Mohon tunggu...
Sandro Balawangak
Sandro Balawangak Mohon Tunggu... lainnya -

menulis bukan sekedar

Selanjutnya

Tutup

Nature

Meretas asa di Panggung Adiwiyata

2 Maret 2013   07:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:27 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_246496" align="alignright" width="300" caption="Siswa SD 1 Peguyangan sedang menanam pohon"][/caption] Meretas asa menuju sekolah adiwiayata nampak dari kedatangan tim penilai dari BLH Kota Denpasar pada tanggal 17 Januari 2013 lalu ke SD Peguyangan di Jalan Ahmad Yani Utara-Kota Denpasar. Tanaman hijau, lingkungan asri dengan bunga yang sedang mekar  membuat tim penilai terpesona seakan lekang memandang kagum.  Keramahan guru dan siswa SD 1 Peguyangan selalu membuat hati tim penilai menjadi sejuk, sesejuk rindangnya tanaman di Taman Belajar.  Amazing and Surprising   selalu  mengiringi  tatapan wajah disaat melihat kesuburan dan keindahan tanaman di halaman sekolah itu Why can it be ……?  begitulah perasaan semua orang yang  menginjak kakinya di SD 1 Peguyangan. Inilah kisah. Kisah perjuangan sekolah Dasar 1 Peguyangan Kota Denpasar-Bali dalajm meretas jalan menuju sekolah yang berbudaya dan berwawasan lingkungan. Lazim disebut sebagai sekolah Adiwiyata. Kepala SD 1 Peguyangan Nyoman Arya menjelaskan program adiwiyata merupakan implementasi dari Pendidikan Lingkungan Hidup pada siswa/i dan seluruh warga sekolah baik ditingkat sekolah dasar dan menengah yang berupaya membangun karakter. Hal ini bertujuan agar warga sekolah bertanggungjawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Arya menjelaskan pada tahun 2006 Kementerian Lingkungan Hidup mengembangkan program pendidikan lingkungan hidup pada jenjang pendidikan dasar dan menengah melalui program Adiwiyata. Program ini dilaksanakan di 10 sekolah di Pulau Jawa sebagai sekolah model dengan melibatkan perguruan tinggi dan LSM yang bergerak di bidang Pendidikan Lingkungan Hidup. [caption id="attachment_246497" align="alignleft" width="300" caption="Siswa SD Peguyangan belajar di luar kelas"]

1362209311961391134
1362209311961391134
[/caption] Untuk tahun 2013 SD 1 Peguyangan mendapat kesempatan menjadi calon sekolah Adiwiyata dari 251.415 sekolah baik SD, SMP, SMA dan SMK se Indonesia berdasarkan penilaian tim dari Badan Lingkungan Hidup Kota Denpasar dan Provinsi Bali. Memang ibarat kalimat bijak, pahitnya perjalanan hidup senantiasa berakhir dengan sukacita. betapa tidak Arya, yang sudah menjadi guru selama tiga puluh tahun tersebut senantiasa berjuang bersama semua warga sekolahnya untuk menata dan membangun karakter anak didikn untuk mencintai lingkungan. Penataan karakter ini dilakukan dengan mengajak semua pihak termasuk orang tua siswa untuk ikut berpatisipasi dan meningkatkakan kecintaan anak didik terhadap lingkungan. Arya dan semua warga sekolah SD Peguyangan tak pernah lelah. Sejak 12 tahun lalu menjabat sebagai kepala sekolah di SD Peguyangan Arya sudah memiliki cita-cita untuk menjadikan SD Peguyangan lebih baik dari hari ke hari. Dan benar. Saat Pemerintah pusat melalui Kementrian Lingkungan Hidup melahirkan program sekolah Adiwiyata tahun 2006 Nyoman Arya, Ketut Nama dan Luh Widyaastuti bersama orang tua wali murid dan siswa terus berjibaku menata lingkungan sekolah agar bisa menjadi sekolah Adiwiyata. “Upaya dan perjuangan kami sejak tiga tahunb terakhir menjadi sekolah Adiwiyata akhirnya menemui titik terang. Terlepas dari nanti mendapat penghargaan itu, upaya dan perjuangan ini lebih pada usaha untuk mendidik anak-anak agar lebih mencintai lingkungan. Karena sadar atau tidak sadar bahwa manusia dan lingkungan adalah satu kesatuan. Ibarat satu tubuh. Dan Bali mengenal juga terkenal dengan konsep Tri Hita Karana,” tutur Arya kepada Krisanto Boro dari Tabloid Suksesi, (Jawa Pos Group) sepekan silam. Untuk saat ini SD Peguyangan melahirkan sebuah program brilinat yakni program mengeloah sampah berbasis managemen sekolah. Grand Design propgram ini dibagi menjadi empat yakni program Program Pengelolaan Sampah Plastik (P3); Program Pengelolaan Sampah Organik (P2SO); Program Pengelolaan Daur Ulang (P2DU); dan Program Pengembangan Tanaman (P2). “Empat program ini kami serahkan kelompok siswa untuk bertanggungjawab. Ada empat kelompok siswa yang terlibat. Dan mereka bekerja dengan sadar. Masing-masing kelompok sudah mengetahui tugasnya masing-masing. Misalnya, siswa yang membuang sampah sembarangan, maka kelompok sampah yang mengedukasi siswa tersebut,” cerita Arya diamini Ketut Nama. Usaha ini, sunggh-sungguh berhasil mengedukasi dan merubah mental anak-anak didiknya menjadi lebih mencintai sampah dan lingkungan. “Ada pahlawan-pahlawan cilik yang saat ini sedang kami bina untuk menyelamatkan lingkungan,” imbuhnya. Buah dari ketulusan mengabdi Memang bila niatan sudah tulus untuk mengabdi demi pendidikan anak-anak yang berwawasan dan berbudaya lingkungan, pembenahan dilakukan mulai dari kebijakan sekolah berbasis lingkungan, penerapan kurikulum sekolah berwawasan lingkungan, sampai pada penyediaan sarana prasarana sekolah yang juga berbudaya lingkungan. [caption id="attachment_246499" align="alignright" width="300" caption="siswa SD Peguyangan menari, tampak halaman sekolah kedap air"]
13622094071320653869
13622094071320653869
[/caption] Buktinya, dihalaman sekolah pihaknya sudah menciptakan biopori sebanyak 25 buah dari rencana 50 buah biopori di lingkungan sekolahnya, dua buah sumur resapan, penyediaan drainase, halaman sekolah yang dibikin kedap air, pengelolaan sampah, ada kolam dan laboratorium lingkungan, kantin sekolah yang higienis, UKS dan wastafel. Semua itu adalahb upaya untuk merangsang siswa semakin mencintai lingkungan dari pendekatan belajar mengajar yang berbudaya lingkungan pula. Ada juga tanaman yang ditanam di lingkungan SD Peguyangan. Ada tanaman langkah misalnya, Juwet, Klecung, Lampa, Sentul, Leci, Buah Badung, Munah, Cepundung, Ceruring dan Bekul. Juga ada tanaman premana yakni tanaman yang dipakai untuk untuk upacara di Bali. Sebut saja misalnya, Daun Suji, Daun Tula, Intaran, Cendana, Pinang, Kenanga dan lainya. Tidak hanya itu, ada juga tanaman obat-obatan misalnya, Bawang Merah, Bawang Putih, Kecur, Kunir, Cabeh, Ilalang, Paceka, Cirek, Cocor Bebek, Lidah  Buaya dan lainnya. Amazing. Benar-benar sekolah berwawasan lingkungan.“Kita didik anak untuk berbudaya bersih, sehat dan mencintai lingkungan,” tegas Arya. Langkah ini mesti dipanuti. Sejuknya hati tim penilai Alhasil, kerja keras semua pihak akhirnya berbuah hasil maksimal. SD 1 Peguyangan didapuk menjadi calon sekolah Adiwiyata. Satu-satunya sekolah tingkat SD se Denpasar.Congratulation…! Apa pasal,  lingkungan yang bersih dan sehat tentunya menjadi dambaan institusi pendidikan kapanpun dan dimanapun. Lingkungan  sekolah yang bersih dan sehat juga mencerminkan keberadaan warga sekolah yang ada mulai dari siswa , guru,  staf, karyawan, unsur pimpinan sekolah bahkan sampai orang tua siswa. Sangatlah tepat , himbaun yang mengatakan bahwa tanggung jawab penciptaan lingkungan yang bersih dan sehat merupakan kewajiban dan tangggungjawab bersama. Bagi SD 1 Peguyangan hal ini telah benar-benar dibuktikan melalui kerjasama yang terprogram dengan baik antara pihak sekolah, pihak orang tua, serta instansi terkait.  Pembelajaran dilakukan secara active learning dan  joyfull  learning di luar kelas. Salah satu pendekatan yang digunakan memberikan pengajaran leaning by doing yang mengkondisikan siswa pada alam sekitar dan kehidupan nyata, dengan suasana menyenangkan untuk mengembangkan kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ)  untuk mempersiapkan anak didik menjadi pribadi yang utuh. Utuh dalam mencintai lingkungan dalam kehidupan selanjutnya. Pendidikan karakter membutuhkan intervensi dan habituasi agar efektif menghasilkan peserta didik yang tak hanya cerdas , tetapi berperilaku santun terhadap lingkungan dengan cara mengimplementasikan rasa cinta dan peduli lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya tidak membuang sampah sembarangan, menanam pohon, hemat energy dan air dsb. Sedangkan habituasi atau pembiasaan perlu dilakukan secara berkesinambungan dan konsisten. Inilah sekolah Adiwiyata. [caption id="attachment_246500" align="alignright" width="300" caption="Nyoman Arya-kepsek SD Peguyangan"]
13622095681801239915
13622095681801239915
[/caption] Nah, untuk mewujudkan itu, tim pengarah dan penilai dari BLH Kota Denpasar, memberikan pengarahan kepada tim Adiwiyata SD 1 Peguyangan agar bekerja leboih maksimal dan memperbaiki segala hal yang mesti diperbaiki. Ketut Nama di percaya sebagai Ketua Program dibawah tanggungjawab Kepala Sekolah Nyoman Arya. Selain itu, tim Adiwiyata ini juga berdasarkan SK nmr 421/041/10/12/SD, tertanggal 11 Oktober 2012, dibagi menjadi empat koordinator yakni Bidang Kebijakan berwawasan lingkungan oleh Luh Widyastuti, Bidang Pelaksnaaan Kurikulum berbasis lingkungan oleh Ni Putu Putriani, Bidang Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif oleh Sang Ayu Putu Suryani dan Bidang pengelolaan Sarana Prasarana ramah lingkungan diberikan kepercayaan kepada Ketut Nama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun