengan tanaman Hymenocallis Littoralis yaitu mengenai hama dan serangga penyerbu yang sering merusak tanaman yaitu, termasuk tungau laba-laba, kutu daun, dan bahkan kutu putih. Daun tanaman ini juga bisa menguning jika dipindahkan ke lingkungan baru yang disebabkan tingginya kadar mineral dalam air. Namun, gejala ini akan hilang begitu tanaman dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya.

3. Tumbuhan hias Miana (Coleus Atropurpureus)

Dokpri
Dokpri

Tanaman Miana atau dengan nama latin Coleus Atropurpureus tergolong dalam famili Lamiaceae berasal dari benua Asia merupakan salah satu tanaman digemari oleh pecinta tanaman. Tanaman ini memiliki daun yang indah. Tanaman ini merupakan jenis tanaman semak dengan tinggi dapat mencapai sekitar 1,5 m. Pada habitat aslinya, tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi yaitu pada ketinggian 100-1.600 m diatas permukaan laut (dpl), Tanaman ini banyak tumbuh pada daerah yang memiliki tanah lembab atau sedikit berair dan memiliki suhu lembab serta terbuka. Tanaman ini merupakan jenis tanaman semusim untuk tumbuh optimal suhu udara yang cocok bagi tanaman ini adalah berkisar pada 20-60 derajat celcius dengan Ph 5 hingga 7,5. Daunnya berbentuk segitiga dengan warna daun yang bervariasi, dari warna hijau hingga merah ke ungu-unguan dan memiliki tepi yang beringgit. Pada saat dewasa tanaman ini memiliki bunga yang berwarna merah atau ungu atau kuning . Senyawa kimia yang terkandung dalam daun miana adalah golongan minyak atsiri flavonoid, alkaloid, steroid, tanin dan saponin. FaKtor biotik yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman ini meliputi komponen yang berinteraksi dengan tanaman Coleus Atropurpureus yaitu mengenai hama dan serangga penyerbu yang sering merusak tanaman yaitu, termasuk tungau laba-laba, kutu daun, dan bahkan kutu putih. Daun tanaman ini memiliki kasiat sering kali digunakan untuk menyembuhkan beberapa penyakit seperti, sebagai obat cacing, obat sembelit, menyembuhkan mata merah, ambeien, juga menyembuhkan beberapa penyakit kulit seperti bisul, borok. Hal ini dikarenakan pada daun ini mengandung kandungan yang memiliki manfaat sebagai obat seperti minyak aksiri, kalsium oxalate, tannin, phyosterol dan lemak.

4. Tumbuhan Talas Cina atau Kuping Gajah (Alocasia Cucullata)

Dokpri
Dokpri

 Tumbuhan Talas Cina atau Kuping Gajah dengan nama lain Alocasia Cucullata tergolong dalam famili Araceae. Tanaman ini tumbuh di beberapa bagian Asia, seperti di China, India, Sri Lanka dan Burma. Alocasia Cucullata merupakan spesies tanaman daun lebar yang memiliki bunga dari keluarga Araceae. Tanaman ini dikenal dengan nama Chinese taro, Chinese ape, Buddha's hand dan "hooded dwarf elephant ear" (kuping gajah kerdil berkerudung). Tanaman ini mudah tumbuh mereproduksi vegetatif Ketika potongan batang atau akar memasuki tanah. Penyakit yang sering menyerang Alocasia Cucullata adalah penyakit bercak daun yang disebabkan oleh bakteri Pantoea Agglomerans. Alocasia Cucullata lebih menyukai iklim tropis dan subtropic yang lembab. Ini disesuaikan untuk tumbuh di daerah teduh seperti berada di Taman Slamet tetapi juga dapat tumbuh di bawah sinar matahari penuh. Tanaman Alocasia Cucullata tumbuh dengan baik di tanah yang gembur, berdrainase baik, dan sedikit lempung. Ph tanah yang ideal untuk spesies tropis ini adalah 5,5 hingga 6,5 (sedikit asam). Keasaman tanah memungkinkan tanaman menyerap nutrisi dengan lebih efisien. Faktor biotik yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman ini meliputi komponen yang berinteraksi dengan tanaman Alocasia Cucullata yaitu mengenai hama dan serangga penyerbu yang sering merusak tanaman yaitu, termasuk tungau laba-laba, kutu daun, dan bahkan kutu putih. Faktor Topografi tumbuhan ini memengaruhi intensitas cahaya, suhu, dan curah hujan yang berbeda-beda disetiap tempat. Apabila faktor-faktor tersebut berbeda, maka jenis makhluk hidup yang ada di ekosistem pun berbeda-beda.

5. Tumbuhan Puring (Codiaeum Variegatum)

Dokpri
Dokpri

Tumbuhan Puring atau dengan nama latinnya Codiaeum Variegatum adalah tanaman hias pekarangan populer berbentuk perdu dengan bentuk dan warna daun yang sangat bervariasi. Codiaeum Variegatum tergolong dalam family Suku kastuba-kastubaan. Jenis tanaman hias ini berasal dari Malaysia dan Pasifik. Namun, kini telah tersebar di seluruh daerah tropika dan subtropika, serta menjadi salah satu simbol turisme. Codiaeum Variegatum dapat ditanam kapan saja sepanjang tahun, tergantung sepenuhnya pada suhu yang tersisa secara konsisten 70 hingga 80 derajat Fahrenheit di dalam ruangan, di luar ruangan, atau di rumah kaca. Tanaman puring di luar ruangan harus ditanam di tanah yang gembur dan berdrainase baik. Jika di daerah mengalami suhu malam hari di bawah 50 derajat Fahrenheit setiap saat sepanjang tahun. Tanaman ini lebih menyukai Ph tanah asam yang kaya humus. Tanah yang dikeringkan dengan baik dan lembab yang telah diperkaya dengan kompos yang sangat ideal. Faktor biotik yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman ini meliputi komponen yang berinteraksi dengan tanaman Codiaeum Variegatum yaitu mengenai hama dan serangga penyerbu yang sering merusak tanaman yaitu, termasuk tungau laba-laba, kutu daun, dan bahkan kutu putih. Faktor Topografi tumbuhan ini memengaruhi intensitas cahaya, suhu, dan curah hujan yang berbeda-beda disetiap tempat. Apabila faktor-faktor tersebut berbeda, maka jenis makhluk hidup yang ada di ekosistem pun berbeda-beda.

6. Bunga Kupu-Kupu (Bauhinia Purpurea L.)

Dokpri
Dokpri

Bunga kupu-kupu atau orchid tree dalam nama Inggrisnnya merupakan tanaman dari familia Fabaceae dan di Indonesia sering di sebut dengan tanaman peneduh dan tanaman pagar. Bunga kupu-kupu  ini merupakan nama umum dari penyebutan berbagai tanaman dari genus Beuhinia sp yang jumlahnya ada sekitar 300- an lebih di dunia. Dinamakan tanaman kupu-kupu karena bentuk daun dari tanaman ini yang menyerupai kupu-kupu serta bentuk bunga yang menyerupai bunga Anggrek. Tanaman ini tersebar alami di Asia (China dan Asia Tenggara). Tanaman ini tumbuh di Indonesia karena hasil Introduksi. Tanaman ini tumbuh baik di daerah beriklim tropis dan subtropis dengan ketinggian antara 500-2000 m dpl dan dengan jenis tanah humus. Tanaman ini mudah sekali tumbuh, pohon ini berukuran sedang dengan tinggi mencapai 5 meter. Kulit batang berwarna coklat keabu-abuan. Daun berukuran 10-20 cm, berwarna hijau dengan bentuk menyerupai sayap kupu-kupu dan bagian pangkal membulat ganda (seperti pangkal hati) dan bagian ujung nya pun ganda melonjong dengan bunga berwarna merah muda. Masalah umum pada tanaman ini  yaitu seringnya muncul bakteri tanaman atau jamur seperti bercak coklat, adapun masalah lain seperti kurangnya nutrisi tanaman dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman ini yaitu kurangnya nutrisi akan menyebabkan menguningnya daun secara luas. Faktor Topografi tumbuhan ini memengaruhi intensitas cahaya, suhu, dan curah hujan yang berbeda-beda disetiap tempat. Apabila faktor-faktor tersebut berbeda, maka jenis makhluk hidup yang ada di ekosistem pun berbeda-beda.

7. Tanaman Andong Merah (Cordyline Fruticosa (L) A. Cheval)

Dokpri
Dokpri

Tanaman ini merupakan tanaman dalam bangsa Liliales, suku Liliaceae, dan marga Cordyline. Biasa berada di lingkungan pekarangan, taman atau area kuburan. Tanaman Andong merupakan perdu tegak dengan tinggi 2-4 m, batangnya bulat dan, keras, daunnya tunggal dengan berbagai jenis ada yang berwarna hijau, merah kecoklatan. Letak daun tersebar pada batang. Tanaman ini tumbuh di daratan rendah sampai ketinggian 1.900 mdpl dengan rekomendasi penanaman di dataran rendah beriklim panas, suhu mencapai 30-35 derajat celcius. Tanah yang cocok untuk jenis tanaman ini adalah tanah humus. Tanaman ini memiliki berbagai kasiat seperti tanaman obat untuk melancarkan darah yang membeku, menyejukkan darah, dan menghentikan pendarahan. Faktor biotik yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman ini meliputi komponen yang berinteraksi dengan tanaman yaitu mengenai hama dan serangga penyerbu yang se Faktor Topografi tumbuhan ini memengaruhi intensitas cahaya, suhu, dan curah hujan yang berbeda-beda disetiap tempat. Apabila faktor-faktor tersebut berbeda, maka jenis makhluk hidup yang ada di ekosistem pun berbeda-beda. ring merusak tanaman yaitu, termasuk tungau laba-laba, kutu daun, dan bahkan kutu putih.

Itulah beberapa flora yang berada di lingkungan Taman Slamet kota Malang. Patutnya kita sebagai pengunjung taman harus tetap menjaga segala jenis flora dan fauna, khususnya flora yang ada disana. Banyak cara yang bisa dilakukan antara lain dengan cara tidak merusak fasilitas serta tanaman yang ada, dengan tidak mencabut tanaman dan tidak membuang sampah sembarangan di area taman agar taman tetap asri dan terjaga.


Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Geografi Fisik Semester Genap 2022/2023

Dosen Pengampu : Ulfi Andrian Sari,M.Pd

Nama Kelompok:

  • Imella Olivia (220102110011)
  • Sania Latifa Hanim (220102110055)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun