Mohon tunggu...
Sandi Faturrahman
Sandi Faturrahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi olahraga

Selanjutnya

Tutup

Film

Indonesia Calling: Perjuangan Bangsa Indonesia di Negara Australia

29 November 2022   11:15 Diperbarui: 29 November 2022   11:18 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Indonesia Calling adalah sebuah film dari tahun 1946 yang disutradarai oleh Joris Ivens dan diproduksi oleh Federasi Pekerja Waterside. Film ini menggambarkan Sydney setelah Perang Dunia II, ketika serikat buruh pelaut dan pekerja sungai menolak untuk melayani kapal Belanda (dikenal sebagai "Armada Hitam") yang sarat dengan senjata dan amunisi menuju Indonesia untuk mendukung gerakan kemerdekaan negara tersebut untuk menekan penjajahan Belanda. Perlu diketahui bahwa buruh dan pelaut tersebut merupakan aktivis aktivis Indonesia yang diasingkan oleh Belanda. Mereka diasingkan awalnya di Indonesia bagian timur (Ende, Palu dan Maluku) kemudian mereka berlayar menuju pulau Austalia karena terdekat dengan Indonesia. Tujuan mereka berlayar di Australia yaitu mereka ingin menyuarakan dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

 Film ini bermula ketika setelah perang dunia kedua yang memutuskan hubungan antara Australia dengan Indonesia terdapat sebuah kapal yang bernama Esparance Bay yang membawa sekitar 1400 warga Indonesia yang berlayar menuju ke Jawa dengan jaminan keamanan mereka tidak akan diturunkan di pelabuhan yang masih dikuasai oleh Belanda. Jaminan itu di pastikan oleh seorang pejabat dari Australia yang ikut bersama mereka menaiki kapal tersebut. EV Elliot mewakili gabungan Perserikatan Buruh Australia memberikan sebuah bendera merah putih kepada warga Indonesia sebagai simbol dukungan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dari perwakilan Indonesia juga memberikan sambutan mengucapkan rasa terimakasih atas nama Bangsa Indonesia karena telah diberi bantuan yang diberikan oleh kaum buruh Australia.

Di dalam film ini bangsa Indonesia telah dikenal baik oleh Australia karena sudah bertahun tahun tinggal bersama sebagai teman sesama penduduk kota, banyak anggota tentara dan pelaut Indonesia yang tinggal disana. Hal ini dibuktikan ketika pada saat pawai kemenangan di Martin Place, warga Australia memberi dukungan berupa uang dan apresiasi terhadap penampilan musik.

Para kaum buruh Indonesia memikirkan keadaan kampung-kampung di tanah air, dimana mereka mengetahui kabar bahwa Indonesia telah medeka dari penjajahan Belanda. Dan di jalan Sydney para warga Indonesia mengulangi sumpah kesetiaan terhadap Bangasa Indonesia. Meskipun dalam pengasingan, pada malam harinya para kaum buruh Indonesia merayakan kemerdekaan dengan sebuah pertunjukan yaitu tarian ksatrya dan putri kerajaan sebagai rasa untuk menghormati kebudayaan leluhur bangsa. Tarian ini sudah berusia lebih dari 1500 tahun sebelum bangsa Portugis dan Belanda datang ke Indonesia.

Di dalam film ini menceritakan bahwa Indonesia telah dijajah Belanda selama 350 tahun dan telah mengambil semua keuntungan tambang timah, monopoli kina, tambang minyak dan perkebunan karet yang jumlahnya sekitar 32 juta pondsterling atau 100 juta dolar per tahun. Dan mereka ingin kembali untuk mengambil keuntungan tersebut. Hal ini dimulai ketika kapal- kapal Belanda berada di pelabuhan Brisbane, Melbourne dan Sydney. Kapal tersebut berisikan senjata yang akan digunakan untuk mengambil kembali seperti minyak, karet, kina dan tambang timah.

Akan tetapi para buruh Indonesia melakukan penolakan untuk bekerja di kapal-kapal Belanda karena para buruh tidak mau untuk mengangkut senjata yang akan digunakan untuk melawan bangsa sendiri. Mereka meningggalkan dermaga, kapal dan perkantoran dan tidak mau bekerja di kapal tersebut. Para buruh berkumpul dengan para pekerja pelabuhan Australia untuk menyatukan pikiran dan mengajak untuk melakukan penolakan untuk bekerja di kapal-kapal milik Belanda. Berita tentang penolakan ini menyebar dan para pekerja Australia berkumpul untuk menyatakan suara memberi dukungan terhadap Indonesia.

Para kaum buruh tersebut mendeklarasikan untuk memberi pernyataan bahwa kapal Belanda adalah hitam. Semua aktivitas yang dilakukan di dermaga tidak berjalan seperti biasanya, para pekerja  melakukan aksi mogok kerja untuk mendukung aksi yang dilakukan oleh para buruh dan pekerja Indonesia-Australia. Terdapat salah satu kapal bantuan kemanusiaan yang berisikan makanan dan obat-obatan, tetapi setelah diperiksa oleh petugas pelabuhan ditemukan senjata api dan amunisi untuk perang. Kapal tersebut dihampiri oleh petugas dengan cara meneriaki agar kapal tersebut kembali ke Belanda karena Australia mendukung Indonesia untuk merdeka.

Berita tentang kapal hitam Belanda pun menyebar pada saat buruh bersatu, mereka membuat kesepakatan untuk tidak bekerja di atas kapal milik Belanda yang membuat kapal tidak berlayar. Aksi ini diikuti oleh 11 awak kapal Inggris, Moreton Bay, mendapatkan dukungan datang dari Hary Bridges, Presiden Amerika Longhoreman’s Union, dari China, India dan Malaya. Semua pekerja dari setiap negara mendukung aksi dari pekerja Australia.

Di dalam film ini juga diceritakan bahwa para pemimpin seperti Pandit Nehru dan Jinah dari India, Manuilsky dan Vyshinsky dari Uni Soviet, dan President Romulo dari Filipina yang mendukung penegakan prinsip Atlantic Charter. Mereka memprotes penggunaan pasukan bersenjata untuk menekan bangsa Indonesia. Kemudian Jan Wilanda mengucapkan rasa terimakasih atas bangsa Indonesia karena telah dibantu untuk mencegah dan menahan kapal-kapal tersebut.

Max Sekantu dan Tukliwan memerikasa kapal kapal yang tidak jadi berlayar, akan tetapi terdapat satu kapal yang berlayar yaitu kapal Swarten dengan awak kapal India. Kejadian tesebut membuat para pekreja pelabuhan mengejar kapal tersebut dan memberi peringatan agar kapal tesebut tidak jadi berlayar. Hanya dengan bermodalkan kata kata mereka bebicara dengan pelaut India,dan berhasil memberhentikan awak kapal tersebut.

Akhirnya semua orang-orang India kembali dan mendarat di dermaga, dengan penuh suka cita parapekerja buruh menyelenggarakan pertemuan untuk merayakan di sudut sudut jalanan. Dalam perayaan tersebut perwakilan dari Indonesia mengucapkan rasa terima kasih kepada warga India karena telah kembali ke dermaga dan tidak melanjutkan berlayar menuju Pulau Jawa. Perwakilan dari India juga meminta maaf kepada warga Indonesia karena mereka tidak mengetahui mengangkut senjata dan amunisi menuju Indonesia. Indonesia mendapat dukungan dari negara-negara seperti bangsa Pasifik-Cina, Amerika, Rusia, Australia, Selandia Baru, India untuk menghancurkan usaha imperialisme Belanda. Pada saat itu juga, para pelaut Cina menggalang dana memberikan sumbangan bagi warga Indonesia sebagai bentuk dukungan kepada bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun