Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bayi "Over Aktif" dan Alergi, Mudah Jatuh Dari Tempat Tidur

18 Juli 2012   23:11 Diperbarui: 28 April 2024   07:56 5780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kejadian bayi jatuh dari tidur cukup sering terjadi dialami ketika anak menginjak usia 6 bulan hingga 1 tahun. Orang tua sering cemas bila hal itu terjadi pada buah hatinya. Meskipun kepalanya terbentur, selama di dasar lantai tidak ada benda berujung tajam biasanya tidak berakibat buruk. Karena tulang kepala bayi masih cukup elastis, ubun-ubun belum menutup hingga perubahan tekanan tidak memberikan benturan yang keras pada otak. Ternyata bayi "Over aktif" dan mengalami hipersensitif atau alergi saluran cerna beresiko lebih mudah terjatuh dari tempat tidur. Sehingga orangtua yang memiliki bayi "over aktif" harus mewaspadai kejadian ini sejak usia bayi 6 bulan. 

Penelitian yang dilakukan oleh Judarwanto W menunjukkan bahwa dari 120 bayi yang jatuh dari tempat tidur sebagian besar atau sekitar 102 bayi mempunyaki karakter bayi yang sangat aktif atau sering diistilahkan "over aktif". Yang unik sebagian besar penderita atau 98 bayi tersebut mengalami hipersensitif atau alergi saluran cerna. Hal ini diperkuat saat terjatuh biasanya anak sedang mengalami gangguan hipersensitif saluran cerna dan gangguan alergi lainnya seperti hipersensitif kulit, nafas grok-grok (hipersensitif bronkus) dan lainnya. Meski bayi "over aktif" sebagian besar dianggap normal, tetapi karena sangat aktif harus diwaspadai. Pada sebagian kasus bahkan bayi dapat melewati bantal atau guling yang diharapkan menjadi penghalang di tempat tidur agar tidak jatuh. bahkan sebagian bayi dapat melewati kaki orangtua saat berada di tempat tidur. Meski pernah jatuh ternyata 40% kasus ternyata berulang lebih dari 2 - 5 kali jatuh sebelum usia 2 tahun. Umur kejadian jatuh paling sering psaat usia 6 bulan hingga 1 tahun. 

Karakteristik Bayi "Over Aktif"  

Gerakan bayi yang aktif adalah hal yang biasa tetapi 30% bayi mengalami gerakan motorik yang berlebihan atau bisa disebut "over aktif". Meski perilaku ini sebagian besar dianggap normal atau tidak ada kelainan pada bayi. Bayi "over aktif" biasanya sangat aktif dan tidak bisa diam. Tanda dan gejala bayi yang sangat aktif dapat dikenali sejak dalam kandungan dan bayi usia muda. Dalam keadaan seperti itu orangtua harus waspada karena bayi sangat besar beresiko jatuh mulai saat usia 6 bulan adalah :

  • Sejak dalam kehamilan dalam perut saat usia kehamilan 5 bulan bayi sudah banyak bergerak dengan trendangan sangat kuat terutama saat malam hari
  • Usia kurang 1 bulan sudah bisa miring atau membalikkan badan.
  • Usia kurang 6 bulan mata/kepala bayi sering melihat ke atas. Tangan dan kaki bergerak berlebihan, tidak bisa diselimuti (“dibedong”).
  • Kepala sering digerakkan secara kaku ke belakang, sehingga posisi badan bayi “mlengkung” ke luar.
  • Bila digendong tidak senang dalam posisi tidur, tetapi lebih suka posisi berdiri.
  • Usia lebih 6 bulan bila digendong sering minta turun atau sering bergerak atau sering menggerakkan kepala dan badan atas ke belakang, memukul dan membentur benturkan kepala.
  • Kadang timbul kepala sering bergoyang atau mengeleng-gelengkan kepala.
  • Sering kebentur kepala tempat tidur atau dinding di tempat tidur
  • Saat terbangun perilaku "ekploratif tinggi". Semua yang dihadapannya diraih, dipegang dan sering langsung masuk mulut.
  • Kebiasaan memasukkan muluit bayi di atas usia 3 bulan adalah normal, tetapi pada bayi "over aktif" kebiasaan ini berlebihan. Kadang sampai ke dua tangan bahkan salah satu kaki dimasukkan ke mulut.]

Alergi Hipersensitifitas saluran cerna, Bayi Aktif dan Mudah jatuh Dari tempat Tidur Bayi yang sangat aktif sering dialami oleh bayi dengan riwayat hipersensitif dan alergi khususnya saluran cerna. Kaitan itu terjadi karena ternyata bayi atau anak yang mempunyai hipersensitif saluran cerna ternyata dapat merangsang sensitifitas susunan saraf pusat sehingga menimbulkan berbagai manifestasi khususnya membuat anak sangat lincah dan sangat aktif. Teori "Gut-Brain Axis" menjelaskan hal ini mengapa fenomena tersebut dapat terjadi. Bayi yang sangat lincah dan tidak bisa diam inilah yang sering membuta mudah jatuh dari tempat tidur Manifestasi klinis hipersensitif saluran cerna yang sering dikaitkan dengan bayi sangat aktif dan penderita alergi pada bayi.

  • GANGGUAN SALURAN CERNA : Sering muntah/gumoh, kembung,“cegukan”, sering buang angin, sering “ngeden /mulet”, sering REWEL / GELISAH/COLIK terutama malam hari), Sering buang air besar (> 3 kali perhari), tidak BAB tiap hari, BERAK DARAH. Feses cair, hijau, bau tajam, kadang seperti biji cabe. Hernia Umbilikalis (pusar menonjol), Scrotalis, inguinalis (benjolan di selangkangan, daerah buah zakar atau pusar atau “turun berok”) karena sering ngeden sehingga tekanan di dalam perut meningkat.

Bayi "Overaktif" Biasanya disertai gejala alergi lainnya

  • Kulit sensitif. Sering timbul bintik atau bisul kemerahan terutama di pipi, telinga dan daerah yang tertutup popok. Kerak di daerah rambut.Timbul bekas hitam seperti tergigit nyamuk. Mata, telinga dan daerah sekitar rambut sering gatal, disertai pembesaran kelenjar di kepala belakang. Kotoran telinga berlebihan kadang sedikit berbau.
  • Kuning Timbul kuning tinggi atau kuning bayi baru lahir berkepanjangan seharusnya setelah 2 minggu menghilang sering disebut Breastfeeding Jaundice (kuning karena ASI mengandung hormon pregnandiol). Seringkali jadi pertanyaan mengapa sebagian besar bayi dengan ASI tidak mengalami kuning berkepanjangan. Setelah usia 6 telapak tangan dan kaki kadang berwarna kuning, sampai saat ini seringkali dianggap karena terlalu banyak makan wortel atau kelebihan vitamin A padahal selama ini hipotesa itu hanya sekedar dugaaan dan belum pernah dibuktikan dengan pemeriksaan darah. Kuning berkepanjangan meningkat pada bayi bisa sering terjadi pada bayi dengan gangguan saluran cerna dengan keluhan obstipasi (sering ngeden/mulet) dan konstipasi. Bila dicermati saat gangguan saluran cerna meningkat kuning semkai terlihat jelas dan sebaliknya saat saluran cerna membaik kuning menghilang.
  • Mulut hipersensitif. Lidah sering timbul putih kadang sulit dibedakan dengan jamur (candidiasis) atau memang kadang juga disertai infeksi jamur. Bibir tampak kering atau kadang pada beberapa bayi bibir bagian tengah berwarna lebih gelap atau biru. Produksi air liur meningkat, sehingga sering “ngeces (“drooling”) biasanya disertai bayi sering menjulurkan lidah keluar atau menyembur-nyemburkan ludah dari mulut.
  • Napas Berbunyi (Hipersekresi bronkus). Napas grok-grok, kadang disertai batuk sesekali terutama malam dan pagi hari siang hari hilang. Bayi seperti ini beresiko sering batuk atau bila batuk sering lama (>7hari) dan dahak berlebihan )
  • Sesak Saat Baru lahir. Sesak segera setelah lahir. Sesak bayi baru lahir hingga saat usia 3 hari, biasanya akan membaik paling lama 7-10 hari. Disertai kelenjar thimus membesar (TRDN (Transient respiratory ditress Syndrome) /TTNB). BILA BERAT SEPERTI PARU-PARU TIDAK MENGEMBANG (LIKE RDS). Bayi usia cukup bulan (9 bulan) secara teori tidak mungkin terjadi paru2 yang belum mengembang. Paru tidak mengembang hanya terjadi pada bayi usia kehamilan < 35 minggu) Bayi seperti ini menurut penelitian beresiko asma (sering batuk/bila batuk sering dahak berlebihan )sebelum usia prasekolah. Keluhan ini sering dianggap infeksi paru atau terminum air ketuban.
  • Hidung Sensitif. Sering bersin, pilek, kotoran hidung banyak, kepala sering miring ke salah satu sisi (Sehingga beresiko kepala “peyang”) karena hidung buntu, atau minum dominan hanya satu sisi bagian payudara. Karena hidung buntu dan bernapas dengan mulut waktu minum ASI sering tersedak
  • Mata Sensitif. Mata sering berair atau sering timbul kotoran mata (belekan) salah satu sisi atau kedua sisi.
  • Keringat Berlebihan. Sering berkeringat berlebihan, meski menggunakan AC keringat tetap banyak terutama di dahi
  • Berat Badan Berlebihan atau kurang. Karena minum yang berlebihan atau sering minta minum berakibat berat badan lebih dan kegemukan (umur <1tahun). Sebaliknya terjadi berat badan turun setelah usia 4-6 bulan, karena makan dan minum berkurang
  • Saluran kencing. Kencing warna merah atau oranye (orange) denagna sedikit bentukan kristal yang menempel di papok atau diapers . Hal ini sering dianggap inmfeksi saluran kencing, saat diperiksa urine seringkali normal bukan disebabkan karena darah.
  • Kepala, telapak tangan atau telapak kaki sering teraba sumer/hangat.
  • Gangguan Hormonal. Mempengaruhi gangguan hormonal berupa keputihan/keluar darah dari vagina, timbul jerawat warna putih. timbul bintil merah bernanah, pembesaran payudara, rambut rontok, timbul banyak bintil kemerahan dengan cairan putih (eritema toksikum) atau papula warna putih
  • Gangguan Sulit Makan dan Gangguan Kenaikkan Berat Badan. Pada bayi berusia di atas 6 bulan dengan keluhan sering mual, BAB ngeden atau sulit, BAB > 3 kali seringkali mengakibatkan kesulitan makan atau makan hanya sedikit yang mengakibatkan gangguan kenaikkan berat badan dan sering mengalami daya tahan tubuh menurun sejak usia 6 bulan. Pada usia sebelum 6 bulan kenaikkan pesat tetapi setelah usia 6 bulan kenaikkan relatif datar. Pada penderita hipersensitifitas non alergi (non atopi) biasa nya ghangguan berat badan dan sulit makan lebih tidak ringan dan timbul sejak usia sebelum 6 bulan tetapi setelah 6 bulan lebih buruk
  • PROBLEM MINUM ASI : minum berlebihan, berat berlebihan karena bayi sering menangis dianggap haus. Haus palsu adalah tampilan bayi sering menangis, mulutnya sering seperti mau ngempeng atau mencari puting tampak sucking refleks berlebihan dirangsang pipinya sedikit sudah seperti mencari puting. Hal itu belum tentu karena haus atau bukan karena ASI kurang. Pada bayi alergi yang sering rewel seringkali saluran cernanya sedikit sakit sehingga bila ada perasaan tidak nyaman bayi akan sering seperti ngempeng atau minta digendong. Sering menggigit puting sehingga luka. Minum ASI sering tersedak, karena hidung buntu dan napas dengan mulut. Minum ASI lebih sebentar pada satu sisi,`karena satu sisi hidung buntu, jangka panjang bisa berakibat payudara besar sebelah.

  PERILAKU YANG SERING MENYERTAI PADA BAYI AKTIF DAN PENDERITA ALERGI PADA BAYI 

  • GANGGUAN NEURO ANATOMIS : Mudah kaget bila ada suara yang mengganggu. Gerakan tangan, kaki dan bibir sering gemetar. Kaki sering dijulurkan lurus dan kakuBreath Holding spell : bila menangis napas berhenti beberapa detik kadang disertai sikter bibir biru dan tangan kaku. Mata sering juling (strabismus). Kejang tanpa disertai ganggguan EEG (EEG normal)
  • GANGGUAN TIDUR (biasanya MALAM-PAGI) gelisah,bolak-balik ujung ke ujung; bila tidur posisi “nungging” atau tengkurap; berbicara, tertawa, berteriak dalam tidur; sulit tidur atau mata sering terbuka pada malam hari tetapi siang hari tidur terus; usia lebih 9 bulan malam sering terbangun atau tba-tiba duduk dan tidur lagi,
  • AGRESIF MENINGKAT, pada usia lebih 6 bulan  sering memukul muka atau menarik rambut orang yang menggendong. Sering menarik puting susu ibu dengan gusi atau gigi, menggigit, menjilat tangan atau punggung orang yang menggendong. Sering menggigit puting susu ibu bagi bayi yang minum ASI, Setelah usia 4 bulan sering secara berlebihan memasukkan sesuatu ke mulut. Tampak anak sering memasukkan ke dua tangan atau kaki ke dalam mulut. Tampak gampang seperti gemes atau menggeram
  • GANGGUAN KONSENTRASI : cepat bosan terhadap sesuatu aktifitas bermain, memainkan mainan, bila diberi cerita bergambar sering tidak bisa lama memperhatikan. Bila minum susu sering terhenti dan teralih perhatiannya dengan sesuatu yang menarik tetapi hanya sebentar
  • EMOSI MENINGKAT, sering menangis, berteriak dan bila minta minum susu sering terburu-buru tidak sabar. Sering berteriak dibandingkan mengoceh terutama saat usia 6 bulan
  • GANGGUAN MOTORIK KASAR, GANGGUAN KESEIMBANGAN DAN KOORDINASI : Pada POLA PERKEMBANGAN NORMAL adalah BOLAK-BALIK, DUDUK, MERANGKAK, BERDIRI DAN BERJALAN sesuai usia. Pada gangguan keterlambatan motorik biasanya bolak balik pada usia lebih 5 bulan, usia 6 – 8 bulan tidak duduk dan merangkak, setelah usia 8 bulan langsung berdiri dan berjalan.
  • GANGGUAN ORAL MOTOR: KETERLAMBATAN BICARA: Kemampuan bicara atau ngoceh-ngoceh hilang dari yang sebelumnya bisa. Bila tidak ada gangguan kontak mata, gangguan pendengaran, dan gangguan intelektual biasanya usia lebih 2 tahun membaik. GANGGUAN MENGUNYAH DAN MENELAN: Gangguan makan makanan padat, biasanya bayi pilih-pilih makanan hanya bisa makanan cair dan menolak makanan yang berserat. Pada usia di atas 9 bulan yang seharusnya dicoba makanan tanpa disaring tidak bisa harus di blender terus sampai usia di atas 2 tahun.
  • IMPULSIF : banyak tersenyum dan tertawa berlebihan, lebih dominan berteriak daripada mengoceh.

Bayi yang jatuh dari tempat tidur biasanya berjarak sekitar 50 cm dari ujung tempat tidur ke lantai. Bayi terjatuh dari tempat tidur, akan berakibat buruk bila sampai mengganggu persarafan di susunan saraf pusat atau otak. Meskipun gangguan tersebut jaeang terjadi. Orang tua harus cermat memperhatikan posisi bayi saat jatuh, bagian tubuh mana yang terbentur lantai. Bila mengganggu susunan saraf pusat atau otak biasanya terdapat tanda pingsan, muntah berlebihan, gelisah berlebihan atau sebaliknya anak tidur terus dengan kesadaran menurun. Hal lain yang harus diperhatikan adalah adanya benjolan di kepala setelah jatuh, adakah tulang kepala, tulang leher, bahu, tangan atau kaki yang retak, adakah gangguan penglihatan.

Tanda bahaya gangguan susunan saraf pusat saat jatuh yang harus segera di bawa ke rumah sakit:

  • Anak menjadi tidak sadar atau tidur terus.
  • Anak menjadi iritabel, bingung, delirium dengan tampilan mengamukatau meracau tanpa sadar).
  • Kejang atau kelumpuhan pada wajah atau anggota gerak.
  • Sakit kepala atau muntah yang menetap dan semakin bertambah. Adanya kekakuan di leher.
  • Timbul benjolan di kepala terutama di daerah samping.

Penanganan

  • Meski tidak harus segera di bawa ke dokter, bila perlu segera kontak dokter keluarga atau dokter anak anda
  • Bila tidak ada tanda bahaya, anak dapat diobservasi di rumah, diawasi kesadarannya setiap 2-3 jam selama 3 hari setelah anak jatuh. Selama observasi tidak boleh diberikan obat muntah karena dapat menghilangkan gejala muntah yang bertambah.
  • Observasi kesadaran anak dan gejala yang mengganggu persarafan seperti yang tersebut dia atas paling tidak 2 x 24 jam.
  • Bila ada luka di kepala, tekan perdarahan selama 10 menit, bila tidak berhenti segera bawa ke dokter.
  • Bila ada luka benjol atau memar di kepala, kompres dengan es. Untuk mengurangi nyeri boleh diberikan obat analgetik seperti parasetamol.
  • Meski jarang bila timbul benjolan harus diperhatikan berbagai gejala tersebut diatas.
  • Namun meski Anak tidak terluka, tidak selalu tidak ada luka dalam. Trauma kepala dengan luka ringan tidak selalu menimbulkan kegawatan. Sebaliknya benjolan kecil di kepala akibat terbentur lantai dapat menimbulkan kegawatan.
  • Bila terdapat gangguan manifestasi gangguan susunan saraf pusat seperti yang tersebut diatas perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut khususnya CT scan atau MRI.
  • Sebagian besar kasus trauma kepala ringan pada anak tidak memberikan gejala sisa di kemudian hari.
  • Sebagian kecil dan sangat jarang sekali terjadi trauma berat dan sedang. Bila penderita yang sembuh dari trauma kepala berat, umumnya mempunyai gangguan yang menetap, sedangkan trauma kepala ringan dan sedang memiliki resiko mengalami gangguan fungsi kognitif dan motorik di kemudian hari.
  • Bayi yang sering jatuh, dan disertai gangguan alergi khususnya saluran cerna harus segera diidentifikasi penyebab gangguan alergi yang terjadi. Karena bila gangguan yang dianggap ringan dan normal ini bila diarkan jangka panjang bisa berdampak berbagai gangguan lainnya.

Pencegahan

  • Pada bayi yang sangat aktif sebaiknya saat ditinggal ditidurkan di "box bayi" atau kasur di bawah. Bila sudah sering mengalami jatuh sebaiknya posisi tempat tidur ditaruh di bawah lantai.
  • Bayi lebih harus diwaspadai saat terjadi gangguan pencernaan seperti muntah, diare, sulit BAB. Gangguan ini meningkat saat bayi sakit atau gangguan alergi sedang meningkat, karena saat seperti ini bayi lebih aktif
  • Pada bayi yang sangat aktif biasanya juga disertai mempunyai karakter perilaku "eksploratif yang tinggi". Saat terbangun tangannya selalu meraih apa saja yang ada dihadapannya. Ditarik, dipegang dan sering dimasukkan mulut. Resiko kecelakaan yang seringb terjadi pada kasus seperti ini adalah saat pengasuh atau orangtua menggendong bersmaan dengan membuat minum susu dengan air panas atau mempersiapkan air panas saat mandi. Karena "bayi sangat eksploratif" sering menarik air panas yang ada di hadapannya. Sehingga sebaiknya pengasuh tidak menggendong bayi atau menjauhkannya saat mempersiapkan air panas untuk keperluan bayi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun