Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Efikasi Vaksin Sinovac hanya 65%, Apa Itu Efikasi?

13 Januari 2021   22:49 Diperbarui: 14 Januari 2021   09:03 1695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
olah pribadi/sumber: idntimes.com

Efikasi atau khasiat atau kemanjuran vaksin Sinovac pencegahan Covid-19 yang diujikan di Indonesia sebesar 65,3 persen, tetapi penelitian di Brazil lebih kurang lagi efikasinya hanya 50,4%. Sementara efikasi vaksin Pfizer dilaporkan jauh lebih baik sekitar 90% dan Moderna efikasinya lebih baik lagi yaitu 94,5%. 

Meskipun vaksin yang memiliki efikasi tinggi diharapkan menjadi sangat efektif di dunia nyata, hal itu tidak mungkin diterjemahkan ke dalam efektivitas yang sama dalam praktiknya. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah memberikan izin penggunaan darurat atau Emergency Authorization (EUA) dari vaksin Covid-19 Sinovac asal China tersebut. Apakah efikasi vaksin itu? Apa dampak penggunaannya bagi Indonesia?

Apakah Efikasi atau Khasiat Vaksin Itu?

Efikasi atau Khasiat vaksin adalah sejauh mana vaksin mencegah penyakit, dan mungkin juga penularan, dalam keadaan yang ideal dan terkendali - membandingkan kelompok yang divaksinasi dengan kelompok plasebo. Efektivitas sementara itu mengacu pada seberapa baik kinerjanya di dunia nyata

Arti Efikasi 90%

Vaksin Pfizer / BioNTech melaporkan efikasi 90%, yang berarti bahwa vaksin tersebut mencegah gejala COVID-19 pada 90% orang yang menerima vaksin dibandingkan dengan plasebo. 

Vaksin Pfizer / BioNTech melaporkan efikasi 90%, yang berarti bahwa vaksin tersebut mencegah gejala COVID-19 90% dari mereka yang menerima vaksin dibandingkan dengan plasebo. Efikasi tersebut sangat tinggi dan mungkin akan berubah pada akhir penelitian. Vaksin aman dengan khasiat di atas 50% diharapkan disetujui WHO untuk COVID-19.

Efikasi adalah kinerja pengobatan dalam keadaan ideal dan terkontrol, dan efektivitas adalah kinerja dalam kondisi dunia nyata. Jadi, apa artinya uji coba vaksin Pfizer / BioNTech? Uji klinis tepat dan rapi, dan bertujuan untuk menjawab apakah suatu vaksin aman dan apakah berhasil. Untuk mencapai hal ini, peserta yang direkrut untuk mendapatkan vaksin (atau plasebo) cenderung sehat secara umum. 

Dalam uji klinis awal, peserta mungkin bukan kelompok rentan yang dimaksudkan untuk dilindungi pada akhirnya dengan produk ini, misalnya, anak-anak atau orang tua dengan kondisi lain. 

Untuk mengetahui kemanjuran vaksin, kita harus membandingkannya dengan pengobatan "kontrol", yang biasanya merupakan vaksin yang tidak relevan atau diketahui atau sediaan serupa yang tidak boleh bekerja untuk virus yang diuji. 

Uji coba sering kali "tersamar ganda" sehingga peserta tidak tahu vaksin mana yang mereka terima, dan para peneliti tidak tahu vaksin mana yang mereka berikan sampai akhir penelitian.

  • Contoh Praktis Efikasi Sinovac penelitian di Indonesia 65%, di Brazil hanya 50% dan Pfizer 90%
    • Bila 100 juta penduduk Indonesia, jika tanpa vaksinasi ada 8,6 juta yang bisa terinfeksi, jika vaksinasi Pfizer dengan efikasi 90% maka jumlah penduduk yang terinfeksi turun 90 persen dengan vaksinasi, maka hanya 1,9 juta penduduk yang terinfeksi, selisih 7,7 juta,
    • Bila 100 juta penduduk Indonesia, jika tanpa vaksinasi ada 8,6 juta yang bisa terinfeksi, jika menurut penelitian di Indonesia vaksin Sinovav eefikasinya 65% maka yang terinfeksi tanpa vaksinasi penduduk turun 65 persen dengan vaksinasi, maka hanya 3 juta penduduk yang terinfeksi, selisih 5,6 juta,
    • Bila 100 juta penduduk Indonesia, jika tanpa vaksinasi ada 8,6 juta yang bisa terinfeksi, jika menurut penelitian di Brazil vaksin Sinovav efikasinya hanya 50% maka yang terinfeksi tanpa vaksinasi penduduk turun 50 persen dengan vaksinasi, maka menjadi 4,3 juta juta penduduk yang terinfeksi, selisih 4,3 juta,
  • Dengan efikasi yang tinggi, maka cakupan rasio vaksinasi bisa dilakukan tidak terlalu tinggi.
  • Tapi kalau efikasinya tidak terlalu tinggi, maka cakupan vaksinasinya harus lebih besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun