Mohon tunggu...
Humaniora

Marsha Timothy Belajar Berkuda hingga Membunuh

6 Februari 2018   11:21 Diperbarui: 6 Februari 2018   21:46 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marsha Timothy saat menghadiri jumpa pers film barunya berjudul Marlina di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (12/5).Foto: Natalie Saroh/JPNN

Marsha Timothy, seorang aktris Indonesia yang sudah tidak asing lagi namanya. Istri Vino G. Bastian ini mendapatkan penghargaan Best Actress dalam ajang Sitges International Fantastic Film Festival 2017 di Catalonia, Spanyol pada 5-15 Oktober 2017 lalu. Penghargaan ini ia dapatkan berkat perannya sebagai Marlina dalam film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak yang baru saja dibintanginya.

Berdasarkan berita dari Jawa Pos National Network yang berjudul Cerita Marsha Timothy dari Berkuda Hingga Membunuh, ia menceritakan bahwa adanya tantangan dalam mendalami peran sebagai Marlina. Marlina adalah seorang wanita Sumba yang menjadi korban percobaan pemerkosaan hingga memenggal kepala perampok rumahnya. Aktris ini harus belajar menunggang kuda untuk kebutuhan gambar, hingga belajar mendalami emosi ketika harus menjalani adegan membunuh.

Berita yang disampaikan oleh JPNN ini adalah salah satu berita yang menarik perhatian masyakarat untuk membaca. Untuk menarik perhatian calon pembaca, penulis harus memperhatikan cara penulisan dengan baik. Menulis dengan baik menjadi sangat penting karena mempengaruhi kelanjutan para pembaca dalam membaca berita tersebut. Menulis dalam media digital pada dasarnya tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan menulis untuk media cetak, namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar tetap menarik perhatian calon pembaca.

Berita Cerita Marsha Timothy dari Berkuda Hingga Membunuh ini termasuk dalam penulisan digital yang cukup baik karena memenuhi beberapa tools untuk menulis naskah digital dengan baik, seperti yang dituliskan oleh Clark dalam buku 50 Writing Tools, antara lain:

  1. Writing Tool #2: Use Strong Verbs
    Hal ini dapat dilihat pertama kali pada bagian judul berita. Judul yang digunakan adalah "Cerita Marsha Timothy dari Berkuda Hingga 'Membunuh'". Membunuh adalah salah satu kata kerja yang kuat, dan memiliki arti yang cukup sadis, namun dengan begitu judul seperti ini membuat penasaran pembaca. Pembaca akan bertanya-tanya apakah kata 'membunuh' tersebut memiliki arti secara harfiah atau kiasan. Walaupun isi dari berita tersebut tidak secara dalam membahas mengenai 'membunuh', namun judul tulisan ini sudah menarik (dan membuat penasaran) untuk dibaca.

  2. Writing Tool #9: Prefer Simple to Technical
    Secara teknis, berita yang mudah dibaca adalah yang menggunakan kalimat-kalimat sederhana yang mudah dipahami oleh semua orang. Penggunaan kaliamat sederhana dapat ditemukan pada berita diatas, misalnya sebagai berikut.
    "Memerankan tokoh utama Marlina, menurutnya punya berbagai tantangan yang menuntut kerja keras. Apalagi tokoh yang dimainkannya itu cenderung sadis sepanjang film."
    Paragraf di atas adalah salah satu paragraf dalam berita, yang mana hanya penulis hanya menggunakan kalimat sederhana namun menjadi kata kunci agar pembaca dapat memahami cerita, seperti "tokoh utama", "kerja keras", dan "sadis". Melalui kalimat tersebut, pembaca sudah dapat memahami bahwa Marsha Timothy bukan belajar untuk menjadi pembunuh sungguhan, namun ketika ia mendapatkan peran sebagai tokoh utama dalan film tersebut, ia harus berusaha 'mati-matian' untuk dapat memerankan adegan pembunuhan.

  3. Writing Tool #12: Control the Pace
    Writing tools ini menjelaskan mengenai seberapa panjang kalimat yang dituliskan, atau ada berapa tanda baca 'titik' pada paragraf tersebut? Pada berita ini, penulismampu memberikan tulisan yang 'pas', tidak terlalu panjang maupun terlalu sedikit. Ada 11 paragraf dalam satu berita tersebut, namun sangat mudah untuk dibaca karena satu paragraf tidak mengandung banyak kalimat, atau bisa dikatakan paragraf yang sangat pendek. Seringkali penulis hanya menggunakan satu kalimat dalam satu paragraf.

  4. Writing Tool #21: Quotes and Dialogue
    Pada dasarnya semua ingin membaca berita atau tulisan dengan fakta, bukan? Maka pada tulisan ini, penulis memberikan beberapa dialog wawancara dengan sang aktris, Marsha Timothy, tujuannya agar lebih informatif karena berasal dari subjeknya langsung. Contohnya, pada berita tersebut dituliskan sebagai berikut.
    “Sepanjang setiap scene, saya menemukan (tantangan) berbeda, yang lebih saat scene membunuh itu. Harus sesuai dengan teknis, antara emosi, dan pemikiran teknis agak susah,” jelasnya. Kalimat ini menjelaskan secara langsung bahwa Marsha Timothy mendapati kesulitan saat harus mendalami karakter, khususnya saat adegan pembunuhan. Hal ini menunjukkan adanya informasi dan penjelasan dari subjek yang langsung disampaikan oleh sang subjek.

  5. Writing Tool #35: Use Punctuation
    Penggunaan tanda baca sangat mempengaruhi sebuah berita atau tulisan. Tulisan dengan tanda baca yang sedikit membuat pembaca kesulitan dalam memahami maksudnya. Selain itu juga untuk mengontrol cepat dan lambatnya pembaca dalam membaca sebuah tulisan. Pada berita ini, penulis memberikan tandabaca yang 'pas', sehingga pembacanya dapat memahami dengan mudah berita apa yang disampaikan. Selain itu tanda baca yang diberikan (tanda koma, tanda titik) juga sesuai dengan kalimat yang dituliskan, tidak berlebihan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun