Mohon tunggu...
Muhammad Yunus
Muhammad Yunus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kemandirian Pilar Dalam Kebersamaan Saling Berpadu

Penggiat Ekonomi Syariah terapan, dan Pertanian Organik Terpadu berbasis Bioteknologi. Sehat Manusia, Sehat Pangan, Sehat Binatang, Sehat Tanah, Air dan Udara.

Selanjutnya

Tutup

Money

Menjadi Petani Makmur dengan Tanam Padi Sebatang

20 Juli 2012   16:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:45 5927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pertemuan yang tanpa direncakan dengan Kakanda Ahmad Gazali di Nagari Sikucua Kampung Dalam Pariaman Sumatera Barat ketika seorang istri senior di Surau Intelektual dan Universitas Bung Hatta, membawa kisah dan cerita yang luar biasa. Pertemuan tersebut terjadi di hari senin tanggal 16 Juli 2012.

Kakanda Ahmad Gazali mendedikasikan hidupnya untuk melakukan pemberdayaan, pendampingan dan penguatan Kelompok Usaha Bersama para petani di berbagai Nagari di Sumatera Barat. Kegiatannya sekarang berada di Kampung Bendang Nagari Sungai Sariak Kec. Sungai Sariah VII Koto Kab. Pariaman. Pemberdayaan yang ia lakukan adalah penanaman padi sebatang, budi daya ikan gurame dan gabus. Kelompok lain membuat pupuk organik majemuk lengkap sedangkan salah satu kelompok lain adalah penanaman ubi kayu.

Beliau mendedikasikan hidup untuk tidak mencari kekayaan secara pribadi, namun ia mendedikasikan hidup untuk pengabdian bagi masyarakat petani marginal. Untuk tempat tinggal beliau saat ini hanya sebuah pondokan ditengah sawah diantara tanaman padi dan kolam pembesaran ikan gurame. Hidup layaknya aktivitas petani biasa. Hidup bersama petani dan menghayati permasalahan keseharian dalam bertani dan kehidupan. Karena ia berprinsip bahwa hidup itu harus bermanfaat dan tidak hanya hebat diatas kertas. Jika melihat wajahnya maka kita akan menerka ia masih berusia 55 tahun, namun usianya saat sekarang ini adalah 61 tahun.

Pola pemberdayaan, pembinaan dan pendapingan beliau adalah langsung. Pada awal ia akan menjadi petani dengan memberikan contoh penggunaan pupuk organik majemuk lengkap dan juga cara penanaman. Penulis berkesempatan untuk hidup bersama beliau selama lebih 4 hari 4 malam mempelajari cara pembuatan pupuk dan penanaman padi sebatang.

Kenapa petani miskin dan tidak berdaya? itulah pertanyaan meluncur dari penulis. Beliau memberikan jawaban sangat lugas dan mengenai sasaran tepat. Petani miskin karena dipermiskin oleh sistem pertanian dan juga biaya pertanian tidak sangat tinggi dibandingkan hasil yang belum bisa dipastikan dimasa depan. Disamping itu sedikitnya pengetahuan dan ketrampilan petani untuk mengembangan usaha pertanian. Apalagi petani yang menggarap sawah orang lain. Maka lengkap sudah petani akan tetap miskin dengan kenaikan biaya untuk menanam padi.

Dari keprihatinan beliau maka kami memiliki komitmen untuk mendirikan lembaga keuangan bernama Rankiang Petani Nagari yang menggunakan sistem ekonomi syariah. Pada tahap setelah pencontohan bagaimana menanam padi sebatang di sawah dan proses pemberian pupuk organik dan petani melihat hasil. Maka langkah beliau selanjutnya adalah mendirikan Kelomok Usaha Bersama untuk mengajarkan masyarakat petani hidup secara team atau berjamaah. Hal ini berangkat dari filosofi dan cara pandang solat bejamaah.

Dengan berjamaah dan kerja sama bergotong royong maka pekerjaan yang selama ini membutuhkan biaya untuk upah penggarapan menjadi hilang. Hal ini menjadikan biaya pengolahan menjadi turun. Sedangkan untuk pupuk bersumber dari ternak petani. Dalam pembuatan pupuk ini semua anggota berkontribusi secara material dan juga tenaga. Hasil dari pupuk dibagi berdasarkan kontribusi tenaga dan materi. Bagi yang ikut menyumbangkan tenaga diberikan pupuk hasil olahan sebanyak 1 karung. Sedangkan yang memberikan kontribusi material juga diberikan sesuai dengan kontribusi. Semuga dihitung sebagai ongkos produksi.

Untuk pembuatan pupuk majemuk lengkap membutuhkan waktu 50 jam pekerjaan. Setelah pengolahan maka pupuk siap untuk digunakan di lahan pertanian dan perkebunan serta perikanan. Untuk pengolahan tanaman padi 25 m x 25 m maka dibutuhkan pupuk sebanyak 5 karung. Penggunaan ini adalah untuk menghilangkan residu hasil kimia non organik dari pupuk UREA, NPK, TSP dan ZA yang telah mengendap dan menghancurkan kesuburan tanah yang berpuluh tahan. Kemudian petani juga diberikan pelatihan untuk membuat anti hama organik dari tumbuh tumbuhan yang ditambah dengan NT 45 seri E. Maka petani tidak membutuhkan lagi pembelian berbagai pertesida dan pupuk kimia organik. Dari biaya operasional petani terjadi penurunan 70% sampai panen.

Sedangkan untuk penanaman padi menggunakan Teknik Penanaman Padi Sebatang (TPPS) yang menggunakan ukuran 30 cm x 30 cm sampai 1 m x 1 meter untuk tanah gambut. Pada tahap penanaman padi petani diminta untuk membuat saluran air ditengah sawah untuk pengendalian air. Hal ini untuk menghemat penggunaan air. Dengan teknik ini penggunaan air berkurang sebanyak 50% dalam satu kali tanam. Hal ini juga membantu petani untuk mengendalikan hama keong yang senang memakan tanaman padi.

Sedangkan untuk hasil dari TPPS adalah 2 kali lipat dari pengolahan secara konvensional. Untuk lahan 1 hektar di Nagari Sungai Sariah biasanya menghasilkan 3,5 ton sekarang menjadi 6 ton. Untuk penanam selanjutnya sedang dirancang sekali tanam untuk 3 kali panen.

Sebuah usaha yang menyentuh akar permasalahan petani dari awal sampai akhir dan memberikan sosuli dari petani dan mereka mengerjakan secara bersama dan mandiri. Maka untuk sekarang ini tiada lagi kemiskinan petani baik secara sistem maupun oleh kendala keterampilan yang terbatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun