Mohon tunggu...
Madjid Lintang
Madjid Lintang Mohon Tunggu... Wiraswasta - Orang biasa yang masih terus belajar.

Di hadapan Tuhan aku hanya sebutir debu yang tak berarti. Pembelajar yg tak henti belajar, dan seorang hamba Tuhan yang penuh dosa.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Rencana Dua Aksi yang Menakutkan

10 Mei 2019   08:50 Diperbarui: 10 Mei 2019   09:21 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Mendekati akhir masa penghitungan suara hasil Pemilihan Umum 2019, kubu calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno merencanakan dua jenis aksi. 

Menuding Komisi Pemilihan Umum curang, mereka mempersiapkan aksi protes melalui demonstrasi terbuka. Selain berunjuk rasa, kubu Prabowo-Sandi berencana membeberkan data hasil pemilu dan dugaan kecurangan pemilu versi mereka kepada publik. "PKS memiliki data yang sangat lengkap dan dalam beberapa hari ke depan kami akan ungkapkan data tersebut," kata Sandiaga.

Membaca penggalan artikel Koran Tempo tersebut, ada rasa ngeri menggerogoti jiwa saya. Terbayang suasana di Negara Suriah beberapa tahun silam. Mirip sekali dengan suasana politik di Indonesia saat ini. Penantang petahana tidak terima kalah dalam Pilpres, lalu mengerahkan massa berdemonstrasi menuntut pembatalan hasil Pilpres. Pihak yang kalah mengatasnamakan Kelompok Oposisi.

Pada awalnya kelompok oposisi hanya melakukan demonstrasi-demonstrasi di jalanan, lalu pemogokan massal. Terakhir melakukan gerakan bersenjata. Terjadilah perang saudara di Negara tersebut. Perang Saudara tersebut berkepanjnangan, memporak-porandakan sendi-sendi kehidupan rakyat. Bangunan-bangunan hancur, sendi-sendi kehidupan ekonomi pun lebur.

Hal tersebut bisa terjadi lantaran hilangnya rasa kesadaran berbangsa di pihak yang kalah kontestasi. Ada pihak yang punya agenda politik tersembunyi menunggangi salah satu pihak dalam kontestasi itu.

Pihak yang menunggangi tersebut tidak memperdulikan apa pun yang bakal terjadi sebagai akibatnya. Mereka tidak perduli apakah Negara sasaran mereka akan hancur-lebur porak-poranda dan tercerai-berai. Yang penting, pengaruh mereka bisa menancap dalam di jiwa kalangan orang-orang atau kelompok masyarakat yang berhasil mereka bina. Kemudian mereka akan membangun tatanan baru yang sesuai dengan paham mereka di atas puing-puing kehancuran. Naudzubillah minzalik.

Agenda tersembunyi dibawa oleh kalangan tertentu yang sudah memiliki kendaraan politik formal. Di kendaraan politik ini bergabung pula eks anggota ormas terlarang. Ciri-ciri mereka sangat mudah dikenali dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat.

Bahkan, kita dapat melihatnya dari berbagai fitnah dan berita-berita hoax yang ditebarkan secara massif melalui berbagai media saat-saat jauh sebelum Pilpres, dan semakin kencang ketika memasuki tahapan-tahapan Pilpres. Pasca Pilpres upaya penggagalan hasil Pilpres pun didengungkan. Indonesia terancam perpecahan.

Para politisi dan tokoh-tokoh senior bangsa ini yang mengaku patriot dan cinta Tanah Air, tampak jelas warna politiknya. Mereka ternyata tidak memperdulikan keutuhan Negara dan bangsa ini.

Jika mereka betul-betul cinta Bangsa ini, seharusnya mereka menjunjung tinggi tatanan hokum yang berlaku. KPU yang dibentuk oleh Negara dengan perangkat perundang-undangan yang baku harus mereka akui kinerjanya. Jika pun ada kekeliruan tempuhlah jalan hokum yang berlaku di Negara ini. Bukan dengan cara mengerahkan massa apalagi people power dengan tujuan memaksakan kehendak sendiri.

Semoga yang saya takutkan itu tidak jadi kenyataan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun