Mohon tunggu...
Sandra Suryadana
Sandra Suryadana Mohon Tunggu... Dokter - 30 tahun lebih menjadi perempuan Indonesia

Memimpikan Indonesia yang aman bagi perempuan dan anak-anak. More of me: https://sandrasuryadana.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Penyalahgunaan Narkoba (2): Narkoba Itu "Enak"

15 Desember 2017   12:08 Diperbarui: 15 Desember 2017   15:32 1969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Judul ini saya quote dari teman saya yang pecandu narkoba itu, yang saya ceritakan di artikel sebelumnya. Dan kata-kata dia ini sungguh membuka mata saya dan mengubah pandangan saya secara keseluruhan mengenai narkoba. Yang selama ini ada dalam pikiran saya adalah narkoba bikin sakit badan, merusak organ-organ, mengacaukan masa depan, dan sejuta efek negatif lainnya. Ternyata saya melupakan satu fakta penting. 

Narkoba adalah obat yang efeknya nyata dan terukur. Sama seperti paracetamol yang sudah terbukti ampuh menurunkan demam karena ada mekanisme biokimia yang dilakukan oleh paracetamol terhadap tubuh manusia yang bisa mengatasi penyebab demam tersebut. Demikian juga narkoba. Ada mekanisme biokimia yang diberikan oleh narkoba yang benar-benar terjadi dalam diri manusia yang menimbulkan efek yang nyata. Dan efek itu adalah rasa bahagia.

Logika sederhananya: bila yang diberikan oleh narkoba hanyalah rasa pahit dan tidak ada enak-enaknya sama sekali, apa ada orang yang mau terus mengonsumsi itu, apalagi sampai tidak bisa lepas? Jamu yang segitu pahitnya saja tetap kita tetap telan bila kita sudah pernah merasakan enaknya setelah minum jamu, badan terasa segar, ringan. Selanjutnya bila badan kita pegal-pegal lagi, sepahit apapun jamu itu, tetap kita tabahkan hati kita untuk meminumnya, demi rasa segar dan ringan badan yang diberikan oleh jamu tersebut. Berarti pasti ada hal yang sedemikian menyenangkannya, sedemikian enaknya dari narkoba sehingga meskipun harus melewati masa sakaw yang luar biasa sakitnya, seseorang tetap kembali mengkonsumsi narkoba itu lagi.

Sekarang mari saya jelaskan logika rumitnya. Secara garis besar, apapun jenisnya, sebenarnya hanya 1 hal yang dilakukan oleh narkoba di dalam tubuh manusia. Narkoba menyabotase neurotransmitter dalam otak, entah dengan mengimitasi cara kerjanya, meningkatkan jumlahnya, atau cara-cara lain. Neurotransmitter adalah pembawa sinyal kimiawi antar sel saraf yang membuat sel saraf bisa melakukan tugasnya, misalnya: membuat jantung tetap berdenyut, membuat otot bergerak, membuat kita bisa tidur, juga termasuk mengatur emosi dan perasaan kita. Salah satu neurotransmitter utama yang dipengaruhi oleh hampir sebagian besar narkoba adalah dopamine.

Dopamin adalah neurotransmitter yang bertanggung jawab membuat kita merasa bahagia. Dan setelah kita merasa bahagia, ada satu sistem dalam otak kita yaitu reward system, yang membuat kita ingin merasakan ulang kebahagiaan itu, lagi dan lagi. Melalui reward system tersebut, otak kita akan mengkorelasikan hal tertentu yang menyebabkan pengeluaran dopamine dalam otak kita dan menyuruh tubuh kita untuk melakukan hal tersebut lagi agar kita bisa merasa bahagia. Misalnya: bila kita makan es krim, lalu otak kita memproduksi dopamine, kita langsung merasa bahagia. Lain kali, otak kita ingat bahwa kita bahagia bila kita makan es krim, maka otak menyuruh tubuh kita untuk membeli dan memakan es krim lagi.

Tetapi kok kita gak kecanduan makan es krim? Kita bisa sangat ingin makan es krim, tetapi seandainya kita tidak mendapatkan es krim itu pun, kita tidak akan sakaw. Hal ini disebabkan karena dopamine yang diproduksi karena aktivitas yang wajar kadarnya normal. Sementara dopamine yang diproduksi karena penyalahgunaan narkoba dosisnya tinggi dan makin lama makin tinggi, melebihi kadar normal.

Mekanismenya adalah seperti ini: satu kali orang menggunakan narkoba, neurotransmitter dalam otak disabotase dan orang tersebut secara instan merasa sangat bahagia. Setelah efek narkobanya hilang, reward system di otak memerintahkan dia untuk mengkonsumsi narkobanya lagi, lalu dia merasa bahagia lagi. Sampai suatu saat, dosis yang sama sudah tidak bisa membuat dia bahagia lagi, karena sel saraf dan otaknya kelelahan karena dibombardir neurotransmitter kebahagiaan secara terus-menerus, maka ia harus meningkatkan dosis narkobanya untuk mendapatkan efek bahagia yang sama. Begitu seterusnya sampai akhirnya untuk merasa normal pun dia membutuhkan narkoba tersebut.

 Terus mengapa ada orang yang lebih memilih narkoba ketimbang es krim atau hal-hal menyenangkan lainnya? Sejujurnya saya tidak tahu dan saya tidak ingin menghakimi para penyalaguna narkoba. Ini murni adalah hipotesa saya sendiri, mohon dimaafkan bila saya pendapat salah: mungkin karena tidak ada hal lain lagi di kehidupan mereka yang bisa memberi mereka kebahagiaan. Mungkin kebahagiaan dalam hidup mereka tidak bisa mereka dapatkan semudah dan secepat kebahagiaan yang diberikan oleh narkoba. Narkoba bisa membuat mereka bahagia meskipun semua hal di sekeliling mereka menyedihkan bagi mereka.

Efek instan narkoba adalah bahagia, dan semua orang suka dan ingin menjadi bahagia. Maka semua orang sebenarnya bisa menjadi pecandu narkoba, bila memiliki akses terhadap narkoba. Tidak ada seorang pun yang kebal terhadap efek narkoba, karena narkoba bermain dengan mekanisme yang terjadi dalam tubuh semua manusia. Mungkin saat ini Anda bukanlah seorang pecandu narkoba karena Anda tidak mempunyai akses kepada narkoba. Mungkin, seperti saya, Anda tumbuh di keluarga yang bahagia, memiliki orang tua yang utuh dan rukun, berada di lingkungan yang nyaman, bersekolah di sekolah yang baik, mudah mendapatkan semua yang Anda inginkan. Tetapi seandainya Anda diberikan akses kepada obat yang adiktif, Anda juga akan kecanduan.

Jadi jangan menjadikan semua hal-hal baik dalam hidup Anda sebagai hal yang patut disombongkan, yang membuat Anda merasa lebih tinggi derajatnya daripada para pecandu narkoba, yang membuat Anda merasa bahwa pecandu narkoba adalah sampah masyarakat, langsung memandang sebelah mata kepada mereka, menganggap mereka orang berpenyakit yang harus dihindari. Tetapi jadikanlah semua hal-hal baik tersebut sebagai priviledge, hak istimewa yang diberikan Tuhan kepada Anda semua, agar Anda tidak perlu merasakan susahnya hidup sampai harus menggantungkan diri pada bahan-bahan kimia hanya untuk merasa bahagia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun