Mohon tunggu...
Surya Ferdian
Surya Ferdian Mohon Tunggu... Administrasi - Shalat dan Shalawat Demi Berkat

Menikmati Belajar Dimanapun Kapanpun

Selanjutnya

Tutup

Money

Bisnis Yahud Perenggut Maut

2 September 2016   15:20 Diperbarui: 2 September 2016   17:40 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Mengutip pendapat Collegium Ramazzini, 2010, Asbestos dalam semua bentuknya adalah bahan yang berbahaya dan mengancam kesehatan manusia[10]. 100-140 Ribu orang pekerja yang berhubungan dengan asbestos meninggal akibatAsbestos-related cancer diseluruh dunia. Insitut Nasional untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Amerika (NIOSH) mengatakan 2 dari 5 orang meninggal akibat kanker disebabkan oleh asbestosis dari setiap 1000 pekerja.

Asbestos was declared a proven human carcinogen by the US Environmental Protection Agency (EPA), the International Agency for Research on Cancer (IARC) of the World Health Organization, and the National Toxicology Program (NTP) more than 20 years ago (EPA, 1986; IARC, 1988; NTP, 1980). The scientific community is in overwhelming agreement that there is no safe level of exposure to asbestos (Welch, 2007). Moreover, there is no evidence of a threshold level below which there is no risk of mesothelioma (Hillerdal, 1999)[11].

Sampai tahun 2009, lebih dari 2 juta ton asbestos diproduksi dan diperdagangkan ke seluruh dunia. Tiga negara besar produsen asbestos adalah Rusia, China, dan Brazil selain Kazakhstan dan Canada. Hingga saat ini perdagangan asbestos didunia belum berhenti. Ancaman kanker paru-paru yang disebabkan oleh asbestos masih mengancam dunia khususnya di negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia.

Dalam berbagai varian produk mulai dari atap asbes bergelombang, kampas rem dan gasket, pelapis pipa, hingga pakaian anti api masih menggunakan serat asbestos yang dikenal tahan api dan berserat kuat. Ancaman kesehatan terhadap pekerja yang terpajan asbestos masih terus mengintai mereka yang bekerja pada industri yang memproduksi asbes lembaran, pekerja tambang, ahli elektronik, ahli mekanik, pekerja baja, pekerja industri tekstil dan banyak bidang kerja lainnya[12].   

Industri Asbestos di Indonesia

Dalam laporan penelitian yang dilakukan Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO) (2011) bertajuk Developing a national profile of industrial carcinogens and estimating its disease burdens in Indonesia,disebutkan bahwa Indonesia hanya melarang penggunaan crocidolite (asbes biru) berdasarkan PP No 74 Tahun 2001 dan Peraturan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 3 Tahun 1985). Indonesia masih membolehkan impor dan penggunaan chrysotile(asbes putih) dan memproduksinya menjadi asbestos murni (pure asbestos), asbestos olahan (fabricated asbestos) dan campuran serat asbes (mixed asbestos fiber).

Indonesia merupakan salah satu negara yang mendukung perdagangan Asbes Putih (pro-chrysotile)di forum internasional dengan menolak memasukkan chrysotil kedalam daftar PIC (Prior Informed Consent) pada Konvensi Roterdam, Oktober 2006.[13] Indonesia juga dengan suka rela menerima loby dari Pemerintah Kanada untuk ikut dalam program “asbestos safe use.” Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI bahkan bekerja sama dengan Fiber Cement Manufacturers Association Ltd (FICMA) membuat dokumen pedoman teknis kesehatan dan keselamatan kerja dalam penggunaan bahan-bahan yang mengandung asbes putih[14](Sanyoto, Bismo, 2009, Bab 2. P.38).

Aminah Mahmud, pejabat Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam sebuah seminar pada tahun 2008 tentang asbes putih, mengatakan bahwa Indonesia memprioritaskan alasan ekonomi ketimbang alasan kesehatan dan lingkungan. Indonesia telah memakai asbes putih sejak 1959[15] atau hanya berselang 14 tahun sejak berakhirnya perang dunia kedua yang diketahui menjadi era booming produksi dan penggunaan asbestos diseluruh dunia.[16]

Berdasarkan data BPS tahun 2015[17]  Indonesia masih mengimpor 102, 368 ton Asbestos dalam beragam bentuk. Mulai dari asbestos untuk kepentingan industri pengolahan (pabrikasi) hingga asbestos yang terkandung dalam produk jadi seperti pipa, bahan pakaian, gasket dan lain sejenisnya. Data pemantauan nilai import yang dilansir Kementerian Perindustrian RI melalui lamannya, menyebutkan bahwa hingga tahun 2014 Indonesia mengimport asbestos dari berbagai negara dengan nilai total lebih dari USD 118 Juta Dolar Amerika hanya untuk komoditi Asbes Semen[18] dimana nilai tertinggi impor berasal dari Rusia senilai USD 49 juta Dolar.

Dari data importir yang dipublikasikan oleh BPS tahun 2015[19], sedikitnya terdapat 10 perusahaan yang menjadi pengimpor asbestos sebagai bahan baku produk yang akan diolah menjadi berbagai jenis produk akhir. Asbestos ini diimpor dengan kode HS (Harmonized System) 25249000 berkode nama “other asbestos.”

Menarik jika dibandingkan dengan data yang dipublikasi oleh BPS tahun 2010, Indonesia mengimpor asbestos dalam 2 jenis HS Code yaitu 2524900010 berupa chrysotile, dan  2524900090 berupa “other asbestos, crocidolite and chrysotile.” Sepuluh perusahaan yang pada data BPS 2010 dideteksi mengimpor Chrysotile (asbes putih) menjadi pengimpor bahan yang sama namun dengan nama yang berbeda berupa “other asbestos” pada data BPS 2015.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun