Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Perkantoran Kluster Penularan, Pengendara Jadi Sasaran

22 September 2020   07:59 Diperbarui: 22 September 2020   11:37 1786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KOMPAS.COM/GARRY LOTULUNG

Kementerian Komunikasi dan Informatika (65 kasus), Kementerian Pertahanan (64 kasus), Kementerian Keuangan (61 kasus), Asrama Cendrawasih Pemda Papua (60 kasus) dan Dinas Kesehatan DKI (55 kasus). 

Data yang memprihatinkan ini justru aparat ASN khususnya kementrian kesehatan yang selama ini jadi tulang punggung pemerintah untuk memberikan edukasi dan teladan pada masyarakat justru kedodoran menjadi kluster utama sarang penularan.

Data lain menunjukkan bahwa kluster rumah makan juga banyak dilaporkan sebagai kluster penularan. Hal ini didukung oleh fakta ilmiah yang diungkapkan Penelitian CDC menunjukkan bahwa rumah makan, kedai kopi atau restoran justru menunjukkan 4 kali lebih beresiko dari pada penularan di kendaraan umum.

Apa makna semua itu? Tampaknya selama ini upaya untuk selalu menyalahkan masyarakat sebagai biang penyebab wabah yang tidak terkendali menjadi tidak relevan dan jangan diteruskan. 

Memang benar ada beberapa masyarakat yang belum dispilin, tetapi selama ini media dan pejabat selalu berlebihan menganggap masyarakat Indonesia adalah biangnya kesalahan penanganan wabah. 

Sehingga masyarakat sudah terancam kesehatan dan terpuruk dalam ekonomi, dibebani lagi dengan vonis menjadi masyarakat yang paling tidak disiplin di muka bumi ini. 

Apalagi penindakan operasi yang berlebihan ketika masyarakat mengeluh menurunkan masker didagu saat berkendaraan di jalan raya atau tidak memakai masker di dalam mobil langsung mendapat sangsi denda dan sanksi sosial. Padahal jalan raya buka tempat yang beresiko terjadi penularan.

Selama ini tidak disadari sumber penularan justru lebih banyak ada dalam perkantoran. Selama ini para karyawan perkantoran mungkin saja banyak tidak memakai masker, menurunkan masker atau tidak menjaga jarak saat dalam ruangan. Karena, para karyawan menganggap di dalam kantor aman. 

Selama ini teman kantor dianggap sehat karena di pintu masuk kantor semua sudah ditembak Thermo Gun dan harus cuci tangan. Inilah yang menyesatkan, karena kasus OTG justru adalah musuh yang tidak kelihatan di sekitar karyawan kantor tetapi dianggap bersih. Mungkin hal inilah yang membuat berbagai perkantoran khususnya instansi pemerintah banyak yang kebobolan jadi kluster utama.

Hal lain yang membuat perkantoran, rumah makan, tempat ibadan dan pasar sebagai kluster utama karena CDC dan WHO telah merevisi rekomendasi pencegahan bahwa penularan lewat udara harus lebih diperhatikan. Sehingga tempat tertutup justru menjadi sangat rawan dibandingkan tempat terbuka seperti jalan raya.

Tampaknya penanganan selanjutnya bukan lagi menyalahkan masyarakat  tetapi melakukan evaluasi mengapa justru kluster utama justru diperkantoran khususnya instansi pemerintahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun